Persiapan Masyarakat Ternate Barat Hadapi Pandemi Corona

Konten Media Partner
2 April 2020 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Camat Ternate Barat Fami Massa Amin, saat membekali lurah Togafo dan Takome menggunakan alat komunikasi HT, di ruangnya pada Kamis (02/04/2020). Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Camat Ternate Barat Fami Massa Amin, saat membekali lurah Togafo dan Takome menggunakan alat komunikasi HT, di ruangnya pada Kamis (02/04/2020). Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Masyarakat Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate, Maluku Utara tengah mempersiapkan strategi memutus mata rantai wabah Corona di wilayah mereka, dengan mengikuti anjuran WHO, imbauan pemerintah soal menjaga jarak sosial, hingga bertani untuk kesiapan pangan, jika harus karantina wilayah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tradisi membersihkan kampung atau Siboso Gam, juga telah dilaksanakan. Tradisi ini, secara turun temurun dilakukan, ketika wilayah dilanda musibah wabah.
Selama ritual ini, lebih banyak berdiam diri di rumah, tidak menggelar aktivitas selama seminggu. Tak boleh melakukan kebisingan atau aktivitas yang berbunyi, dan selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan.
Dalam seminggu sebelum puncak tradisi Siboso Gam, masyarakat di Kelurahan Loto membaca doa bersama. Foto: Istimewa
“Sebenarnya, tradisi Siboso Gam, sangat efektif kolaborasi dengan anjuran Pemerintah maupun WHO. Dan ini kami laksanakan di kecamatan Ternate Barat,” ungkap Fahmi Massa Amin, Camat Ternate Barat, ketika ditemui cermat, di Kantornya, Kamis (02/04/2020).
Selain itu, kata Fahmi, persiapan tersebut juga membentuk Satgas Tangguh Cegah Covid-9, melibatkan masyarakat dan pemerintah di 7 kelurahan Kecamatan Ternate yakni: Kulaba, Bula, Tobololo, Sulamadaha, Takome, Loto, dan Togafo.
Doa bersama juga dilakukan di masjid, sebelum puncak ritual Sigboso Gam. Foto: Istimewa
“Tujuan ini untuk melakukan edukasi ke masyarakat. Setiap kelurahan, mulai dari RT/RW, tokoh agama, tokoh adat, Babinsa, Puskesmas, dan babinkamtibmas dilibatkan untuk secara bersama memutus matarantai penyebaran Covid-19,” ungkap Fahmi Massa Amin, Camat Ternate Barat, ketika ditemui cermat, di Kantornya, Kamis (02/04/2020).
ADVERTISEMENT
Fahmi mengaku selalu berkordinasi dengan BPBD, langkah apa yang harus diambil jika kemungkinan, di Kecamatan Ternate Barat harus melakukan lockdown atau karantina wilayah.
Tak bisa diabaikan, Ternate menjadi pintu masuk Maluku Utara melalui jalur penerbangan. Kondisi saat ini, tak sedikit orang yang melakukan mudik, berdatangan dari daerah terpapar wabah Corona.
Mau pilih yang mana. Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
Kata Fakmi, data yang diperoleh dari tenaga surveilans di puskesmas, yang selalu turun ke lapangan, di Kecamatan Ternate Barat, ada 3 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 42 orang bestatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).
“Itu yang menjadi tolok ukur pihak kecamatan dan kelurahan dalam rangka untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19 di kecamatan Ternate Barat,” katanya.
Selain itu, Kecamatan Ternate Barat juga bekerjasasama dengan LSM Daulat Perempuan Maluku Utara (Daurmala) dan Wahana Visi Indonesia (WVI), untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat. Meyiapkan sarana air bersih di depan tiap rumah warga, hingga memanfaatkan pekarangan untuk menanam umbi-umbian dan sayuran.
ADVERTISEMENT
Direktur Daulat Perempuan Maluku Utara (Daurmala) Nurdewa Syafar mengatakan, Satgas Tangguh Covid-19 itu dibentuk di tingkat kecamatan.
Selain itu, pihaknya dengan WVI juga akan membrikan edukasi bagaimana menangkal hoaks. Sebab, masih banyak masyarakat yang panik akibat dari itu.
Nurdewa bilang, dari hasil pantauannya di lapangan, untuk saat ini, hampir 95 persen belum ada masyarakat yang menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah masing-masing. Tempat cuci tangan di tempat umum, baru ada di depan kantor camat maupun kelurahan.
“Kader-kader harus ada ember cuci tangan di depan rumah. Kader WVI dan Daurmala harus diperkuat di tingkat RT/RW. Perempuan diarahkan dulu seperti itu,”ujarnya.
Daurmala dan WVI juga bersama masyarakat tengah menyiapkan lahan pekarangan untuk pertanian. Pihanya juga akan menyediakan 1000 bibit berupa: kangkung, tomat, cabai kriting, Sawi, terong, dan Salada, untuk ditanam di pekarangan.“Saat ini kita juga membentuk kelompok pertanian, masing-masing 10 orang,” kata Dewa.
ADVERTISEMENT
Dewa bilang, harus ada langkah antisipasi terkait kemungkinan terburuk. Warga harus menyiapkan ekonominya dengan ketahanan pangan secara mandiri. Terutama menanam pisang maupun umbi-umbian. Tanaman bulanan, yang sudah bisa di panen dalam jangka paling lama 4 bulan. Hal ini juga, bisa meminimalisir masyarakat tidak lagi ke pasar yang berada di tengah keramaian.
Terkait hal itu, Fahmi, Camat Ternate Barat mengatakan, kalua dihitung, lahan pertanian pribadi masing-masing masyarakat di kalurahan, secara keseluruhan itu sekitar 200 hektare lahan yang dimiliki. Sementara itu, lahan milik pemerintah, di masing-masing 7 ada dua hektar.
“Maka cukup untuk memenuhi secara ekonomi ketahanan pangan di tiga bulan atau 4 bulan yang akan datang,” ujar Fahmi.