news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Puluhan Pedagang Masih Bertahan di Pasar Kota Baru Ternate

Konten Media Partner
9 Mei 2022 18:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ternate, Muhlis S. Djumadil. Foto: Sansul Sardi/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ternate, Muhlis S. Djumadil. Foto: Sansul Sardi/cermat
ADVERTISEMENT
Rencana Pemerintah Kota Ternate merelokasi ratusan pedagang pakaian hingga aksesori di Pasar Sabi-Sabi, rupanya tidak berjalan mulus.
ADVERTISEMENT
Buktinya, puluhan pedagang memilih bertahan berjualan di sejumlah lapak yang disiapkan seorang pengusaha di Kota Baru.
Plt Kepala Disperindag Kota Ternate, Muhlis S. Djumadil, mengungkapkan relokasi pedagang dijadwalkan Kamis (5/5).
"Tapi bertepatan dengan suasana lebaran idul fitri, sehingga ditunda," ucap Muhlis kepada wartawan, Senin (9/5).
Meski pun begitu, sambung Muhlis, pada Minggu (8/5), sebagian pedagang secara sukarela mulai membongkar lapak milik mereka.
"Kita masih berikan toleransi. Sesuai kesepakatan, mereka akan membongkar lapak mereka sendiri. Kita akan pantau terus," katanya.
Berdasarkan data, jumlah pedagang di Pasar Kota Baru berjumlah sekira 100 lebih. Sedangkan lapak yang disiapkan di Pasar Sabi-Sabi sebanyak 180.
"Dari 100-an pedagang, tercatat baru sekitar 40 pedagang yang sudah memiliki nomor untuk menempati lapak Pasar Sabi-Sabi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sebagian pedagang yang sudah membongkar lapaknya sementara berjualan di area Perusda, Gamalama.
"Nanti akan dipindahkan di lantai 2 Pasar Sabi-Sabi. Kami akan buat tangga bagian depan, untuk mempermudah konsumen ketika belanja," jelasnya.
Meski begitu, sekitar 60 pedagang memilih bergeser ke lapak milik seorang pengusaha bernama Haji Tam, yang berdekatan dengan Pasar Kota Baru.
"Nanti kita cek, apakah lokasi Haji Tam itu milik pemkot atau pribadi, punya izin atau tidak. Karena ini menyangkut estetika dan tata ruang wilayah," tegasnya.
Disperindag, sambung Muhlis, akan berkordinasi dengan Wali Kota Ternate hingga Dinas PUPR, Dinas Perhubungan dan Satpol PP. "Kalau tidak mengantongi izin, tentu akan dibongkar," tandasnya.
"Jika pedagang masih ngotot bertahan, lalu tidak memiliki kartu, maka saat relokasi tentu tidak akan bisa menempati lapak di Pasar Sabi-Sabi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi II DPRD Kota Ternate, Mubin A. Wahid, pun mempertanyakan keseriusan Pemkot Ternate terkait relokasi pedagang di Pasar Kota Baru.
"Pertanyaannya, apakah pemkot bisa memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendirikan pasar," tanya Mubin.
Karena dari awal, sambung Mubin, komisi II sudah minta Pemkot agar melakukan penataan dan pemanfaatan secara baik.
"Terkait mana yang dikelola oleh pemerintah dan mana yang dikelola swasta," ucapnya.
Menurut Mubin, Disperindag harus mengkaji terlebih dahulu tentang fungsi lahan milik Haji Rustam, bahwa apakah diperuntukkan untuk hotel atau pasar.
"Kan peruntukkan lahannya harus jelas. Kalau untuk bangunan, harus ada izin mendirikan bangunan dan kalau untuk pasar ada izin usahanya," jelasnya.
Mubin pun mempertanyakan, alasan pemkot memberikan izin kepada Haji Rustam untuk usaha apa. "Apakah izin perhotelan atau perdagangan," tandasnya.
ADVERTISEMENT
"Kan semua ada aturannya. Kalau tata ruang sudah jelas maka pemerintah harus patuh, masyarakat juga harus patuh dan tidak ada tawar menawar lagi," pungkasnya.
---
Sansul Sardi