Mahalnya Harga Tiket Pesawat Gerus Pendapatan Pedagang dan Sopir

Konten Media Partner
15 Mei 2019 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Bandara Sultan Babulllah Ternate tampak lengang. Para sopir angkutan tengah berkumpul menunggu penumpang. Foto: Rizal Syam/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Bandara Sultan Babulllah Ternate tampak lengang. Para sopir angkutan tengah berkumpul menunggu penumpang. Foto: Rizal Syam/cermat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Naiknya tarif tiket pesawat sejak awal tahun ini berdampak terhadap banyak hal. Salah-satunya yakni sepinya penumpang, yang lantas berpengaruh terhadap turunnya pendapatan para sopir angkutan bandara.
ADVERTISEMENT
"Sudah sekitar tiga bulan ini pendapatan kami berkurang," beber Mansur, lelaki paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkutan Bandara Sultan Babullah, Ternate.
Mansur menganggap sepinya penumpang merupakan imbas dari tarif tiket pesawat yang mengalami kenaikan."Sekarang coba kamu lihat, jam segini biasanya para sopir itu sudah keluar (dapat penumpang), tapi sekarang masih banyak (yang di bandara)," ujar Mansur sambil menunjuk para supir yang sedang berkumpul di dekat pintu kedatangan.
Mansur bercerita bagaimana belakangan ia melihat penumpang yang turun, jumlahnya tak seramai seperti tahun lalu. Mansur bilang, beberapa waktu lalu, saat sebuah pesawat mendarat, penumpangnya tak lebih dari 20 orang.
Maskapai penerbangan milik Sriwijaya Air saat bersiap lepas landas di Bandara Sultan Baabullah Ternate, Maluku Utara. Foto: Olis/cermat
Sebelum terjadi kenaikan tarif tiket pesawat, Mansur mengaku dalam sehari bisa 3-4 kali mengangkut penumpang. Kini ia dan teman-temannya paling banyak dua kali membawa penumpang dari bandara. "Kadang juga cuma satu kali," katanya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dialami Mansur dan para sopir di Bandara Sultan Babullah, juga dirasakan oleh para pendagang. Salah-seorang pedagang yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, sejak Januari omzet tokonya menurun. Hal itu karena jumlah pengunjung di bandara berkurang.
"Kalau sebelumnya saya bisa dapat Rp 2 juta per hari, tapi sekarang sudah susah. Dapat Rp 1 juta juga sudah Alhamdulillah," ujarnya saat ditemui cermat di depan tokonya di pelataran bandara, Rabu (15/5).
Dari pentauan cermat, suasana bandara terlihat lengang, beberapa toko tampak tutup. Tumpukan meja dan kursi tersusun di depannya.
Keduanya berharap, pemerintah punya solusi terbaik, sehingga bisa mengembalikan kondisi seperti semula. "Saya berharap supaya harga tiket diturunkan saja. Soalnya kalau penumpang minim, dampaknya sampai ke torang (kita)," ucap pedagang tersebut.
ADVERTISEMENT
---
Rizal Syam