Sampah Plastik di Ternate Berada pada Level Bahaya

Konten Media Partner
25 November 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr. Halikuddin Umasangaji saat memberikan sambutan pada EXPO FPIK Unkhair 2019. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Halikuddin Umasangaji saat memberikan sambutan pada EXPO FPIK Unkhair 2019. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Penggunaan plastik di Kota Ternate, Maluku Utara, sudah berada pada level yang cukup membahayakan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Dr Halikuddin Umasangaji, kepada awak media, usai acara pembukaan Expo FPIK 2019, Senin (25/11).
“Kami bisa menyebut (penggunaan bahan plastik) seperti itu karena hasil penelitian telah membuktikan,” ujar Halikuddin.
Halikuddin bilang, beberapa penelitian yang dibuat mahasiswanya, membuktikan bahwa mikroplastik ternyata terdapat di dalam perut ikan cakalang.
“Oleh karena itu, kami sebagai pemerhati lingkungan hidup, menaruh perhatian khusus, dan sedini mungkin kami akan memberikan wearnes kepada masyarakat sekitar tentang kesadaran akan pentingnya menangani sampah plastik ini,” ucapnya.
Pihaknya sendiri sudah memulainya dari area kampus. Seperti yang terlihat pada pembukaan Expo FPIK 2019. Tak terlihat botol plastik air mineral di atas meja. Minuman yang disediakan menggunakan tumbler.
ADVERTISEMENT
Halikuddin mengaku, kampanye sampah plastik oleh pihaknya sudah dilakukan di beberapa daerah di Maluku Utara. Seperti di Pulau Makian, Halmahera Selatan, dan di Kota Tidore Kepulauan.
“Kami sempat mengampanyekan pentingnya penanganan sampah plastik ini agar tidak menimbulkan efek ke lingkungan sekitar maupun kepada umat manusia,” tuturnya.
Ia menjelaskan, ekosistem itu ada trofik level, yang secara rantai makanan, manusia mengonsumsi ikan, sementara ikan telah mengonsumsi plastik.
“Nah, itu artinya akumulasi senyawa kimia yang berada di plastik itu semakin besar di tubuh manusia,” paparnya.
Menurut dia, senyawa kimia seperti polietilen dan naftalena yang berada dalam bahan plastik ini merupakan senyawa kimia pemicu kanker.
Senada, Wakil Dekan III FPIK Unkhair, Irwan Abdulkadir, mengatakan isu sampah plastik bukan hal baru. Ia menyebut, beberapa penelitian sejumlah rekan dosennya, memang menemukan mikroplastik pada tubuh ikan.
ADVERTISEMENT
“Itu adalah dampak daripada kegiatan penggunaan bahan plastik yang kemudian dibuang dan semuanya itu bermuara ke laut,” ucap Irwan.
Sampah yang sampai ke laut, kata Irwan, selanjutnya akan mencemari dan turut berdampak pada biota-biota yang ada di laut.
Sehingga pihaknya saat ini terus berusaha memberikan kesadaran kepada sejumlah pihak, terutama kepada mahasiswa agar mulai mengurangi penggunaan sampah plastik.
“Seperti yang dilakukan UKM Mapasir di kampus ini. Mereka sudah sejak awal mulai mengampanyekan pengurangan sampah plastik,” pungkasnya.