Tingginya Peminat Minyak Kelapa Murni di Ternate

Konten Media Partner
12 Juni 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meski minyak kelapa murni banyak diburu peminat, Bahtiar kerap keluhkan tempat atau lokasi jualan yang kurang mendukung. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Meski minyak kelapa murni banyak diburu peminat, Bahtiar kerap keluhkan tempat atau lokasi jualan yang kurang mendukung. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Minyak kelapa murni yang diolah secara tradisional dengan cara dimasak ternyata mempunyai banyak peminat di Ternate, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Hal itu diakui salah satu pedagang minyak kelapa murni, Bahtiar, yang ditemui cermat, di Pasar Barito, Ternate Tengah, Rabu (12/6).
Minyak kelapa murni ini bisa dibeli di sisi kiri Pasar Barito, Ternate Tengah. Foto: Rajif Duchlun/cermat
Minyak kelapa murni atau warga Ternate familiar dengan sebutan 'minyak kelapa bikin' ini, memang tidak dijual secara masif seperti minyak kelapa umumnya yang dikemas secara modern.
Bahtiar bilang, meski usai lebaran, ia belum sempat mengolah minyak kelapa, namun sejumlah peminat atau pembeli kian memburunya.
Bahtiar tampak sibuk memarut kelapa. Selain berjualan minyak kelapa murni, ia memang juga menjajakan kelapa parut dan santan. Foto: Rajif Duchlun/cermat
"Setiap hari ada yang datang cari tanya jual minyak kelapa bikin. Saya punya anak yang juga bantu saya kerja belum balik dari liburan di Morotai, jadi insyaallah besok atau lusa baru jual," ujar Bahtiar.
"Banyak yang suka. Karena kalau goreng pakai minyak kelapa ini, harum. Rasanya lebih enak," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kendati banyak peminat, ia mengaku, lokasi atau tempat usahanya belum mendukung kelancaran pembuatan minyak kelapa tersebut.
Selain tempat yang kecil dan sempit, juga karena berada di ruangan terbuka tanpa ada sekat dinding. "Ini kan minyak kelapa untuk pakai bikin makanan. Harus tempatnya aman juga. Coba lihat, tempatnya kurang mendukung," ucapnya.
Batok-batok kelapa juga kelapa tua yang belum dibelah ditaruh di dalam sebuah kotak kayu besar. Kelapa-kelapa ini diakuinya dibeli di Halmahera. Foto: Rajif Duchlun/cermat
Bahtiar sebelumnya pernah bertemu dengan pejabat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, membicarakan mengenai tempat jualan yang dikeluhkannya. Ia memang belum lama berjualan di area tersebut. Diakuinya baru tiga bulan.
"Saya pernah berkoordinasi dengan bagian Pasar itu. Tapi belum tahu ya. Ini ada cari-cari tempat yang aman untuk membuat minyak kelapa," ungkap laki-laki paruh baya asal Kelurahan Tarau, Ternate Utara itu.
ADVERTISEMENT
Minyak kelapa yang dikemas dengan menggunakan botol kaca sirup sebuah brand ternama itu dijual dengan harga Rp 15 ribu. Dalam sehari, ia bisa menghasilkan sebanyak 30 botol.
Bahtiar adalah satu-satunya penjual minyak kelapa murni yang berada di sisi kiri Pasar Barito. Sisanya, lapak-lapak yang berada di situ menjajakan kelapa parut dan santan.
Meski begitu, ia pun ikut menjual kelapa parut dan santan. Terlihat di lokasi jualannya, banyak batok kelapa yang ditaruh dalam sejumlah karung. Tampak juga ribuan kelapa tua di sebuah kotak kayu besar yang memang dibelinya dari Pulau Halmahera.
"Kelapa-kelapa ini dibeli di Halmahera. Sebagian saya beli dari Halmahera Utara dan dari Halmahera Tengah. Biasa per buah dijual dengan harga Rp3000," katanya.
ADVERTISEMENT
Bahtiar mengatakan, sekali pesan, biasa dalam jumlah yang banyak, kisaran 3000 hingga 4000 ribu buah kelapa. Hanya saja, ia berkali-kali mengulang persoalan yang sama: tempat jualan.
"Itu lihat, kelapa banyak itu. Taruh di situ saja. Dia punya tempat ini yang kurang mendukung," pungkasnya.
---
Rajif Duchlun