Trauma Pulang ke Rumah, Korban Gempa Halmahera Tinggal di Jalanan
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Halmahera Selatan, Maluku Utara, mencatat sudah terjadi 120 kali gempa susulan dengan kekuatan 3,1 hingga 5,8 Skala Ritcher (SR), setelah gempa dengan kekuatan 7,2 SR. Hal itu membuat masyarakat trauma dan enggan kembali ke rumah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan Cermat, masyarakat Desa balitata, Gane Barat, Halmahera Selatan, membangun tenda pengungsian di Jalan Kilo 6, Kamis (18/7). Jaraknya sekitar 6 kilometer dari desa mereka. Hingga kini, ada 150 jiwa yang masih bertahan di sana.
Dari 750 jiwa, terdapat 150 kepala keluarga (KK), 175 anak-anak, dan 8 balita yang berusia di bawah satu bulan.
Menurut Kepala Desa Balitata, Hariyadi Sangaji, lokasi pengungsian korban gempa bumi di Jalan Kilo 6 sudah cukup aman, meskipun kondisi tempat tinggalnya di atas badan jalan antar desa.
“Gempa terus terjadi, menjelang malam dan pagi hari. Masyarakat trauma. Takut balik ke kampung,” ungkap Hariyadi, di lokasi pengungsian, Kamis (18/7). Hariyadi juga mengatakan, saat ini masyarakat yang mengungsi masih membutuhkan terpal dan selimut.
"Bantuan makanan sudah banyak. Kami butuh terpal karena hujan terus membanjiri. Dan selimut, karena malam sangat dingin," katanya.
ADVERTISEMENT
---
Safri Noh