Warganet Malut Heboh, Ada Foto Capres Jokowi di Spanduk Legu Gam

Konten Media Partner
21 Maret 2019 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Isu Pilpres di Malut Lebih Laku ketimbang Pileg
Foto Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf di Spanduk Festival Legu Gam yang menghebohkan warganet Maluku Utara. (Foto Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf di Spanduk Festival Legu Gam yang menghebohkan warganet Maluku Utara. (Foto Istimewa)
ADVERTISEMENT
Warganet di Maluku Utara dibuat heboh dengan beredarnya foto calon presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin pada spanduk Festival Legu Gam 2019, gelaran tahunan pesta rakyat di Ternate.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Legu Gam Ternate tahun 2019, Hidayat Mudaffar Sjah, tidak menanggapi persoalan ini ketika dikonfirmasi cermat, pukul 13.27 WIT hingga sekarang, Kamis (21/3).
Di sisi lain, pandangan akademisi, hampir semua jejaring sosial media warga Maluku Utara (Malut) lebih banyak berdebat soal isu Pilpres, sedangkan isu calon legislatif tidak begitu laku.
Dosen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malut, Helmi Alhadar mengatakan, publik Malut lebih terbawa pada situasi nasional. "Mereka lebih tertarik pada politik nasional dalam konteks ini, Pilpres," ungkap Helmi pada cermat di Ternate, Kamis (21/3).
Alasannya, kata Helmi, wacana Pilpres menggambarkan masa depan Indonesia. Menurutnya, Ini turut mewarnai perpolitikan lokal. Selama ini, politik lokal terkesan monoton, kering, dan tidak terlalu menggerakan masyarakat dalam berpartisipasi. "Apalagi selama ini kondisi berpolitikan di Malut kerap berlangsung datar," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Helmi, pertarungan calon legislatif [caleg] lebih pada ikatan kesukuan, agama, pertemanan, kenalan, dan pertimbangan pragmatis. Hanya sedikit yang bertarung ide atau gagasan yang diusung oleh politisi lokal. Sehingga, kemungkinan pemenangnya dapat dipastikan tidak akan mempengaruhi sistem perpolitikan di Malut yang miskin gebrakan.
Helmi menjelaskan, masyarakat Malut secara mayoritas belum terlalu melek politik. Sementara, wacana Pilpres lebih dilihat sebagai penentuan masa depan Indonesia. Inilah alasan mengapa masyarakat Malut lebih tertarik mengikuti isu-isu Pilpres ketimbang Pileg.
Apalagi, kata dia, isu-isu Pilpres berhasil menggiring masyarakat untuk terlibat dalam pertarungan dua kubu, yang terus memanas dengan isu idelologi. Sudah begitu, isu Pilpres juga melibatkan media secara nasional yang ikut terbelah bersama masyarakat. "Termasuk fenomena media sosial yang ramai dengan wacana Pilpres saat ini," bebernya.
ADVERTISEMENT
---
Olis