Trauma Pulang ke Rumah, Korban Gempa Halmahera Tinggal di Jalanan

Konten Media Partner
18 Juli 2019 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi masyarakat Desa Balitata di lokasi pengungsian, Jalan Kilo 6. Foto: Safri Noh/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi masyarakat Desa Balitata di lokasi pengungsian, Jalan Kilo 6. Foto: Safri Noh/cermat
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Halmahera Selatan, Maluku Utara, mencatat sudah terjadi 120 kali gempa susulan dengan kekuatan 3,1 hingga 5,8 Skala Ritcher (SR), setelah gempa dengan kekuatan 7,2 SR. Hal itu membuat masyarakat trauma dan enggan kembali ke rumah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan Cermat, masyarakat Desa balitata, Gane Barat, Halmahera Selatan, membangun tenda pengungsian di Jalan Kilo 6, Kamis (18/7). Jaraknya sekitar 6 kilometer dari desa mereka. Hingga kini, ada 150 jiwa yang masih bertahan di sana.
Masyarakat Desa Balitata tidur di badan Jalan Kilo 6 beralaskan tikar seadanya. Foto: Safri Noh/cermat
Dari 750 jiwa, terdapat 150 kepala keluarga (KK), 175 anak-anak, dan 8 balita yang berusia di bawah satu bulan.
Menurut Kepala Desa Balitata, Hariyadi Sangaji, lokasi pengungsian korban gempa bumi di Jalan Kilo 6 sudah cukup aman, meskipun kondisi tempat tinggalnya di atas badan jalan antar desa.
Kondisi masyarakat Desa Balitata di lokasi pengungsian, Jalan Kilo 6. Foto: Safri Noh/cermat
“Gempa terus terjadi, menjelang malam dan pagi hari. Masyarakat trauma. Takut balik ke kampung,” ungkap Hariyadi, di lokasi pengungsian, Kamis (18/7). Hariyadi juga mengatakan, saat ini masyarakat yang mengungsi masih membutuhkan terpal dan selimut.
Ada 175 anak-anak dan 8 balita yang berusia di bawah satu bulan tinggal di tenda pengungsian. Foto: Safri Noh/cermat
"Bantuan makanan sudah banyak. Kami butuh terpal karena hujan terus membanjiri. Dan selimut, karena malam sangat dingin," katanya.
ADVERTISEMENT
---
Safri Noh