Mahasiswa di Ternate Gelar Aksi Dukungan untuk Buruh Es Krim Aice

Konten Media Partner
2 Maret 2020 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembakaran bungkusan es krim di depan Gedung PT Cakrawala Samudera Biru, Kota Ternate. Foto: Fardi M. Nur/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Pembakaran bungkusan es krim di depan Gedung PT Cakrawala Samudera Biru, Kota Ternate. Foto: Fardi M. Nur/cermat
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa untuk Buruh Serikat Gerakan Buruh Bumi Indonesia (SGBBI), pada Senin (2/3) menggelar aksi unjuk rasa di Ternate, Maluku Utara. Aksi ini untuk memberikan dukungan terhadap buruh PT Alpen Food Industri (PT AFI).
ADVERTISEMENT
Aksi ini dibuat di depan Gedung PT Cakrawala Samudera Biru, Kota Ternate. Koordinator aksi, Aslan Syarifudin, kepada cermat, mengatakan, kantor pusat PT AFI yang berada di Bekasi sampai sekarang masih terjadi pemogokan kerja oleh para buruh.
“Sejak 21 Februari 2020, sekitar 600 buruh es krim Aice, PT AFI, melakukan pemogokan setelah gagalnya perundingan yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Keresahan para buruh antara lain, kondisi buruh yang tidak memadai, penggunaan buruh kontrak, buruh hamil dipekerjakan pada malam hari hingga tingginya kasus keguguran,” jelas Aslan.
Ia bilang, pengusaha juga tega membayarkan bonus buruh dengan cek mundur yang ternyata kosong. Pada 4 Januari 2019, serikat pekerja dan pengusaha memang membuat perjanjian pembayaran bonus untuk 600 orang dengan jumlah Rp 1 juta per orang.
ADVERTISEMENT
“Pengusaha perusahaan mengaku tidak mampu untuk membayar sekarang, sehingga buruh pun setuju menerima pembayaran cek mundur, pencairannya bisa dilakukan jika setelah satu tahun,” ungkapnya.
Saat hendak dicairkan, kata Aslan, pada 5 Januari 2020, cek tersebut ternyata kosong dan tidak bisa dicairkan. Ia mengaku, jika para buruh melakukan protes terhadap perusahaan, maka akan dikenakan mutasi sepihak, sanksi, skorsing hingga pemutusan kerja.
“Aksi ini untuk menuntut yang sekira ada 22 tuntutan, salah satunya adalah stop untuk memperkerjakan buruh perempuan di malam hari,” ucapnya.
“Ada 20 kasus keguguran yang telah terjadi, selanjutnya stop surat peringatan dan mengintimidasi serikat buruh yang ada di Indonesia, khususnya Bekasi,” tegasnya.
Menurut dia, aksi akan tetap dilanjutkan dengan melibatkan massa yang lebih banyak lagi. “Sikap kami, menolak keras distributor es krim Aice di Kota Ternate yang hanya semena-mena menjual tanpa memerhatikan penderitaan buruh,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
---
Reporter magang cermat (partner kumparan): Fardi M. Nur