MUI, PHBI, dan Pemkot Ternate soal Salat Idul Adha: Boleh 9 atau 10 Juli

Kantor Wali Kota Ternate. Foto: Istimewa

MUI, PHBI, dan Pemerintah Kota Ternate akhirnya memberi keluasan kepada masyarakat dalam pelaksanaan salat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 Hijriyah.

Dalam surat imbauan bersama yang dikeluarkan pada Selasa (5/7), dijelaskan bahwa masyarakat boleh melaksanakan Salat Idul Adha pada Sabtu, (9/7) atau Minggu, (10/7).

Kabag Humas dan Protokoler Setda Ternate Agus Fian Jambak mengatakan, imbauan tersebut setelah mencermati masukan dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh agama.

Artinya, kata Agus, Pemkot Ternate tetap memberi keleluasan kepada masyarakat untuk melaksanakan salat Idul Adha dari 2 penentuan tersebut.

Agus pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak menjadikan perbedaan ini sebagai polemik yang berkepanjangan.

Sebelumnya, pemkot menetapkan salat Idul Adha pada Sabtu (9/7) setelah rapat bersama MUI, PHBI, Kakanwil Kemenag, dan Pengurus Badan Ta'amir Al-Munawar.

Ketua MUI Ternate H. Usman Muhammad mengatakan, ketetapan tersebut berdasarkan masukan dari berbagai pihak.

"Karena pelaksanaan wukuf di Arafah pada Jumat 8 Juli," jelas Usman, Senin (4/7).

Ia bilang, jika ada yang melaksanakan salat Idul Adha pada Minggu (10/7) pun tak masalah. "Tidak ada yang melarang," tandasnya.

Belakangan, Kepala Kanwil Kemenag Ternate Amir Tomagola yang sempat ikut dalam keputusan MUI, PHBI dan Pemkot, akhirnya mengikuti pemerintah pusat.

Amir mengatakan, keputusan tersebut menindaklanjuti SK Menteri Agama KMA Nomor: 668 tahun 2022.

"Ini setelah kami berkoordinasi dengan atasan di Kemenag Malut," ucap Amir kepada cermat.

Amir bilang, pihaknya akan mengeluarkan surat edaran untuk ditujukan ke seluruh instansi di bawah Kemenag.

"Seperti kepala madrasah dan guru, kepala KUA, staf, serta para pegawai. Adapun lokasi salatnya di Asrama Haji, Ngade," jelasnya.

Ia mengaku sudah mengundurkan diri sebagai khatib yang sempat disepakati oleh MUI, PBHI dan Kesra Setda Pemkot Ternate.