Unkhair Ternate Buat Hand Sanitizer dari Tangkai Cengkeh

Konten Media Partner
21 Maret 2020 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Peneliti saat launching produk Hand Sanitizer. Foto: Dokumentasi Humas Unkhair
zoom-in-whitePerbesar
Tim Peneliti saat launching produk Hand Sanitizer. Foto: Dokumentasi Humas Unkhair

Pihak kampus masih terkendala dana dan bahan baku alkohol 70 persen.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim peneliti Laboratorium Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate telah berhasil membuat terobosan dengan menciptakan produk hand sanitizer berbahan dasar cengkih (Syzygium Aromaticum) serta tanaman Sabo atau tanaman Balsam.
ADVERTISEMENT
Ide pembuatan hand Sanitizer ini, bermula dari fenomena langkanya produk antiseptik di tengah mewabahnya Covid-19.
Beberapa waktu lalu, Unkhair telah memproduksi pertama kali hand sanitizer sebanyak 10 liter dan dikemas dalam botol berukuran 80 ml dan 300 ml.
Melihat ini, banyak masyarakat yang datang, untuk mencari produk tersebut. Sayangnya, untuk memproduksi lebih lanjut, pihak kampus terkendala bahan alkohol 70 persen.
Hal tersebut dibenarkan oleh Rektor Universitas Khairun Ternate, Prof Husen Alting ketika dihubungi cermat, Sabtu (21/03/2020), malam ini.
“Kendala utama adalah bahan baku olkohol (yang sudah langka) di pasaran. Harapan kami ada pihak ketiga yang bersedia menyediakan bantuan alkohol,” ungkap Prof Husen Alting.
Rektor bilang, produk ini nantinya akan didedikasikan sebagai bantuan kemanusiaan, bukan untuk diperjualbelikan. Terkait jumlah produksi, akan dimaksimalkan tergantung pada jumlah bahan baku yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, katanya, pihaknya sedang berusaha untuk mengembangkan produk hand sanitizer non alkohol, dan akan dilakukan penggalangan dana untuk dijadikan modal dalam menyediakan bahan baku.
Suratin S.H, Humas Universitas Khairun Ternate. Foto: Evka Mawar/cermat
Suratin SH, selaku Humas Universitas Khairun Ternate, saat ditemui cermat mengatakan, Program Studi Pendidikan Biologi menjadikan ini sebagai bahan praktikum bagi Mahasiswanya dalam mata kuliah Bioteknologi Dasar.
Suratin juga menjelaskan, penelitian ini dilakukan oleh Tim Peneliti Program Studi Biologi bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unkhair, selaku penyedia bahan baku.
"Pada Hari Selasa (17/03/2020) lalu kami juga telah membagikan produk ini secara gratis kepada masyarakat kampus dan juga lingkungan Bandar Udara Sultan Babullah Ternate," jelasnya. Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari masyarakat yang telah mencoba produk ini.
ADVERTISEMENT
Kedepannya akan dilakukan kembali produksi untuk dibagikan secara gratis kemasyarakat. Namun rencana ini masih tertunda karena terdapat kesulitan dalam mendapatkan bahan baku utamanya yaitu Alkohol 70 persen.
cermat juga berkesempatan menemui Ketua Progam Studi Biologi Dr. Dharmawaty M.Taher, S.Pd. M.Si FKIP Universitas Unkhair dan juga anggota Tim Peneliti Pengembang produk Hand Sanitizer yang saat itu sedang bersama dengan dua rekan satu timnya Dr. Sundari S.Pd. M.Pd (Dosen dan Penanggung Jawab Mata Kuliah Bioteknologi Dasar) dan Dr. Abdu Mas'ud S.Pd. M.Pd (Kepala Laboratorium Pendidikan Biologi).
Kepada cermat, Dharmawaty menjelaskan pemilihan cengkeh sebagai salah satu bahan pendukung pada hand sanitizer ini dikarenakan cengkeh adalah salah satu tanaman khas Maluku Utara yang telah terbukti secara klinis memiliki khasiat sebagai anti bakteri, mikroba, dan parasit.
Tim Peneliti dan Pengembang Hand Sanitizer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unkhair, Dr. Abdu Mas'ud, S.Pd. M.Pd ( kiri ), Dr. Dharmawaty M. Taher, S.Pd. M.Si. ( Tengah ), Dr. Sundari, S.Pd. M.Pd ( kanan ). Foto: Evka Mawar/cermat
"Kami tidak menggunakan bunga cengkeh melainkan hasil ekstraksi dari tangkai cengkeh melalui proses penguapan. Dari hasil riset studi saya ketika berkuliah di IPB, kandungan minyak Atsiri hasil ekstrasi keduanya tidak jauh berbeda,"jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemilihan tangkai cengkeh ini juga dikarenakan harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan bunga cengkeh yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Selain itu juga dikarenakan untuk memenuhi standar produk antiseptik/sanitasi yang ditetapkan oleh BPOM diantaranya adalah Alkohol dengan kadar 96 persen dan glycerol 96 persen.
"Kandungan alkohol yang ada dipasaran hanya 70 persen sehingga untuk memenuhi kadar alkohol sisanya dilengkapi oleh ekstraksi tangkai cengkeh yang mengandung Ethynol (senyawa turunan alkohol) sebesar 86 pesern hingga 90 persen.
Dharmawaty mengungkapkan produk hand sanitizer ini terdiri dari Alkohol 70 persen sebagai bahan utama, Lidah Buaya (Aloe Vera), ekstrak tangkai cengkeh (Syzygium Aromaticum), juga ekstrak tanaman Sabo (Balsam).
Sebagai informasi, tanaman Sabo merupakan tanaman khas dari wilayah Jailolo selatan yang yang juga tumbuh di banyak daerah di Maluku Utara, dimana masyarakat tempat secara turun temurun telah menggunakan kulit pohon Sabo sebagai anti nyamuk.
ADVERTISEMENT
Dharmawaty sendiri pada tahun 2019 telah melakukan penelitian mengenai kandungan yang terdapat dalam tanaman Sabo dan menggunakannya sebagai bahan dalam Lotion anti nyamuk yang juga dikembangkan olehnya.
Dharmawaty bilang, dirinya bersama anggota tim peneliti yang lain sedang berusaha mencari alternatif lain yang memiliki kadar sama, untuk memenuhi kadar alkohol 70 persen, yang sudah langka di pasaran, untuk melanjutkan produksi hand sanitizer mereka.
"Kami sedang mencoba mencari alternatif sumber alkohol lain yang bersifat herbal seperti Tapai yang juga mengandung senyawa alkohol," terangnya. Ia juga menjelaskan untuk, menghindari penggunaan cap tikus sebagai bahan baku pengganti Alkohol 70 persen, dengan pertimbangan agar produk ini bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya produk Hand Sanitizer ini, kami telah menyampaikan ke khalayak bahwa kita peduli, dan kita bisa dengan fasilitas laboratorium, ilmu pengetahuan, dan sumberdaya manusia yang kita punya, Insha Allah kita bisa untuk mengatasi masalah kelangkaan produk antiseptik guna mencegah penyebaran Covid-19,"ungkapnya.
Dharmawaty juga berharap mendapatkan feed back positif baik dari pemerintah maupun swasta untuk bisa memproduksi produk ini secara besar-besaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat.