Polemik Kehadiran Gojek di Ternate

Konten Media Partner
26 Maret 2019 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan transportasi online GOJEK. Foto: Beawiharta/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan transportasi online GOJEK. Foto: Beawiharta/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kehadiran Gojek di Kota Ternate, Maluku Utara masih menjadi polemik. Bahkan, sebagian ojek yang tergabung dalam Komunitas Ojek Ternate akan melakukan aksi penolakan. Sementara itu, sejumlah mitra driver sudah terpantau melakukan aktivitas pada Senin (25/3).
ADVERTISEMENT
Komunitas Ojek Ternate (KOTER), lewat selebaran mereka menegaskan menolak kehadiran Gojek. Dalam selebaran tersebut mengatakan, dengan adanya ojek online yang beroperasi di Ternate maka akan mengambil posisi mereka dan juga menurunkan pendapatan ojek konvensional.
Atas alasan itu, pada Rabu (27/3) besok, KOTER mengajak Aksi Damai 1000 Ojek di Kantor DPRD Kota Ternate, Kantor Walikota Ternate, dan RRI Ternate.
Wahyudi, ketua pangkalan ojek di pelabuhan Armada Semut, Mangga Dua Ternate mengatakan, akan turut terlibat dalam aksi tersebut. “Ya kami di sini akan tetap menolak kehadiran ojek online. Dan akan turun aksi demi solidaritas,” kata Wahyudi ketika ditemui cermat, Selasa (26/3).
Wahyudi bilang, di pangkalan tersebut ada lebih dari 60 tukang ojek yang tercatat. Ia mengkhawatirkan adanya konflik jika ojek online tetap beroperasi di Ternate.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga diungkapkan oleh Andi. Tukang ojek yang biasa mangkal di pangkalan Talamburank, Mangga Dua ini, kehadiran ojek online adalah bentuk ketidakadilan bagi ojek konvensional. “Nanti torang (kami) susah-susah menunggu di pangkalan terus mereka tinggal datang ambil penumpang,” Katanya.
Terbantu dengan Kehadiran Gojek
Di sisi lain, Muksin (30), salah satu tukang ojek mengaku, terbantu dengan kehadiran gojek. Bahkan menambah penghasilannya tiap hari. “Saya rasa ojek online ini cukup membantu saya ya dalam menambah penghasilan. Jadi kalau ada waktu luang saya bisa baojek,” kata Muksin (30).
Muksin baru saja mendaftar sebagai mitra Gojek. Menurutnya, pengalamannya melihat kota-kota lain yang sudah ada ojek online menjadi alasan kenapa ia memilih untuk mendaftar.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Muksin, Haji Ongen juga merasa dengan adanya ojek online ini bisa membantunya menambah penghasilan. Tak hanya itu, Haji Ongen yang juga seorang ASN dan baru mendaftar sebagai driver Gojek ini memandang dengan kehadiran ojek online di Ternate, maka itu merupakan sebuah tanda kemajuan suatu kota.
“Ojek online ini menurut saya bagus. Terjamin semua. Dan yang paling penting semuanya itu jelas. Dari harganya sampai identitas kita,” ujar Haji Ongen ketika ditemui cermat. Menurutnya, dengan kejelasan itu maka hal-hal yang tak diinginkan bisa diminimalisir.
“Kalau ada apa-apa kan kita sudah tahu identitasnya. Dan juga ada asuransi yang didapat oleh pengojek dan penumpang,” tambahnya.
Menurut Supervisor Gojek Ternate, Petrov, sampai saat ini sudah hampir ratusan orang yang sudah mendaftar sebagai mitra. “Untuk angka pastinya kami belum dapat soalnya sampai saat ini terus bertambah,” kata Petrov.
ADVERTISEMENT
Taat Aturan
Terkait aksi damai yang akan dilakukan KOTER memprotes kehadiran Gojek, Head of Regional Corporate Affairs East Indonesia GOJEK, Mulawarman mengatakan belum mengetahuinya. “Kami justru belum memperoleh informasi tersebut. Tapi kami tetap akan mengikuti peraturan yang berlaku di Ternate,” Kata Mulawarman ketika dihubungi cermat.
Mulawarman menegaskan, kehadiran Gojek di Ternate bukan untuk mengambil posisi ojek konvensional, tapi justru hendak membantu mereka agar lebih profesional. “Makanya itu kami lebih mengutamakan ojek pangkalan untuk menjadi mitra Gojek,” ujarnya.
Menurut Muksin dan Haji Ongen, pihak Gojek harus terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar informasi tentang ojek online ini bisa tersampaikan dengan benar. Saat ditanya terkait penolakan ojek konvensional, keduanya sepakat bahwa hal itu wajar saja terjadi.
ADVERTISEMENT
“Dulu waktu ojek pertama muncul di Ternate juga terjadi ketegangan dengan supir angkot. Sesuatu yang baru pasti ada penolakan,” Kata Haji Ongen. “Lagipula semua tergantung rejeki,” imbuh Muksin.
---