Warga Tidore 'Peringati' 20 Tahun Jalan Rusak dengan Mandi Lumpur

Konten Media Partner
11 Juni 2019 12:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Oba Selatan menanam pohon pisang dan kelapa di jalan rusak yang penuh lumpur. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga Oba Selatan menanam pohon pisang dan kelapa di jalan rusak yang penuh lumpur. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Kecamatan Oba Selatan, Tidore, Maluku Utara, bersama paguyuban Generasi Muda Oba (Geram) menggelar aksi unik memprotes pemerintah daerah. Aksi ini berkaitan dengan akses jalan rusak di Jalan Lintas Oba Selatan.
Orang muda warga Oba melakukan protes ke pemerintah Maluku Utara dengan cara bermain lumpur di jalan rusak. Foto: Istimewa)
Aksi yang dilakukan pada Sabtu (8/6) itu, dimulai dengan berjalan kaki dari Desa Wama ke Desa Lifofa dengan waktu tempuh lebih dari satu jam. Massa kemudian berendam di dalam lumpur yang menggenangi jalan berlubang dan rusak sepanjang satu kilometer itu sebagai bentuk protes.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka menanam sejumlah tanaman di tengah jalan, seperti pohon pisang dan kelapa.
Orang muda warga Oba melakukan protes ke pemerintah Maluku Utara dengan cara berendam jalan rusak yang berlumpur. Foto: Istimewa
Cara ini dilakukan karena sudah 20 tahun jalan di wilayah Oba Selatan rusak, namun tak kunjung diperbaiki.
Koordinator aksi, Zulfikar, melalui siaran pers yang diterima cermat, mengatakan sudah lama warga Oba Selatan tidak menikmati jalan butas (jalan aspal).
Orang muda Oba Selatan memanam pohon pisang di sepanjang jalan rusak dan berlumpur. Foto: Istimewa
"Pemerintah Provinsi Maluku Utara secepatnya butas jalan Oba Selatan dengan nomenklatur Payahe-Dehepodo. Kalau masih berstatus jalan provinsi dan jika provinsi abai, maka Pemerintah Provinsi Maluku Utara harus mengalihkan status jalan ke Balai Jalan dan Jembatan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum agar supaya jalan tersebut nantinya dilaksanakan oleh balai sebagai jalan nasional,” ujar Zulfikar.
Anak-anak yang ikut aksi saat melewati akses jalan rusak penuh lumpur di Oba Selatan. Foto: Istimewa
Zulfikar melanjutkan bila Pemerintah Kota Tidore Kepulauan serta Provinsi Maluku Utara mengabaikan tuntutan warga Oba Selatan, maka mereka akan menutup akses jalan lintas Payahe-Weda serta menginap di depan kantor Gubernur Maluku Utara hingga ada titik terang mengenai perbaikan jalan tersebut.
Masyarakat Oba Selatan yang berjalan kaki lebih dari satu jam di jalan yang rusak dan berlumpur. Foto: Istimewa
Ketua Geram Oba, Julfikar Sangaji, menambahkan mereka akan tetap bersama warga mengawal perbaikan jalan. Menurutnya warga Oba Selatan harus mendapat perhatian serta keadilan seperti warga lain di Maluku Utara yang sudah menikmati jalan butas.
ADVERTISEMENT
“Aksi yang dilakukan oleh Geram Oba bersama dengan warga merupakan aksi murni dan tidak ada yang menunggangi aksi yang dilakukan. Karena Geram Oba memiliki tangung jawab memperjuangkan hak-hak warga yang terabaikan,” pungkasnya.
---
Rajif Duchlun