Sejumlah Ormas Islam Maluku Utara Minta Habib Rizieq Dibebaskan

Konten Media Partner
18 Desember 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembacaan pernyataan sikap oleh sejumlah ormas yang mengatasnamakan Umat Islam Maluku Utara. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pembacaan pernyataan sikap oleh sejumlah ormas yang mengatasnamakan Umat Islam Maluku Utara. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejumlah Organisasi Masyarakat yang tergabung di dalam Umat Islam Maluku Utara mengecam penetapan status tersangka sekaligus penahanan Habib Rizieq Syihab. Mereka juga mengutuk keras tragedi yang memakan korban meninggal dunia dari Front Pembela Islam (FPI).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada Rabu (16/12) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara bersama dengan sejumlah ormas islam menggelar pertemuan. Hasil pertemuan yang dilangsungkan di Taman Bukit Bintang itu, rencananya bakal dilakukan aksi damai guna memprotes kejadian yang menimpa Habib Rizieq Shihab dan pengikutnya.
Namun, aksi damai yang direncanakan berlangsung usai Salat Jumat (18/12) tak jadi dilakukan. Pasalnya, menurut Ketua MUI Kota Ternate Usman Muhammad, pihak keamanan tidak memberikan izin terhadap aksi tersebut. Alasannya adalah menghindari terjadinya kerumunan, mengingat masih adanya COVID-19.
Habib Rizieq Syihab saat tiba di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Iya tidak diizinkan untuk turun (unjuk rasa), dengan alasan kerumunan. Jadi itu yang kita hindari agar nanti tidak terjadi masalah," kata Usman, saat ditemui cermat di pelataran Masjid Raya Al-Munawar, Jumat (18/12).
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sempat melancarkan protes saat melakukan pertemuan dengan Kapolda Maluku Utara Irjen Pol. Risyapudin terkait alasan tersebut dengan membandingkan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
"Kapolda alasannya bahwa itu kan di masing-masing daerah punya regulasi. Makanya saya minta kepada pihak kepolisian supaya adil dalam penegakkan hukum," katanya.
Kendati telah mengambil kesepakatan dengan aparat kepolisian menyangkut tidak dilaksanakannya unjuk rasa, akan tetapi ia mengaku tak bisa melarang jika ada pihak-pihak lain yang masih melakukan aksi protes. Usman juga menegaskan pihaknya tak berada di bawah tekanan ketika mengambil kesepakatan untuk membatalkan unjuk rasa.
"Artinya kita harus memahami ini juga karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19," katanya.
ADVERTISEMENT
Terdapat 7 poin dalam pernyataan sikap yang disampaikan oleh Usman. Pertama, Umat Islam Maluku Utara merasa sangat sedih dan prihatin atas status hukum yang disematkan kepada Habib Rizieq Shihab. "Bagi kami beliau adalah ulama yang lurus dan menjadi simbol dakwah nahi mungkar."
Karena itu, pihaknya meminta agar polisi segera membebaskan Habib Rizieq Shihab tanpa syarat.
Kedua, Umat Islam Maluku Utara juga turut berduka atas meninggalnya 6 syuhada pengawal Habib Rizieq Shihab. Menurutnya, sebagai bangsa, nyawa setiap warga negara harus dilindungi sebagaimana yang diamanatkan konstitusi. Dalam pandangan islam, lanjut Usman, nyawa seorang muslim teramat mulia dan terhormat untuk ditumpahkan tanpa hak.
"Oleh karena itu kami meminta pengusutan secara tuntas terhadap kasus penembakan 6 syuhada oleh Komnas HAM, dan pemerintah perlu membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang independen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam poin ketiga, Umat Islam Maluku Utara meminta agar hukum selalu ditegakkan tanpa tindakan diskriminasi. Keempat, mereka meminta agar pemerintah menghentikan segala bentuk kriminalisasi yang dilakukan terhadap ulama dan aktivis Islam.
"Kelima, kami mendukung sepenuhnya Revolusi Akhlak yang diserukan oleh Habib Rizieq Shihab sebagai sebuah solusi penyelesaian masalah umat dan bangsa," kata Usman.
Selanjutnya Umat Islam Maluku Utara menyerukan dialog dan rekonsiliasi nasional antar ulama dan Umara serta serta pemimpin dan rakyat demi kebaikan bangsa, negara, dan agama.
Terakhir mereka mendesak agar mengevaluasi dan mencopot pejabat yang ikut andil dalam menciptakan suasana gaduh dan merusak kerukunan dan kemajemukan di Indonesia.
"Kami juga mendoakan semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada para pemimpin negara dari pusat hingga daerah agar tetap amanah dan adil dalam melaksanakan mandat kepemimpinan demi kebaikan agama dan bangsa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT