Aku 'Mencuri' Istriku dari Kekasihnya

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi
Pernikahanku dengan Jena terasa baik-baik saja tetapi suatu hari aku terkejut saat melihat laptopnya yang masih menyala. Tak kusangka Jena memiliki akun di salah satu situs kencan dan tengah dekat dengan seorang pria bernama Nathan. Aku membuka pesan dari Nathan dan benar saja kalau mereka saling melontarkan emoji mesra.
ADVERTISEMENT
Dari sana aku mengetahui kalau mereka akan bertemu untuk pertama kalinya dalam dua hari lagi. Aku memutuskan untuk berpura-pura menjadi pria itu. Setelah menyelidikinya lebih lanjut, aku bersyukur kalau pria itu hanya memiliki satu foto dengan kualitas yang cukup buruk.
Jadi tidak sulit untukku memalsukan penampilannya, aku membuka percakapan mereka lebih lanjut untuk tahu detail dari kencan yang pria itu rencanakan. Kemudian aku segera pergi ke toko untuk membeli janggut palsu, kaca mata, dan juga krim penghitam kulit.
Selama berbelanja, kepalaku dipenuhi oleh banyak pertanyaan tentang Jena. Mengapa dia membutuhkan pria lain? Aku merasa hubungan kami baik-baik saja. Aku bekerja keras sedangkan dia mengurus rumah dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
Selagi aku menyiapkan kencan pertama kami sebagai orang lain, aku menjatuhkan laptop Jena dari atas meja. Jadi dia tidak bisa menghubungi kekasih aslinya, butuh waktu cukup lama untukku menyiapkan semua keperluan kencan sebagai orang lain. Aku tidak ingin Jena mengungkap penyamaranku dalam waktu yang singkat.
Tepat hari di mana kami berkencan, aku menunggu Jena di sebuah restoran yang sudah mereka sepakati sebelumnya. Ketika Jena muncul, aku merasa terpesona sekaligus marah padanya. Selama menikah denganku, tak pernah aku melihat Jena berdandan seperti itu.
Namun aku harus berakting layaknya seorang profesional, aku bertingkah kikuk agar Jena merasa tidak nyaman dan meninggalkan kekasihnya. Tetapi dia malah membicarakan aku dengan pria itu sepanjang malam "suamiku sangat jahat, dia selalu memprioritaskan pekerjaannya dan tidak pernah membantuku mengurus rumah. Hari jadi pernikahan kami akan segera tiba, aku akan meninggalkannya di hari itu" ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang Jena katakan sangat membuatku merasa terpukul. Kukira aku sudah menjadi suami sempurna untuknya, tetapi ternyata aku tidak menyadari kesalahanku. Sekarang aku tahu alasannya mencari pria yang lebih baik dariku.
Aku sangat mencintai Jena dan tidak berniat sedikit pun untuk kehilangan dirinya. "Aku akan memperbaiki semuanya sebelum hari jadi pernikahan kami tiba" pikirku setelah kencan dengan Jena berakhir. Semua kumulai dengan kembali lebih cepat dari kantorku lalu menghabiskan lebih banyak waktu dengan Jena.
Aku mulai membantu Jena membersihkan rumah dan membanjirinya dengan banyak hadiah. Semua usaha kulakukan yang terbaik untuk menunjukkan betapa berartinya dia di hidupku. Namun di satu sisi, aku tetap harus berpura-pura menjadi kekasihnya.
Pada kencan kedua, aku mengajak Jena ke tempat yang sangat menyeramkan agar dia meninggalkan kekasihnya. Usahaku malam itu berhasil, Jena meninggalkan aku sendiri di tempat itu. Kukira aku telah berhasil merebut istriku kembali, tetapi tepat di hari jadi pernikahan kami Jena tidak muncul di restoran yang sudah kupesan.
ADVERTISEMENT
Aku sudah menunggunya di sana cukup lama sambil membawa sebuket bunga dan juga kalung berlian sebagai hadiah. Jena tidak pernah muncul di sana dan aku merasa kalau dia benar-benar meninggalkanku. "Mungkin dia sudah menyerah untuk memperbaiki pernikahan kami" pikirku.
Meski begitu, aku tetap menunggunya sampai jam operasional restoran itu selesai. "Dia meninggalkan aku" bisikku dalam hati. Aku keluar dari restoran itu sambil membawa buket bunga yang mulai layu. Aku mulai menyalahkan diriku sendiri karena terlambat menyadari betapa Jena sangat penting di hidupku.
"Aku tidak memperbaiki apa pun" sesalku sambil terus melangkahkan kakiku menuju rumah. Ketika sampai di depan pintu, aku sudah membayangkan kosongnya rumahku tanpa kehadiran Jena. Namun ternyata, Jena sudah menungguku di rumah dan ia terlihat sangat menggairahkan.
ADVERTISEMENT
"Kenapa kamu tidak datang ke restoran?" Tanyaku, "aku hanya takut apa yang kukenakan tidak sesuai dengan ketentuan restoran" jawabnya. Dia pun mulai menunjukkan jalan ke tempat yang lebih nyaman untuk kami berdua. Usaha merebut istriku dari kekasihnya ternyata tidak sia-sia dan itu menjadikan aku suami yang jauh lebih baik untuknya.