7 Tips Meredam Emosi di Depan Bos

Cermati
Membantu masyarakat Indonesia membuat keputusan keuangan dengan Cermat dan Tepat! Temukan produk keuangan terbaikmu di Cermati.com.
Konten dari Pengguna
22 Februari 2022 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
7 Tips Meredam Emosi di Depan Bos
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jujur saja, siapapun pasti tak ingin dimarahi bos karena hal sepele di kantor. Sayangnya, hal sepele tersebut yang paling sering diabaikan sehingga amarah bos pun tak bisa dibendung.
ADVERTISEMENT
Selain malu, terkadang emosi juga muncul karena perkataan yang mungkin kurang enak didengar.
Membiarkan diri sendiri diselimuti emosi tentu tidak baik, apalagi kalau sampai melawan atasan. Perjalanan karir mungkin akan berhenti pada hari itu juga.
Jika atasan marah, lakukan tips berikut untuk meredam emosi yang muncul.
1. Kenali penyebabnya
Atasan tak mungkin marah secara tiba-tiba alias tanpa alasan. Kenali penyebabnya agar kamu dapat mencari jalan keluar, sehingga emosi atasan redam secara perlahan.
Selama bos masih marah-marah, sebaiknya dengarkan saja ia. Cari penyebabnya setelah ia selesai berbicara agar kamu tak disangka membangkang.
ADVERTISEMENT
Terkadang, amarah atasan tak melulu karena dia benci kepadamu. Justru karena ia peduli terhadap kinerjamu, makanya ia sering marah kalau ada yang kurang bagus.
2. Bela diri secara profesional
Jika atasan mulai menyalahkan kamu, tak ada salahnya untuk membela diri dengan cara yang wajar.
Misalnya saat terlambat mengumpulkan deadline, kamu bisa jelaskan kalau penyebabnya karena ada kerjaan mendadak yang dilimpahkan kepadamu.
Mungkin atasan yang melimpahkannya, tapi ia lupa karena banyak hal yang harus diurusnya di luar sana. Kamu bisa ingatkan, sehingga amarahnya berubah menjadi kata “maaf”.
Sampaikan pembelaan diri dengan kalimat yang sopan. Selalu rendahkan dirimu di depan atasan, meskipun kamu benar.
ADVERTISEMENT
3. Tak perlu meninggikan suara
Menjawab atasan dengan suara tinggi tak ada gunanya, lho! Sikapmu ini justru membuat masalah bertambah rumit, sehingga solusinya tak kunjung ketemu.
Apa salahnya bicarakan dengan kepala dingin, sehingga suasana di ruangan jauh dari kata menegangkan.
Seemosi apapun kamu kepada atasan, beliau tetap atasan yang harus dihormati. Apalagi kalau umurnya lebih tua dan kamu terbukti bersalah.
Emosi adalah hal yang wajar dan bisa timbul karena banyak hal. Bisa jadi sebelum atasan marah kepadamu, ia sudah terlanjur kesal kepada rekan kerjamu, tapi masih menyimpannya dalam hati.
Ketika kamu melakukan kesalahan lagi, marahnya dilampiaskan kepadamu.
Baca artikel selengkapnya, disini!