Melihat Gerakan Sedekah Sampah di Ternate

Konten Media Partner
22 Januari 2020 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerakan sedekah sampah di Ternate. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gerakan sedekah sampah di Ternate. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Mengusung gerakan ‘Ternate Sedekah Sampah’, sejumlah komunitas berhasil menerima 1,1 ton sampah dalam jangka waktu dua minggu. Sampah yang diberikan warga itu kemudian dijual ke Bank Sampah.
ADVERTISEMENT
“Sampah yang sudah dijual itu hasilnya nanti insyaallah disimpan untuk membangun rumah singgah keluarga pasien RSUD kelas III,” ujar Ketua Jaringan Komunitas Ternate (Jarkot), Zandry Aldrin, saat ditemui cermat, Rabu (21/1).
Gerakan ini memang dibuat oleh sejumlah komunitas, yaitu Jarkot, Sahabat Salihah Ternate, Kalumata Pecinta Alam, Gerakan Asik Sedekah (GAS), MOVE Pemuda Hijrah, Save Akegaale, GMPKT, lxsecond, Overhead Moris, Genpi Malut, Explore Ternate, dan Warung Posisi.
Zandry menceritakan, semua berawal dari gerakan sedekah makanan yang dilakukan istrinya, sekira sembilan bulan lalu. Istrinya, Fitri, bersama beberapa rekannya, saat itu memang rutin membuat makanan kemudian secara sukarela memberikan ke sejumlah keluarga pasien RSUD kelas III.
“Karena sering, terus semakin lama dia (Fitri) lihat keluarga pasien itu selalu tidur di emperan kalau malam. Dan kalau sudah subuh, itu biasa bangun gulung tikar, karena cleaning service sudah datang,” cerita Zandry.
Sampah yang disedekahkan warga. Foto: Istimewa
Kebiasaan para keluarga pasien yang tidur beralaskan seadanya itulah yang membuat Fitri berkeinginan membuat rumah singgah gratis untuk mereka. Zandry awalnya merasa keinginan istrinya terlalu berat.
ADVERTISEMENT
Namun, belakangan ia merasa hal itu bisa dilakukan. Hanya saja, untuk mengontrak rumah dan dijadikan sebagai tempat istirahat para keluarga pasien tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Ide itu akhirnya datang juga. Bersama sejumlah komunitas, mereka berusaha mengumpulkan sampah kemudian dijual ke Bank Sampah. Hasilnya, kata dia, memang tidak terlalu besar.
“Kalau nominalnya kecil sekali. Kemarin 1,1 ton dijual kalau tidak salah sekitar Rp1.070.000 saja,” ucapnya.
Ia bilang, sebenarnya ada tujuan lain dari gerakan sedekah sampah ini. Tidak sekadar untuk mengumpulkan uang saja. Ia bersama sejumlah pelaku komunitas berusaha memberikan edukasi tentang penanganan sampah dari hulunya.
Gerakan sedekah sampah oleh sejumlah komunitas di Ternate. Foto: Istimewa
Tong (kami) ingin ajak, kan selama ini, bentuk gerakannya selalu angkat sampah dari berangka (kali mati). Nah itu yang tong tra (tidak) mau, tong mau kase putus itu, sebelum masuk ke berangka,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tidak semua jenis sampah yang mereka terima dari warga. Hanya botol plastik, kertas, dan kardus. Kendati baru pertama kali dibuat, antusias warga sangat tinggi. Ada yang menghubungi lewat nomor kontak yang mereka pasang di poster, ada juga yang antar langsung ke alamat sedekah sampah.
Sementara ini alamatnya terpusat di Kelurahan Jati dan Kalumata. Biasanya, yang menghubungi lewat kontak telepon, mereka berusaha untuk menjemput langsung.
Ia mengaku, gerakan ini rencananya akan dilaksanakan dua pekan sekali. “Insyaallah Februari bikin lagi,” katanya.
Kegiatan ini, menurut dia, bagian dari menegur pihak terkait agar lebih maksimal lagi menjalankan program penanganan sampah. Namun, bagi dia, bukan berarti masalah ini semua dilimpahkan ke pemerintah. Dari tingkat keluarga pun, upaya menangani sampah bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Memang di tingkat keluarga dianggap hal kecil. Tapi kadang hal-hal kecil terasa berat sekali,” jelasnya.
Ia berharap, gerakan sedekah sampah seperti ini dapat dibuat hingga ke tingkat kelurahan. “Gerakan ini memang masih kecil. Jadi begini, intinya isu besarnya itu sampahnya, rumah singgahnya hanya efek yang bisa dikejar,” tutupnya.