Pakativa Buat Penguatan Usaha Petani Kelapa dan Hortikultura di Maluku Utara

Konten Media Partner
19 September 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani di Halmahera Selatan, Maluku Utara, saat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pakativa. Foto: Dokumentasi Pakativa.
zoom-in-whitePerbesar
Petani di Halmahera Selatan, Maluku Utara, saat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pakativa. Foto: Dokumentasi Pakativa.
ADVERTISEMENT
Hasil temuan Perkumpulan Pakativa di Maluku Utara, turunan produksi hasil kelapa yang mencapai 50 jenis produk hingga kini belum dimanfaatkan oleh petani di Maluku Utara (Malut).
ADVERTISEMENT
Para petani, saat ini, masih mengandalkan kopra sebagai sumber pendapatan utama. Karena itu ketika harga kopra anjlok petani menjadi terpuruk.
Sementara, hasil lain dari kelapa seperti tempurung, air dan sabuk kelapa hanya dibuang percuma. Begitu juga dalam usaha pertanian. Untuk usaha yang berfokus pada jenis hortikultura, belum banyak diusahakan. Akhirnya banyak lahan tidak termanfaatkan.
Praktek pembuatan minyak kelapa oleh petani di Halmahera Selatan, wilayah dampingan Perkumpulan Kapativa. Foto: Dokumentasi Pakativa
Melihat persoalan tersebut, Perkumpulan Pakativa bersama dua instansi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara, yakni Dinas Perindustrian Perdagangan dan Dinas Pertanian, untuk memberi penguatan usaha kepada para petani di tiga desa dampingan Pakativa, di Kecamatan Gane Barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. Kegiatan tersebut diselenggarakan sejak 11 hingga 15 September 2020.
Tiga Desa tersebut adalah Samo, Posi-posi, dan Gumira. Para petani di tiga desa ini mendapatkan pelatihan khsusus pembuatan arang tempurung, briket, dan minyak kelapa, serta usaha pertanian hortikultura atau sayur-mayur.
ADVERTISEMENT
Direktur Perkumpulan Pakativa Faisal Ratuela kepada cermat, Sabtu (19/9) menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari itu, untuk penguatan -penguatan ekonomi petani. Sebab, potensi hasil kelapa kelapa di Malut begitu melimpah, tetapi hanya dimanfaatkan untuk jadi kopra.
Para fasilitator saat mempraktekkan pembutan minyak kelapa, yang difasilitasi oleh Perkumpulan Pakativa. Foto: Dokumentasi Pakativa.
Sementara, Faisal bilang, hasil turunan lainnya dari kelapa terbuang percuma. Ini yang melecut pengurus Pakativa memberikan pelatihan kepada para petani dan kelompok masyarakat setempat.
“Pelatihan ini karena kami punya komitmen awal bagaimana memikirkan cara lain bagi petani kelapa di Malut terutama di daerah dampingan untuk memanfaatkan produk turunan dari kelapa, tidak hanya sekadar membuat kopra,” jelas Faisal.
Selain itu, katanya, untuk pelatihan pertanian hortikultura bagi petani setempat, karena selain memiliki lahan yang luas sebagian petani sudah tidak lagi menanam sayur mayor. Mereka, para petani, kadang lebih senang membeli sayur-mayur yang dijual di pasar padahal lahan mereka dibiarkan tak ditanami.
Para petani wilaya dampingan Perkumpulan Pakativa di Halmahera Selatan, antusias mengikuti praktek pembuatan minyak kelapa. Foto: Dokumentasi Pakativa.
“Upaya ini dilakukan agar mereka bisa berdaya memenuhi kebutuhan pangan mereka. Para petani selama ini hanya mengandalkan alam. Mereka belum memanfaatkan sumberdaya organik yang dimiliki walaupun banyak di sekitar mereka,” ungkap Faisal, saat pelatihan bertajuk Pengembangan Ekonomi dalam Bingkai Pengelolaan Sumberdaya Alam.
ADVERTISEMENT
Ikram Sangaji, salah satu fasilitator dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Utara mengatakan, pelatihan ini sangat penting karena akan membantu warga untuk mengembangkan usaha rumah tangga mereka. Misalnya, untuk produksi minyak kelapa dan virgin cocanut oil (VCO).
Dalam pembuatan minyak kelapa, warga diberi pengetahuan cara pembuatan yang sederhana dan cepat disbanding cara tradisonal yang dibuat warga yang membutuhkan waktu sampai 24 jam. Sementara dengan teknik peragian, mereka warga bisa mendapatkan minyak kelapa dalam waktu hanya satu sampai dua jam saja.
Petani antusias mengikuti pelatihan yang difasilitasi oleh Perkumpulan Pakativa. Foto: Dokumentasi Pakativa
“Warga sangat antusias dan ini sangat baik untuk pengembangan usaha ekonomi warga,” ujar Ikaram.
Ikram bilang, begitu juga dalam pemanfaatan pembuatan arang tempurung. Warga juga sangat tertarik. Ke depan, harapannya, akan membuat warga bisa memanfaatkan hasil kelapa yang tidak terbuang percuma ini, menjadi sumber pendapatan.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Usman Umar, Sekretaris Desa Posi -posi, Gane Barat Utara. Menurutnya, pada kondisi saat ini, warga sangat membutuhkan pelatihan, perhatian, yang lebih pada aram bagaimana mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar meraka.
Susana pelatihan bagi petani yang difasilitasi oleh Pakativa. Foto: Dokumentasi Pakativa.
“Pelatihan seperti ini sangat membantu warga untuk menambah pendapatan (secara ekonomi) terutama dalam memanfaatkan hasil kelapa yang selama ini masih dibuang terutama tempurung. Begitu juga dalam pembuatan minyak kelapa yang selama ini masih sangat manual bisa dibuat lebih cepat dengan hasil yang lebih baik,” kata Usman.
Kepala Desa Gumira Amirudin Ishak mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena ikut membantu masyarakat meningkatkan perekenomian mereka, terutama di bidang pertanian tanaman hortikultura dan pemanfaatan hasil kelapa.
ADVERTISEMENT
“Kita tahu kondisi saat ini dengan wabah COVID-19 serta anjloknya harga kopra, membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan ekonomi masyarakat,” katanya.
Pihaknya turut menyampaikan terima kasih kepada Perkumpulan Pakativa bersama Disperindag serta Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara. “Kami berharap ada kelanjutan kegiatan seperti ini ke depannya,” harapnya.