Ternate Krisis Air Bersih

Konten Media Partner
20 Maret 2019 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi air bersih. Sumber foto : Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi air bersih. Sumber foto : Kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Air bersih masih menjadi masalah serius bagi Kota Ternate, Maluku Utara. Mulai dari air yang sering macet, tingginya biaya pembayaran, hingga sejumlah kelurahan yang tidak dialiri air dari PDAM.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga asal Kelurahan Jati, Ternate Selatan, Abdullah Adam, kepada cermat, Rabu (20/3) mengaku bingung dengan pelayanan air bersih.
"Di bulan Januari saya melakukan pembayaran air dengan total harga Rp248.500. Itu dalam sebulan hanya empat kali mengalir," ujar Abdullah.
"Di bulan Februari ada kenaikan harga dari Rp248.500 menjadi Rp362.000, sedangkan air yang mengalir masih tetap sama. Sebulan empat kali," tambahnya.
Abdullah meminta, pihak PDAM dapat menjelaskan ke warga, hal yang membuat biaya pembayaran terus naik, sementara air bersih kerap "macet" atau jarang dirasakan warga.
Ia berharap, air bisa mengalir setiap hari, seperti yang terdapat di beberapa kelurahan. Selain itu, biaya pembayaran, menurut Abdullah, bisa dipertimbangkan lagi oleh pihak PDAM.
ADVERTISEMENT
"Mohon kiranya dalam pembayaran air jangan terlalu mahal, kasihan kami sebagai masyarakat biasa yang pendapatannya dalam sebulan belum tentu mencukupi untuk membayar air," tuturnya.
Di tempat terpisah, sekira 200 kepala keluarga di Kelurahan Tongole, bahkan tidak dialiri air dari PDAM. Posisi yang berada di ketinggian menjadi alasan air belum dapat dialiri.
Jauhar A Mahmud, tokoh masyarakat Tongole, Selasa (19/3) kepada cermat, mengaku, selama ini sebagian warga mengonsumsi air bersih yang bersumber dari lereng Gunung Gamalama.
"Sudah lama sekali, kami di sini, menggunakan air dari mata air itu," ujar Jauhar, sembari mengajak kru cermat melihat langsung letak mata air tersebut.
Hanya saja, menurut Ketua RW ini, debit mata air tersebut semakin menurun. Ia juga tidak penyebabnya. Padahal, Jauhar mengaku, dulu meski kemarau panjang, debit air tetap tinggi. Sekarang, kendati sering hujan, debit air tetap sedikit.
ADVERTISEMENT
Masalah air juga dirasakan warga di kawasan Ake Gaale, Ternate Utara. Ake Gaale sendiri merupakan salah satu titik mata air di Ternate.
Posisi mata air yang berada di dekat PDAM dan menjadi sumber air sebagian besar warga Ternate ini, menurut Fajria Husry, pegiat Komunitas Save Ake Gaale, kepada cermat, Selasa (19/3), pernah mengalami kekeringan.
"Untuk mengatasi itu, agar sumber air ini tetap lestari, kami mengajak masyarakat agar hemat, dan membuat sumur resapan," kata Fajria, sambil menjelaskan sejauh ini mereka telah membuat dua sumur resapan.
---