Menkumham Imbau Selesaikan Berbagai Masalah di Rutan

Konten Media Partner
17 Agustus 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara HUT ke-74 RI di Rutan Kelas II B di Jambula, Ternate, Maluku Utara. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Upacara HUT ke-74 RI di Rutan Kelas II B di Jambula, Ternate, Maluku Utara. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Masalah over kapasitas pada lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan (Rutan) di Indonesia menjadi perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sebab, rata-rata jumlah lapas dan rutan dihuni para warga binaan di atas 100 persen. Ini adalah sumber masalah. Bahkan menjadi alasan terjadinya sejumlah penyimpangan.
Hal ini disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Maluku Utara (Malut) M. Al Yasin Ali pada upacara HUT ke - 47 Republik Indonesia tahun 2019 di Rutan Kelas IIB Jambula Ternate, Sabtu (17/8/2019).
Menurut Yasonna, sejauh ini, masih banyak dugaan pelanggaran yang mencuat di balik Lapas dan Rutan. Seperti pengendalian narkotika, penyalahgunaan ponsel, hingga pungutan liar. "Ini semua berakar pada masalah kelebihan penghuni," katanya.
Bahkan, kata dia, Lapas dan Rutan belum mampu move-on, sehingga terpontang-panting dihajar berbagai isu-isu klasik yang tak kunjung habis.
Wakil Gubernur Maluku Utara M Yasin Ali saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa
Hal ini terlihat dari berbagai pemberitaan yang berseliweran di lini media massa dan media sosial. Nyaris tak pernah sepi. "Kita harus membangun awareness (kesadaran), agar kita tidak selalu menjadi bulan-bulanan," katanya.
ADVERTISEMENT
Langkah pembenahan itu, kata dia, harus dilakukan melalui program revitalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan. Ini sesuai dengan tema perayaan HUT ke-74 Republik Indonesia ini, yaitu SDM Unggul Indonesia Maju. "Sama-sama fokus pada upaya peningkatan kualitas SDM," tandasnya.
Menurut dia, revitalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan harus mampu menyentuh berbagai program pembinaan, sehingga dapat mengantarkan para warga binaan ini menjadi manusia yang berkualitas, terampil, dan mandiri. "Agar mereka mampu berkontribusi dalam peningkatan SDM, yang mendukung perekonomian nasional," tuturnya.
Yosonna bilang, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas SDM ini, kita harus memandang persoalan kelebihan isi penghuni dari sisi yang berbeda. "Ini sebagai modal utama dalam pembangunan nasional," katanya.
Olehnya itu, peran strategis dari jajaran pemasyarakatan dalam peningkatan kualitas hidup, penghidupan, dan kehidupan bagi warga binaan menjadi urgen. "Warga binaan di Lapas dan Rutan saat ini adalah SDM yang masih terabaikan," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia menilai, kelebihan isi penghuni menunjukan bahwa Lapas dan Rutan sejatinya memiliki aset dan potensi luar biasa, untuk mendukung berjalannya kegiatan yang bersifat massal. "Seperti kegiatan ekonomi kreatif," ucapnya.
Ekonomi kreatif, menurut dia, merupakan sektor strategis dalam pembangunan nasional. Salah satu potensi yang dapat digali adalah industri kreatif yang berkaitan dengan kebudayaan dan kearifan lokal. "Modal ini dapat menjadi sumber kekuatan industri kreatif yang tidak dimiliki oleh bangsa lain," katanya.
Bagi Yasonna, pembinaan kepribadian dan kemandirian harus dijadikan sebagai tolok ukur suksesi jajaran dalam mengantarkan warga binaan menjadi manusia yang taat dan mandiri. "Agar bisa hidup lebih baik, sekaligus ikut berkontribusi dalam pembangunan nasional," jelasnya.
Lapas, menurut Yasonna, harus ditransformasi menjadi institusi yang mampu menyiapkan masyarakat tangguh, berketerampilan, dan memiliki produktifitas tinggi, sekaligus siap berkompetisi dalam persaingan global. "Terutama melalui lapas minimum security," katanya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan program tersebut, lanjut dia, dapat dielaborasi dengan menggerakkan roda perekonomian melalui sektor industri kecil dan menengah, dalam kerangka pembangunan nasional. "Maka pada akhirnya dapat menghasilkan pendapatan negara bukan pajak sebagai bentuk kontribusi jajaran pemasyarakatan kepada negara," jelasnya.
Ia menegaskan, kelebihan isi penghuni pada Lapas dan Rutan jangan dipandang sebagai kelemahan atau sumber segala permasalahan. Tetapi harus dikelola dan dimanfaatkan menjadi kekuatan tersendiri.
"Jadikan sebagai peluang dan tantangan untuk berkontribusi positif. Dengan memiliki human capital yang besar, Lapas dan Rutan harus mampu mentransformasikan potensi ini menjadi kegiatan ekonomi kreatif," pungkasnya. (C04)
Editor: Olis