Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Penularan Lokal Tinggi, LSM Rorano: Maluku Utara Butuh Ketersediaan Lab PCR
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Maluku Utara kembali mengirim spesimen pasien COVID-19 ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk diperiksa. Pasalnya, hingga kini RSUD Chasan Boesoirie belum memiliki laboratorium PCR.
ADVERTISEMENT
Padahal, peningkatan kasus terkonfirmasi positif di Maluku Utara terus terjadi. Berdasarkan data terakhir, jumlah kasus positif sudah mencapai 1077. Alat PCR yang diterima Gugus Tugas dari hibah pemerintah pusat pada 26 Juni 2020 lalu ternyata belum bisa digunakan.
Kondisi ini membuat Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rorano, Asghar Saleh mendesak pemerintah agar secepatnya menyediakan laboratorium PCR untuk pemeriksaan corona.
"Semua skema penanganan harus saling berhubungan dan mendukung. Tak ada gunanya upaya promotif dan preventif tanpa dukungan peralatan yang memadai untuk mempercepat penegakan diagnostik," ucap Asghar kepada Pansus COVID-19 DPRD Maluku Utara. Kamis (9/7).
Urgensi ketersediaan laboratorium PCR ini, menurut Asghar didasarkan pada situasi Maluku Utara yang penularan lokalnya masih tinggi, yakni 1,4 atau di atas ketentuan WHO dan Kemenkes.
"Bagaimana memastikan siapa yang terinfeksi atau tidak jika kita tidak punya lab," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tak bisa memberi pilihan karantina mandiri, sebab masyarakat tidak siap dan uang penanganan COVID-19 masih sangat banyak. Dari Rp 163 miliar, kata Asghar, baru terpakai kurang dari setenganya.
Ia menilai tidak elok melihat perusahaan pertambangan menggunakan beberapa hotel sekaligus untuk karantina karyawan mereka sedangkan pemerintah daerah malah menganjurkan karantina mandiri bagi warganya.
"Karena tidak punya Lab dengan PCR, maka siang tadi 238 spesimen dikirim lagi ke Makassar. Terbanyak dari Ternate, Morotai, dan Sula. Ada juga dari Haltim, Halut, Tidore dan Halbar. Semoga hasil pemeriksaan cepat kembali ke Ternate lagi. Kalau tidak maka akan menumpuk lagi kasusnya," tandasnya.