Plastic Reborn 2.0, Coca-Cola Gandeng Startup Bangun Ekosistem Circular Economy

Cici Desri
Content Creator
Konten dari Pengguna
23 Desember 2020 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cici Desri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teringat satu tahun yang lalu, saya mengikuti program Gerakan Diet Plastik di Bali. Kegiatannya meliputi gerakan kebersihan di beberapa pantai di Bali hingga kunjungan ke tempat pemulung dan pengolahan sampah. Sejak saat itu, saya tertarik untuk menggali lebih dalam tentang kontribusi apa yang bisa saya berikan untuk bumi terkait sampah plastik.
Sangat berantusias ketika mendengar Coca-Cola Foundation Indonesia bersama Ancora Foundation menginisiasi program Plastic Reborn 2.0. Program tersebut merupakan program lanjutan Plastic Reborn 1.0 yang sukses mengedukasi lebih dari 30,000 pelajar dan mahasiswa di Indonesia serta berbagai upaya lainnya untuk dukung terciptanya ekosistem Circular Economy di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Coca-Cola menggandeng tiga startup yang concern dengan sampah dan lingkungan pada program Plastic Reborn 2.0 untuk mewujudkan World Without Waste. Mereka adalah Clean Up Indonesia, MallSampah dan Gringgo, start up yang dibentuk talenta-talenta muda penggiat sampah Indonesia.

Mengenal Lebih Dekat Program Plastic Reborn 2.0

Kamu pasti sering mendengar istilah daur ulang, diet sampah, diet plastik dan sejenisnya? Ada banyak pihak swasta maupun komunitas dan lembaga sosial yang peduli dengan kondisi lingkungan tempat tinggal kita yang penuh sampah plastik.
Namun, tentu saja tujuan supaya bumi bebas sampah plastik akan sulit terwujud jika kita, sebagai masyarakat dunia tidak ikut berkontribusi di dalamnya. Karena, sampah plastik segitu banyaknya, ya berasal dari rumah-rumah kita.
ADVERTISEMENT
Tau ngga, Indonesia merupakan negara kedua terbesar penyumbang plastik di dunia. Sedih ngga sih mendengar fakta ini? Setiap harinya ada 24.500 ton plastik pasca konsumsi dihasilkan lho. Ketika kita berusaha untuk minim sampah dari rumah -mampu menekan penggunaan plastik- artinya sampah plastik akan berkurang dan tidak menumpuk di laut. Bayangkan jika sedikitnya ada 10 rumah di setiap RT di Indonesia yang melakukan hal serupa?
Seperti disampaikan oleh Bapak Yusuf Arifin, Chief of Storyteller Kumparan, peradaban plastik muncul setelah Perang Dunia 2. Plastik ada dimana-mana hingga dipakai untuk kemasan air minum. Bahkan pada tahun 1960-an, ada sebuah tren baru yang beranggapan bahwa rumah yang keren adalah rumah yang terdapat barang plastik di dalamnya. Kesadaran dampak plastik mulai muncul pada tahun 1980-an. Masyarakat sadar adanya dampak dari penggunaan plastik sehingga muncullah evolusi ramah plastik serta mulainya masyarakat memiliki kesadaran untuk menggunakan plastik secara bijaksana.
Salah satunya yaitu dengan membangun ekosistem circular economy. Percaya ngga, kalau sebenarnya sampah plastik bisa kita lihat bukan hanya sebagai masalah, tapi juga bisa menjadi berkah ketika berada di tangan orang yang tepat? Ya ini lah yang tengah dilakukan oleh Coca-Cola bersama dengan tiga Startup terpilih. Mereka berusaha untuk menciptakan peluang baru yang berdampak baik bagi ekonomi dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Mas Adi Saifullah Putra, Co-Founder MallSampah menjelaskan, start up-nya berfokus pada pengumpulan kemasan plastik pasca konsumsi baik untuk perorangan maupun pemilik bisnis yang bingung mendaur ulang sampahnya. Sesuai dengan taglinenya “Kini Semua Orang Bisa Mendaur Ulang Sampah dengan Mudah”, MallSampah memiliki layanan jual sampah dan program daur ulang. Kamu bisa mengakses semua layanan tersebut melalui website www.mallsampah.com maupun aplikasi yang bisa diunduh melalui Appstore dan Playstore.
Mas Iqra Putra Sanur, Founder & General Manager Clean Up Indonesia juga menambahkan, adanya peningkatan jumlah sampah yang dikelola hingga 134 ton sampah atau sebesar 893,3% dari tahun sebelumnya. Clean Up Indonesia bergerak dalam bidang pengangkutan sampah, penyewaan tempat sampah, Clean Up trash bag hingga pick up by request melalui website www.cleanup.co.id.
ADVERTISEMENT
Berikutnya yaitu Mas Febriadi Pratama, CEO & Co-Founder Gringgo yang fokus pada pengembangan teknologi daur ulang sampah untuk sustainability.
Tidak hanya fokus pada program masing-masing saja namun ketiganya berkolaborasi sehingga menghasilkan terobosan baru. Seperti kolaborasi yang dilakukan oleh MallSampah dan Clean Up meluncurkan inovasi “Mixed Waste”. Sementara kolaborasi antara Clean Up dan dengan Gringgo untuk mengembangkan “Smart Waste Platform”.
Tak hanya dana hibah, Coca-Cola Foundation Indonesia juga memberikan pembinaan kepada ketiga startup tersebut. Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia yang juga menjabat sebagai Direktur Public Affairs, Communications & Sustainability Coca-Cola Indonesia, Bapak Triyono Prijosoesilo menyampaikan, dalam mewujudkan World Without Waste, Coca-Cola bersama para mitra terus berupaya untuk membantu mencari solusi terkait dengan permasalahan kemasan pasca konsumsi.
Saat ini, Coca-Cola berusaha untuk menggunakan kemasan recycle dan Food Grade serta akan menggunakan kemasan yang lebih mudah didaur ulang seperti penggunaan kemasan botol berwarna jernih
ADVERTISEMENT
Pak Triyono mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk pemerintah dan pihak swasta lainnya untuk bersama-sama menemukan solusi dari masalah kemasan pasca konsumsi, dari hulu ke hilir. Bicara soal solusi, hingga saat ini tidak ada satupun metode yang bisa menyelesaikan semua masalah sekaligus. Artinya, kita memang harus memiliki banyak solusi. Terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan, tentunya akan berbeda cara penanganannya dibandingkan dengan negara lainnya seperti Mexico dan Afrika Selatan.
Beliau menjelaskan bagaimana Korea dan Taiwan membangun suatu sistem yang mendorong daur ulang secara masif. Daur ulang tersebut bisa terjadi lantaran proses pengumpulan sampah yang bagus. Bukan hal yang tidak mungkin, Indonesia bisa menerapkannya juga.

Sayang Bumi? #MulaiDariGue Kelola Sampah Sekarang Juga!

Saya, kamu dan kita semua merupakan agen perubahan. Satu perubahan kecil dari kita sangat berarti untuk bumi. Pilah sampah dari rumah, pisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Sementara sampah anorganik bisa didaur ulang. Saya pribadi memanfaatkan sampah anorganik sebagai material edukasi bersama si kecil. Saya kreasikan menjadi sebuah karya art and craft atau sebagai fungsi lain.
Sebagai ibu rumah tangga, tentu saja kita dapat berpartisipasi dalam menjaga bumi dari sampah plastik. Ibu rumah tangga adalah center dalam keluarga bahkan masyarakat, dimana kita bisa membawa pesan kebaikan kepada orang di sekitar tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Hal sederhana yang saya lakukan, seperti membagikan Goodie Bag kepada ibu-ibu bahkan anak muda, yang bisa digunakan untuk membawa belanjaan, jajanan bahkan buku paket ke Sekolah/Kampus.
Sepakat dengan pesan yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie, apapun kebaikan itu, lakukan lah! Karena kita tidak akan pernah tau kebaikan apa yang akan menghampiri dengan gagasan dan langkah kecil tersebut.