Analisis Respons ASEAN Terhadap Kasus Rohingya di Myanmar: Perspektif Liberal

Cheryll Clairise
Mahasiswa asal Universitas Kristen Indonesia.
Konten dari Pengguna
12 April 2024 10:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cheryll Clairise tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
bendera Myanmar by: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
bendera Myanmar by: canva.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Krisis kemanusiaan telah melanda suku Rohingya di salah satu negara anggota ASEAN yaitu Myanmar. Kasus ini telah menjadi tantangan yang serius bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Respon ASEAN sebagai organisasi regional yang berkomitmen pada prinsip-prinsip liberalisme menjadi sangat penting, karena pemahaman mengenai bagaimana suatu kerjasama regional dapat memengaruhi upaya penyelesaian konflik kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Dari perspektif liberalisme, ASEAN berperan sebagai sebuah forum yang mengedepankan dialog dan kepentingan bersama. Respons ASEAN terhadap kasus Rohingya di Myanmar dapat dianalisis sebagai upaya untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan perlindungan hak asasi manusia di kawasan Asia Tenggara. ASEAN telah berusaha menjembatani dialog antara Myanmar dan negara-negara tetangga untuk mencari solusi yang damai dan berkelanjutan terhadap konflik Rohingya. Upaya-upaya ini mencerminkan komitmen ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini bukan melalui kekuatan militer, melainkan melalui diplomasi dan dialog. Respons ASEAN terhadap kasus Rohingya di Myanmar juga dapat dilihat melalui upayanya untuk membantu Myanmar dalam proses transisi demokratisnya, serta juga mempromosikan pembangunan ekonomi yang inklusif sebagai langkah-langkah preventif untuk mencegah konflik di masa depan.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ASEAN mendapatkan banyak kritik akibat tindakannya yang dianggap tidak serius dalam menangani kasus penting ini. Masyarakat internasional menganggap bahwa ASEAN tidak dapat mengatur pemerintahan Myanmar dengan cara-cara yang memaksa atas dasar penghormatan kedaulatan negara Myanmar. Beberapa pihak juga menilai bahwa ASEAN tidak cukup tegas dalam menuntut pertanggungjawaban Myanmar atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Rohingya. Terlebih lagi, kebijakan konsensus yang dianut oleh ASEAN sering kali memperlambat proses pengambilan keputusan.
ASEAN sebagai pihak yang bertanggung jawab tetap berusaha untuk mencari jalan keluar lain untuk meringankan krisis yang terjadi. Berbagai kerjasama antar negara seperti China telah dilaksanakan untuk mencari solusi bersama terkait permasalahan etnis Rohingya. Dalam krisis ini, perspektif liberalisme sangat diperlukan untuk memberikan sudut pandang yang dapat memahami semua respons yang telah ASEAN lakukan baik itu dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, ataupun perlindungan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
International Affairs (2020). Rohingya resettlement: Where is ASEAN? Australian Outlook.
Setnas ASEAN (N/A). ASEAN Dorong Myanmar Izinkan Banyak Bantuan Masuk untuk Rohingya.
Shivakoti, A. (2017). ASEAN’s role in the Rohingya refugee crisis.