Warga Ternate Keluhkan Air PDAM tidak Mengalir Saat Kondisi Pandemi Corona

Konten Media Partner
1 April 2020 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi pandemi corona, warga Kota Ternate, Maluku Utara di beberapa Kelurahan protes, sebab kurang lebih selama 3 bulan, air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate tidak mengalir normal.
ADVERTISEMENT
Padahal, dalam kondisi seperti ini, warga sangat membutuhkan air bersih. Sebab, mereka dianjurkan untuk menjaga kebersihan termasuk cuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19.
Salah satu warga Santiong, Ternate Tengah, juga mengeluhkan air bersih dari PDAM yang tidak mengalir normal itu. Ia melakukan aksi protes lewat video pendek, yang diunggah ke facebook atas nama Nisma Sari. Video tersebut pun viral. Berikut tayangan video:
Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Kota Ternate Abdul Gani Hatarim ketika dihubungi cermat pada Rabu Sore (01/04/2020) mengatakan, soal masalah air yang tidak berjalan normal di Kelurahan Santiong, itu karena ada gangguan pada pipa di sumur 8 yang berada di Santiong. "Makanya petugas (PDAM) harus secepatnya bekerja," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Katika ditanya kapan perbaikan kerusakan pada sumur 8, Gani bilang, petugas saat ini sedang bekerja memperbaiki itu. "Hingga malam ini petugas masih bekerja. Semoga besok sudah selesai," katanya.
Sarifuddin, warga Kelurahan Jati, Kota Ternate kepada cermat Rabu (01/04/2020) mengtakan, dalam seminggu pernah hanya dua kali air PDAM mengalir.
"Air mengalir pada pukul 3 subuh, mati pada pagi hari. Jadi, air PDAM mengalir hanya sekira 4 jam," ungkap Sarifuddin, ketika ditemui cermat.
Katanya, Ia harus begadang, hanya untuk menampung air dari PDAM, yang mengalir pada pukul 3 subuh itu. Hal ini dirasakan Arief sekira 3 bulan belakangan ini.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh warga Jerbus, Tanah Tinggi, Ternate, Irfan Ahmad. Katanya, dalam dua hari, air PDAM hanya mengalir sekali: dari jam 02 hingga hingga jam 05 pagi.
ADVERTISEMENT
"Saya juga merasakan kasus pada minggu kemarin, selama 6 hari air (dari PDAM Kota Ternate) tidak mengalir," ungkap Irfan.
"Kalau air habis, biasanya torang (kami) beli dari penjual air, satu tangki yang isisnya 1200 liter harganya Rp75.000. Itupun antri berjam-jam karena banyak yang pesan," kata Irfan.
Meski merasakan dampak dari macetnya air PDAM Kota Ternate, Irfan mengaku, tetap membayar ke PDAM. Biasanya sebulan Rp50 ribu hingga Rp90. Ribu. Ia mengaku banyar air PDAM murah karena pemakaian hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Namun, kalau sampai Rp90 ribu, itu tergolong mahal.
"Kalau kasus di Jerbus, tiga bulan terakhir air berjalan tidak normal. kalau normal itu (dalam) dua malam, (air PDAM) satu kali berjalan (mengalir)," katanya.
ADVERTISEMENT
Abdullah Adam, warga Jati, Kota Ternate, pelanggan PDAM Kota Ternate juga mengungkapkan kasus yang sama. Menurutnya, di tengah pandemi seperti ini, pemerintah harus perhatian terhadap apa yang dihadapi masyarakat, termasuk soal air bersih sebagai kebutuhan mendasar.
Abdullah bilang, air PDAM mengalir hanya tiga kali dalam seminggu. Hal ini sudah lama dirasakan oleh Abdullah, karena itu, di rumahnya ada bak penampung air dalam tanah berukuran 3x3 meter.
"Kejadian krisis air ini kami rasakan sejak tahun 2015 hingga sekarang," ungkap Abdullah.
Kata Abdullah, harga bayar air PDAM setiap bulan tidak sesuai dengan pemakaian air yang ada "Harga bayar air perbulan ada yang Rp 3 ratus ribu bahkan sampai Rp 4,5 ratus ribu," katanya.
ADVERTISEMENT