news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tiket Pesawat Mahal, Pemudik di Ternate Beralih ke Kapal Laut

Konten Media Partner
17 Mei 2019 22:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KM. Lambelu milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia. Foto: Olis/cermat
zoom-in-whitePerbesar
KM. Lambelu milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia. Foto: Olis/cermat
ADVERTISEMENT
Harga tiket pesawat yang melonjak drastis sejak awal tahun ini, membuat sebagian warga pendatang di Kota Ternate, Maluku Utara, yang hendak mudik Lebaran tahun ini memilih menumpangi kapal laut milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
ADVERTISEMENT
Kepala PT. Pelni Cabang Ternate, Irwansyah, kepada cermat di Ternate, Jumat (17/5), mengatakan tiket kapal laut yang dikeluarkan PT Pelni sejak bulan Ramadan laris.
Diakui Irwansyah, dengan mahalnya tarif tiket maskapai penerbangan, jumlah penumpang kapal laut secara otomatis bertambah. "Jumlahnya kurang lebih 3 persen," tuturnya.
Dikatakan Irwansyah, memasuki masa peak season atau liburan panjang tahun ini, masyarakat pendatang di Kota Ternate mulai menggunakan transportasi kapal laut untuk pulang kampung.
"Saat ini penumpang dengan tujuan Baubau (Sulawesi Tenggara) dan Surabaya yang tercatat paling banyak," akunya.
Maskapai penerbangan Batik Air milik PT. Lion Air Group saatt bersiap lepas landas di Bandara Sultan Baabullah Ternate. Foto: Olis/cermat
Amatan cermat di situs jual-beli tiket Traveloka, untuk penerbangan Sabtu (18/5), harga tiket rute Ternate - Surabaya berkisar Rp 2.643.300 dengan maskapai Lion Air.
ADVERTISEMENT
Kemudian rute Ternate - Manado berkisar berkisar Rp 710.900 dengan maskapai Sriwijaya. Sedangkan untuk rute Ternate - Makassar berkisar Rp 1.301.600 dengan maskapai Batik Air.
Harga ini menyesuaikan waktu penerbangan. Berdasarkan rentang waktu penerbangan yang dirilis pukul 16.20 WIT hingga 08.15 WIT, harganya menyentuh hingga di atas Rp 3 juta-an untuk beberapa rute seperti Makassar dan Surabaya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penumpang angkutan udara pada Februari 2019 sebesar 5,63 juta orang. Angka itu mengalami penurunan sebesar 15,46 persen, dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,66 juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, menjelaskan, ada beberapa penyebab penurunan penumpang di Februari.
Pertama, pendeknya waktu di bulan tersebut yang hanya 28 hari. "Karena memang waktunya tidak sepanjang Januari, jadi cukup terasa penurunannya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Kedua, lanjut Suhariyanto, penurunan itu didukung oleh kenaikan harga tiket yang terus terjadi sejak peak season Desember 2018. Hal itu membuat masyarakat kurang bergairah menggunakan pesawat.
"Namun untuk penerbangan internasional tidak terlalu terasa, karena hanya turun dari 1,5 juta menjadi 1,4 juta kunjungan," kata dia.
---
Olis