Melihat 100 Hari Kerja Ternate Andalan

Konten Media Partner
3 Agustus 2021 20:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota M. Tauhid Soleman dan Rizal Marsaoly saat konsultasi publik. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota M. Tauhid Soleman dan Rizal Marsaoly saat konsultasi publik. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Kota Ternate yang dipimpin oleh Wali Kota M. Tauhid Soleman dan Wakil Jasri Usman, pada Selasa (3/8) hari ini, sudah memasuki 100 hari sejak dilantik pada 26 April 2021 oleh Gubernur Maluku Utara di Sofifi.
ADVERTISEMENT
Usai dilantik, Wali Kota M. Tahuid Soleman dan Jasri Usman langsung mematangkan program 100 hari kerja dalam kabinat mereka yang disebut Ternate Mandiri dan Berkeadilan atau Ternate ANDALAN, dengan memprioritaskan 5 program yakni:
Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman saat melakukan penanganan COVID-19 di Batang Dua. Foto: istimewa
Lima program tersebut menjadi starting awal visi pemerintahan Ternate ANDALAN ini. Sebab itu, publik ingin melihat apa inovasi yang telah dilakukan dari 5 program tersebut.
Sahrony A. Hirto, dosen Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, ketika dihubungi cermat malam ini mengatakan, program 100 hari kerja adalah standarisasi dalam prioritas visi selama 5 tahun kepemimpinan.
Selama 100 hari kerja, katanya, birokrasi diperkenalkan dengan program unggulan, “yang nantinya dikerjakan oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah), agar terbiasa melakukan kerja dengan inovasi dalam program unggulan tersebut,” ujar Ony, sapaan akrab Sahrony.
kegiatan Konsultasi Publik. Foto: Istimewa
Meski begitu, Ony bilang, dalam program 100 hari kerja, tidak bisa dinilai pemerintahan ini berhasil dan tidak tetapi, inovasi dalam menyelesaikan masalah yang menjadi ukuran penilaian.
ADVERTISEMENT
“Pada pemerintahan Ternate Andalan ini, yang baru adalah penanganan COVID-19. Tapi, masalah sampah dan air bersih adalalah masalah lama kota ini. Jadi, yang harus dilihat adalah, apa inovasi baru pemerintahan ini dalam menyelesaikan masalah sampah dan air bersih,” tambahnya.
Rizal Marsaoly, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, ketika ditemui cermat mengatakan, program 100 hari itu dibuat sebagai ‘pijakan awal’ untuk memotivasi perangkat daerah atau OPD, untuk mencapai RPJMD.
“Dari posisi itu, kita bisa menilai OPD mana yang merespons dan konsisten mewujudkan visi misi Ternate yang Mandiri dan Berkeadilan atau disebut Ternate ANDALAN,” kata Rizal.
Katanya, beberapa kegiatan pendukung pelaksanaan 5 program di atas, telah terlaksanakan melalui beberapa OPD teknis terkait, baik itu pelaksanaan secara teknis di lapangan, maupun ketersediaan dukungan berupa regulasi.
ADVERTISEMENT
“Kami akui dan menyadari betul bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan di lapangan dalam mengimplementasi program di atas. Bappelitbangda terus melakukan monitoring dan evaluasi serta intens berkoordinasi dengan OPD teknis terkait, dalam rangka mengoptimalkan kebijakan perencanaan yang lebih baik kedepan,” ujarnya.
Katanya, keberlanjutan dari pelaksanaan program prioritas 100 hari kerja tersebut, sudah terakomodir secara aspiratif, sistematis, dan terencana dalam RPJMD Kota Ternate tahun 2021 hingga 2026, dengan telah melewati beberapa tahapan kaidah perencanaan, yang kemudian akan terimplementasi melalui program dan kegiatan OPD dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya.
M. Tauhid Soleman dan Jasri Usman saat melakukan pendaftaran di KPU Kota Ternate. Foto: Rajif Duchlun/cermat
“Bappelitbangda akan terus mengawal tahapan perencanaan ini, sehingga secara maksimal benar-benar bisa menjawab apa yang menjadi harapan dan cita-cita dalam mewujudkan Ternate ANDALAN, dengan berkolaborasi dan bersinergi dalam program-program inovasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Kolaborasi di Tengah Pandemi

Program 100 hari kerja, bagi Rizal, memang belum sempurna. Ada kekurangan bahkan kendala. Apa lagi di tengah pandemi dan refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah pusat terhadap daerah. Meski begitu, Kabinet Ternate ANDALAN terus berupaya hingga dapat kolaborasi dengan pihak ketiga.
Pelibatan pihak ketiga itu terlihat ketika perusahan pertambangan dan hilirisasi yakni Harita Nickel menyerahkan 1 unit truk pengangkut sampah kepada Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman.
“Selain itu, ada bantuan kendaraan roda tiga dari Bank Indonesia, dan beberapa swalayan di Kota Ternate,” ungkap Rizal.
Katanya, beberapa swalayan yang tersebar di beberapa kelurahan di Kota Ternate juga akan menyumbangkan masing-masing 1 unit kendaraan roda tiga. Kendaraan tersebut dapat digunakan untuk mengangkut sampah di beberapa gang di kelurahan, yang tidak dapat dijangkau oleh truk pengangkut sampah.
ADVERTISEMENT