news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sepenggal Cerita Hidup di AS sebagai Triple Minoritas (Bagian 1)

Konten dari Pengguna
28 Oktober 2018 14:33 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chiara Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: dok. picryl)
Sebagai aparatur sipil negara Kementerian Luar Negeri, saya berkesempatan beberapa kali untuk mencicipi hidup di luar negeri. Pertama kali mengikuti suami menjalani tugas pertamanya sebagai Konsul di Konsulat Jenderal RI pada tahun 2008 hingga 2011 di Houston-Texas, AS, dan kedua kali saya pribadi sebagai Konsul Ekonomi di Konsulat Jenderal RI di New York-New York, AS. Total saya tinggal selama 6,5 tahun di negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
Saya ingat pertama kali mendarat di bandar udara George Bush Intercontinental di Houston, Texas, rasanya super deg-degan. Saya sudah memiliki persepsi tersendiri tentang Amerika Serikat. Banyak ketakutan yang saya rasakan. Takut diresein di imigrasi. Takut disuruh buka jilbab. Takut dikira teroris. Kalo di Indonesia saya triple mayoritas karena Islam, perempuan dan etnis setengah Jawa, nah di AS saya ini jadi triple minoritas untuk alasan yang sama.
Banyak cerita dan film yang menggambarkan hal-hal yang mengerikan tentang negara-negara bagian di selatan AS. Houston dan Texas itu identik dengan koboi, Kristen fundamentalis, yang notabene leher merah (red neck). Pokoknya mengerikan.
Lebih lanjut, Houston dan Texas sering digambarkan di berita atau film sebagai daerah yang tidak ramah dengan minoritas. Apalagi Houston termasuk kota yang terkenal sangat religius, mayoritas pendukung partai republican dan Texas merupakan salah satu negara bagian yang merupakan bagian dari Bible Belt States.
(Foto: dok. Wikipedia) Lakewood Church di Houston, Texas
ADVERTISEMENT
Apakah Bible Belt States itu? Menurut berbagai sumber terbuka, Bible Belt States adalah sekumpulan negara bagian di daerah selatan dan Midwest Amerika Serikat di mana kelompok konservatif protestan evangelical memainkan peranan penting di dalam kehidupan bermasyarakat dan politik. Daerah ini juga ditandai dengan tingginya angka kehadiran peserta gereja apabila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional.
Negara bagian yang merupakan Bible Belt selain Texas adalah Florida, Alabama, Tennessee, Mississippi, Kentucky, Georgia, North dan South Carolina, Arkansas, Southern Virginia, Louisiana, dan Missoury. Ada juga yang memasukkan Iowa, Ohio, dan Illinois ke kelompok ini.
(Foto: dok. Wikipedia) Bible Belt States dalam highlight merah
Jadi kebayang dong deg-degannya saya ketika pertama kali menginjakkan kaki ke negeri Paman Sam ini. Ngeri. Saking ngerinya saya sempat berpikir untuk mengganti hijab saya dengan topi. Setelah ngobrol bersama teman dan saudara saya memutuskan untuk tetap memakai hijab karena kalo pakai topi nanti malah bisa disuruh buka oleh petugas di sana.
ADVERTISEMENT
Bismillah, saya berangkat. Setibanya di sana saya melongo di area imigrasi. Banyak sekali orang-orang yang memakai hijab dan bukan hanya itu, tidak sedikit yang memakai cadar dan jilbab syar’i yang turut mengantre. Waktu itu, banyak pesawat yang tiba dari timur tengah dan Asia Selatan bersamaan dengan pesawat saya. Jadi no wonder banyak yang berhijab mengantre.
Di bagian imigrasi jantung saya berdegub kencang…dalam hati saya berpikir, gimana kalo saya ditolak masuk AS dan mesti pulang ke tanah air seorang diri. Wah pokoknya sudah macam-macam pikirannya. Begitu saya taruh paspor saya, petugas di belakang meja menyapa “Good morning, is this your first time here?” sambil tersenyum.
Saya mikir pasti dia melihat muka saya yang tegang. Saya bilang “Actually yes. So happy to be here, can’t wait to explore your beautiful country.” Setelah memastikan visa saya berlaku, paspor saya pun dicap dan petugas itu mengatakan “Welcome to the United States Ma’am. Hope you enjoy your stay.” Waaaaaahhh ramah banget orang ini dalam hati saya. Dan ternyata image itu terus melekat. Orang-orang selatan di AS memang sangat ramah dan murah senyum.
(Foto: dok. Pixabay) Houston Landscape
ADVERTISEMENT
Jadi teringat waktu kita masih sekolah dibilang bahwa orang asing senang ke Indonesia karena orangnya ramah. Iya ramah siy. Kalo dah kenal. Kalo gak kayaknya kita cuek-cuek aja deh. Nah kalo di Houston, ya ampun, ramah pisaaaaan. Setiap ke toko atau restoran pasti petugas atau kasirnya akan ngomong:
“Hi honey, is this all you be having today?”
“Hi sweetie, how is the Texas weather treating you today?”
“I never try that product before, is t any good?”
“I really love your make-up. What lipstick is that?”
Awal-awalnya kaget ih…kok nanya-nanya sih. Emang situ siapaaah. Tapi lama-lama senang juga ngobrol singkat dengan petugas toko. Mereka itu ramah-ramah. Secara mayoritas menurut saya orang Texas atau southerners itu paling ramah di AS. Mau ketemu di toko atau di jalan mereka kalo eye contact pasti senyum atau bilang “Hi”.
ADVERTISEMENT
Beda banget sama di New York. Kalo di jalan mukanya galak, judes, dan jutek. Tapi saya mengerti siy. Hidup di New York itu keras. Warga New York atau biasa dikenal dengan New Yorker, sudah capek cari duit trus mesti naik kereta subway yang sesak kalo lagi jam kantor. Mereka gak ada waktu untuk basa-basi. It’s all about work and business. Hidup di New York itu benar-benar survival of the fittest. Kalo bertahan hidup di New York, pasti akan bisa hidup di manapun.
(Foto: dok. Wikimedia Commons) Grand Central Station, New York
Tapiiiii judes-judes gitu kalo ketemu tenant lain di lift apartemen pasti ajak ngobrol. Kalo ketemu pagi biasanya akan bilang “Hope you have a great day”. Kalo malam atau pulang kantor minimal akan ngomong “Have a good night” atau “It’s been a long day huh, hope you have a good rest”. Manis banget kaaaan.
ADVERTISEMENT
Saya paling senang ngobrol sama pihak security di apartemen saya. Ada Tommy (New Yorker asli) di shift pagi yang selalu ngingetin saya jangan ada barang yang ketinggalan (ya, karena sering banget saya balik ke apartemen untuk ambil barang) atau memuji dandanan saya kalo lagi ada acara spesial di kantor.
Shift malam ada George (asal Rusia) dan Mark (New Yorker asli) yang selalu mengira saya anak kuliahan dan paling senang kalo dikasih mie instan Indonesia dan tolak angin.
(Foto: Dok. pexels)
O iya, saya ada cerita lucu mengenai tabiat New Yorker vs Southerner. Setelah dua tahun tinggal di New York saya dan suami road trip ke Charleston, South Carolina. Saya sudah menganut sistem muka jutek orang New York yang notabene kalo eye contact dengan orang lain saya langsung nunduk.
ADVERTISEMENT
Ketika saya jalan di tengah kota, ada seorang bapak-bapak rambut pirang keputihan dan berkumis tebal layaknya Colonel Sanders si pencipta ayam goreng termahsyur berjalan menuju saya. Saya melihat dia, dia melihat saya. Terus dia senyum. Saya nengok ke belakang saya. Gak ada orang. Cuma ada saya dan suami di samping saya. Trus saya spontan nanya “Are you smiling at me?” dan dijawab “Yes ma’am. You have a great day here in Charleston!
Saya yang tadinya jutek dan bengong langsung senyum-senyum sendiri haha. That man and that smile made my day!!! Saya seneng banget. Suami pun ketawa-ketawa. Saya lupa kalo orang selatan ramah dan baik-baik bangeeeettt. Ternyata memang benar ya dengan senyum saja kita bisa berkontribusi membuat orang lain senang.
ADVERTISEMENT
O iya, saya pernah lho mencoba menerapkan kebiasaan ramah dengan orang lain di Indonesia, di Jakarta tepatnya. Susah euy. Dikira mau nipu atau macam-macam. Hahahaha.
Saya muji lipstick mbak-mbak kantin rumah sakit cuma dijawab jutek merk dan nomer lipstick. Ngajak ngobrol orang di apartemen cuma didiemin ajah atau pura-pura gak denger. Syedih aku tuh. Katanya orang Indonesia ramah. Bohong ih. Judes-judes gini. Kecuali saya, saya ramah kok (kalo dah makan dan gak ngantuk).
O iya, pernah saya muji mbak-mbak kantin kantor karena dandanan mereka sama semua yaitu blush on demam. Mereka ketawa-ketawa malu bingung nanggepin saya. Terus garing. Hahaha…bingung basa basi kali ya. Eniweis…sekelumit cerita saya tinggal di AS. Jangan lupa senyum hari ini yaaaa.
(Foto: doc. flickr)
ADVERTISEMENT