Pekramat Akan Menerbitkan Kamus Bahasa Daerah di Maluku Utara

Konten Media Partner
1 Juni 2019 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dari Kiri ke kanan: Wakil Ketua Umum PEKRAMAT Suria A Hasan, Ketua Umum Hasfian Hasyim, Sekretaris Jendral Amdurahman Soleman. Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Dari Kiri ke kanan: Wakil Ketua Umum PEKRAMAT Suria A Hasan, Ketua Umum Hasfian Hasyim, Sekretaris Jendral Amdurahman Soleman. Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pekerja Ekonomi Kreatif Maluku Utara (PEKRAMAT) Suria A Hasan mengemukakan, tidak sedikit anak usia sekolah yang tidak tahu lagi bahasa daerah. Olehnya itu, ia mendukung program kerja Departemen Penerbitan PEKRAMAT untuk menerbitkan kamus bahasa daeah.
ADVERTISEMENT
“Ada murid yang merdu menyanyi bahasa daerah, namun tidak tahu artinya. Bahkan, ada guru yang mengaku tidak percaya diri menggunakan bahasa daerah. Olehnya itu, saya mendukung program penerbitan kamus,” ungkap Suria, setelah pelantikan pengurus PEKRAMAT di Safirna Transito Hotel, Ternate, Sabtu (1/6).
pengurus PEKRAMAT memang sudah mengidentifikasi beberapa komunitas yang telah meneliti untuk membuat kamus bahasa daerah, hanya saja, beberapa komunitas kreatif belum menerbitkannya menjadi buku saku. Padahal, menurut PEKRAMAT, sudah banyak contoh kasus beberapa bahasa daerah di Malut telah dikatakan punah. Olehnya itu, penting untuk menerbitkan kamus.
Dari salah satu program penerbitan kamus oleh Departemen Penerbitan PEKRAMAT, ada juga program yang diusulkan oleh 15 departemen lainnya, yang akan digodok menjadi rencana tindak lanjut program jangka panjang maupun pendek.
ADVERTISEMENT
Selain usulan program, PEKRAMAT juga menggelar diskusi bertajuk “Orang kreatif dengan Ide Kreatif, akan meciptakan Karya Kreatif yang inovatif dan Berkelanjutan”.
Ketua Umum PEKRAMAR Hasfian Hasyim saat mengambil sumpah jabatan. Foto: Faris Bobero/cermat
Ketua Umum PEKRAMAT Hasfian Hasyim menjelaskan, PEKRAMAT adalah lembaga otonom yang diisi oleh para pegiat komunitas kreatif di Maluku Utara (Malut), yang baru dibentuk pada 21 Mei 2019, guna menjalankan kelancaran program kegiatan Dinas Pariwisata Malut bidang ekonomi kreatif.
Hasfian bilang, sejak ratus tahun silam, Malut telah dihuni oleh orang-orang kreatif. Hal ini dapat terlihat dari karya seni dan budaya baik tersirat maupun yang tersurat. Lebih kongkritnya adalah Bahasa daerah, “hal mana dengan luas wilayah tidak seberapa, mampu memberikan warna bahasa yang terbilang cukup banyak,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bahasa adalah bukti kreativitas, keterampilan serta, bakat individu, yang mampu menciptakan kesejahteraan melalui daya cipta, pemanfaatan daya kreasi, dengan Manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah; mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan pekerjaan, ekspor sekaligus mempromosikan kepedulian sosial, yang dikenal dengan Hak Kekayaan Intelektual.
“Dengan dasar inilah, PEKRAMAT hadir. Betapa bahasa daerah itu penjadi aset penting untuk dijaga. Dengan itu, orang saling berkomunikasi dan menciptakan ide,” tambahnya.
asfian bilang, bahwa dunia kreatif membutuhkan orang-orang berani bertindak dan bukan orang kebanyakan dari setiap karya yang dihasilkan, Dari kreatifitas itu sendiri, di dalamnya terkandung kearifan lokal.
Produksi Film Layar Lebar Selain itu, dalam sambutannuya, Hasfian menyampaikan, salah satu program utama dari PEKRAMAT masa bakti 2019-2023 adalah memproduksi Film Layar Lebar, “Target kami, Film ini dibutar di bioskop setanah air, dan lolos ke Film Eropa,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Malut sebenarnya mempunyai sejarah besar, kolonialisme masuk ke Nusantara karena bukti sumber daya di Malut. Hal ini yang membuat ini yakin bahwa, orang Malut bisa melahirkan ide besar.
Foto bersama pengurus PEKRAMAT usai pelantikan. Foto: Faris Bobero/cermat
Selain itu, ia mengungkapkanbeberapa karya seni murni dari Malut yang memiliki ciri, karakter, dan nilai yang berbeda. Semisal rumah Sasadu di Sahu, Halmahera Barat, adalah salah satu bukti konkrit kreatif arsitektur nenek moyang masyarakat di Halbar, yang memiliki karakter unik, kuat dan tidak ada di daerah lainnya di Indonesia.
“Yang perlu kita ingat, dalam berpikir kreatif kita harus berusaha memiliki tujuan untuk membawa manfaat bagi orang lain (masyarakat). Hal itulah yang akan membawa kita pada perubahan kesuksesan,” ujarnya.
Harapannya, PEKRAMAT dirindukan, ditunggu-tunggu sebagai ajang pertukaran gagasan, bagi para pelaku ekonomi kreatif di Malut. “Baik secara materi, maupun waktu, yang insha Alla, Pekramat hadir sebagai pemantik, atas guyubnya sektor ide dan gagasan bagi pekerja ekonomi kreatif yang ada di Malut, sebagai medium, untuk merawat kelanggengan dalam berkarya,” tambanya.
ADVERTISEMENT
---
Faris Bobero