Nurul Agustina, Ojek Online Perempuan Pertama di Maluku Utara

Konten Media Partner
31 Oktober 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurul Agustina (22 tahun) menjadi perempuan pertama yang bekerja sebagai driver online di Ternate. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Nurul Agustina (22 tahun) menjadi perempuan pertama yang bekerja sebagai driver online di Ternate. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nurul Agustina (22 tahun) menjadi perempuan pertama yang bekerja sebagai driver Grab di Kota Ternate, Maluku Utara. Ia memulainya pada awal Januari 2020.
ADVERTISEMENT
Bermula dari keinginannya untuk mencari kerja sampingan, ia kemudian mendaftarkan diri sebagai driver ojek online (ojol) di Ternate.
Perempuan yang lahir di Halmahera Selatan (Halsel) ini, cukup giat menekuni profesi sebagai pengemudi transportasi online.
"Motivasi saya adalah ingin bekerja sampingan selain dengan pekerjaan tetap," kata Nurul, kepada cermat, Jumat (29/10).
Menjadi satu-satunya driver ojol perempuan memang terasa ganjil baginya, namun saat ini, kata Nurul, jumlah driver ojol perempuan sudah bertambah.
"Selain saya, sekarang sudah ada satu lagi perempuan yang juga jadi driver, kadi kami sudah ada dua orang," ucapnya.
Nurul bilang, keuntungan yang didapatnya sangat bergantung pada jumlah pemesan ojek online di aplikasi Grab-nya.
Meski hanya sebagai kerja tambahan, ia tampak gembira dengan profesi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan orderan yang saya dapat itu perempuan, kadang juga laki-laki, tapi itu jarang," ujarnya.
Pada tahun 2018, ia lulus SMA di Sidangoli, Halmahera Barat (Halbar). Sosok perempuan yang dikenal tekun ini mencoba peruntukan sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di sebuah toko.
"Saya belum memilih kuliah, yang penting cari kerja dulu," ujar Nurul.
Baginya, keuntungan dari menjadi seorang driver ojol tak hanya soal uang dan barang, lebih dari itu, bisa saling mengenal dan akrab dengan pelanggan.
"Intinya jangan gengsi dengan pekerjaan. Seorang perempuan harus bekerja keras untuk meraih masa depannya," tandasnya. (RHH)