Aku Menyamar Menjadi Wanita untuk Membuat Istriku Kembali

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
3 Juni 2020 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Dok.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi
“Kamu bisa mendapatkan pemeran utama asalkan kamu bisa membuktikan pada semua orang kalau kamu layak mendapatkannya,” ucap salah seorang sutradara yang akan mengeluarkan film layar lebar impianku. Aku adalah seorang aktor meski kemampuanku belum terlalu mumpuni untuk bisa dikenal oleh banyak orang. Tetapi itu tidak membuatku putus asa.
ADVERTISEMENT
Aku selalu berlatih dan berusaha tidak membuang waktuku untuk hal sepele yang bisa membuat jadwal latihanku berkurang. Tujuh tahun lalu, saat aku masih mengikuti banyak casting demi mendapatkan sebuah peran, aku menikahi seorang wanita yang sangat kucintai. Ia selalu mendukung dan percaya pada setiap mimpi yang ingin kucapai.
Di saat banyak orang yang mengejekku karena mereka tidak percaya pada mimpiku menjadi seorang aktor, justru dialah yang menutup telingaku dan membuatku melakukan yang terbaik. Awal menikah aku hanya bisa menyewakannya sebuah apartemen kecil di lingkungan yang kurang bagus. Akan tetapi seiring berjalannya waktu ketika aku mulai mendapatkan peran-peran penting, kami mulai pindah ke sebuah rumah yang cukup besar dari hasil jerih payahku.
ADVERTISEMENT
Semua itu kulakukan untuk membuatnya hidup nyaman dan bahagia. Sejak pindah, ia tidak ingin mempekerjakan asisten rumah tangga dan hanya ingin mengerjakan keperluan rumah seorang diri. Ia memegang rekeningku dan mengatur semua keuangan kami, sengaja aku tidak membolehkannya bekerja karena tidak ingin ia bertemu dengan pria lain.
Jadwal yang padat membuatku semakin tidak mempedulikan istriku. Aku bahkan selalu mengomentari setiap masakan atau lamanya ia berbelanja saat berada di sebuah mal. Setiap hari istriku hanya berkutat dengan pekerjaan rumah dan sesekali ia pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan.
Namun, tidak selamanya aku mendapatkan peran dan bayaran yang bagus. Setelah tiga tahun kami hidup dalam keadaan nyaman, tiba-tiba aku tidak mendapatkan pekerjaan apa pun. Istriku harus memutar uang tabungan kami untuk membayar banyak tagihan yang jumlahnya pun tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
Aku sering kali pergi ke luar rumah dan jadi lebih tidak mempedulikannya. Aku hanya mempedulikan karierku sebagai aktor dan ingin sekali mendapatkan peran yang penting seperti sebelumnya. Ketika aku terpuruk, beberapa teman aktorku malah menjauh dan terlihat sangat takut kalau ada sutradara yang akan memberikan perannya padaku.
Hanya ada satu sutradara yang masih bisa kuhubungi dan aku memohon padanya agar bisa memerankan peran utama dalam film layar lebar yang akan ia garap. Ia menyuruhku untuk melakukan casting kembali di suatu tempat dan aku berusaha melakukan yang terbaik. Namun, dua hari kemudian istriku membicarakan hal yang tidak pernah terpikirkan olehku.
“Kita sudah tidak ada chemistry” katanya “apa kamu berpikir kalau aku adalah seorang pengecut? Karena hingga saat ini aku belum bisa mendapatkan peran apa pun?” Tanyaku “bukan, chemistry di antara kita sudah tidak ada,” jawabnya “itu karena aku belum mendapatkan pekerjaan” jawabku. “Aku tidak membutuhkan uangmu, aku hanya ingin mendapatkan perhatian kamu. Selama ini kamu sudah tidak pernah melihat ke arahku atau bahkan mendengarkan aku,” balasnya “kamu hanya hidup di dalam realita kehidupanmu,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
“Aku sedang mencari pekerjaan dan besok mereka akan memberikanku kesempatan memerankan peran utamanya. Kamu juga tidak sempurna. Kamu mengorok dan selalu menjilat piring sehabis makan,” sahutku, aku melihatnya menepuk keningnya “kamu tidak mendengarkan aku, aku sudah tidak bisa hidup dengan kamu lagi. Aku menemukan seorang pria yang bisa memberiku perhatian dan aku akan meninggalkan rumah ini,” balasnya kemudian meninggalkanku sendiri di meja makan.
Malam itu kami tidak berada di dalam ruangan yang sama, ia mengunci pintu kamar dan keesokan harinya ia sudah menghilang. Aku tidak mempedulikan keberadaannya dan bergegas untuk bertemu dengan sutradara yang akan memberikanku kesempatan. Saat kami bertemu di sebuah bar, ia memberitahuku kalau ia sudah melihat hasil aktingku tetapi sangat disayangkan karena kemampuanku sudah jauh menurun dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Aku tidak bisa memberikan peran itu pada kamu” katanya “aku akan melakukan apa pun, aku bisa bertransformasi menjadi seorang wanita,” jawabku “itu bagus! Buat semua orang percaya padamu, di sana ada laki-laki yang sangat tergila-gila pada wanita. Aku melihatnya berganti wanita setiap bulan” balasnya sambil menunjuk seorang pria dengan jas hitam dan sebotol minuman yang hanya berjarak tiga meja dariku. “Anggap aja ini adalah tes keduamu. Kalau berhasil membuatnya menawarkan untuk menjalin hubungan maka kamu lolos tes ini dan aku hanya bisa memberikan waktu satu bulan,” tambahnya.
Kemudian ia membawaku untuk menemui seorang penata rias yang mengubahku menjadi seorang wanita “fasilitas ini hanya satu kali dan selebihnya kamu harus melakukannya sendiri” katanya sesaat sebelum dia pergi meninggalkanku. “Ahh..dia sedang mencari seorang asisten pribadi sebaiknya kamu melamar untuk itu” tambahnya. Aku mengumpulkan niat dan keberanian untuk bisa menghadapi pria itu.
ADVERTISEMENT
Sejujurnya ada rasa takut dalam diriku untuk memulai hubungan dengan laki-laki ditambah aku harus memikirkan apa yang para wanita pikirkan saat mereka hendak menggoda laki-laki. Aku memberanikan diri mendekatinya dan dia sangat ramah padaku, setelah memperkenalkan diri dan mengatakan kalau aku tertarik melamar menjadi asisten pribadinya tiba-tiba aku melihat istriku datang.
Sejak aku memperkenalkan diri padanya, aku tahu kalau ia sudah curiga padaku. Ia sempat bertanya apakah kami pernah bertemu sebelumnya? Karena ia merasa kalau ia sangat mengenal suaraku. Aku pikir semua akan berakhir di situ tetapi aku sangat menginginkan peran ini. Aku mulai menemui pria itu beberapa kali dan akhirnya mengajaknya untuk datang ke rumahku. Di saat itulah aku sadar kalau rumahku sangat tidak layak untuk dijadikan tempat berkencan.
ADVERTISEMENT
Saat aku mulai membersihkan rumah, baru kutahu kalau selama ini aku tidak pernah mengapresiasi apa pun yang sudah dikerjakan oleh istriku. Termasuk ketika ia sedang berbelanja dan memilih baju bagus untuk tampil cantik di hadapanku. Selain kesulitan membersihkan rumah, aku juga tidak bisa memasak dan memilih apa pun yang dibutuhkan oleh wanita, termasuk make up.
Aku harus menahan malu untuk meminta seorang pramuniaga memilihkan baju atau make up yang bagus untukku kemudian memelajari bagaimana wanita berias. Bersyukur banyak dari mereka yang membantuku sehingga aku sudah ahli di kedua bidang tersebut. Aku menyiapkan semuanya seorang diri dan ketika makan malam sudah siap, aku mulai merias diriku dan berganti pakaian.
Malam itu berjalan sangat lancar, aku tidak mengira kalau mengelabuhi pria ternyata semudah itu. Ketika ia sudah pergi aku menghapus semua riasan dan pergi ke supermarket karena bahan-bahan di rumahku sudah habis terpakai. Di sanalah aku bertemu dengan istriku, ia menyapaku dan curiga dengan anting dan sisa bibir merah yang kupakai.
ADVERTISEMENT
“Aku sedang memerankan peran baru,” jawabku kemudian ia pergi karena harus kembali ke rumah pria itu. Sebenarnya aku sangat kasihan dengannya, sesibuk apa pun aku tidak pernah mengkhianatinya dengan makan malam bersama wanita lain. Aku mulai ingin merebut kembali istriku dan mulai mengatakan hal buruk tentangnya.
Ternyata apa yang kusampaikan membuat pandangannya berubah tentang istriku. Sudah hampir satu bulan hubunganku dengan pria itu, akhirnya ia mengajakku makan malam romantis di sebuah restoran. Namun betapa terkejutnya aku ketika istriku datang dan menemuiku. Ia mengatakan semua kecurigaannya padaku selama ini dan aku pun mengakuinya.
Aku mengajaknya untuk kembali tinggal bersamaku dan berjanji akan lebih menghargai juga memerhatikannya. Ia pun setuju kemudian tak lama pria itu pun datang dan terkejut melihat kami berdua. Saat itu pula aku mengaku sebagai laki-laki dan sedang menjalani tes untuk mendapatkan sebuah peran, ia terlihat sangat kesal sekali karena merasa sedang dipermainkan.
ADVERTISEMENT
Saat itu aku sudah tidak peduli dengan tes yang gagal kulakukan karena harus mendapatkan istriku kembali. Namun rupanya, sutradara itu menghubungiku kembali dan mengatakan kalau aku mendapatkan peran utamanya. Ia sangat melihat usahaku hingga akhirnya pria itu mau mengajak makan malam romantis denganku. Sejak hari itu, hidupku berubah.
Aku mendapatkan kembali istri dan pekerjaan yang kuinginkan, tentu aku juga mengubah kebiasaanku untuk tidak lagi terobsesi dengan karier. Aku mulai membagi perhatianku pada istri dan juga pekerjaan rumah. Sebisa mungkin aku membuatnya nyaman dan bahagia, kali ini tidak hanya dari sisi materi saja tetapi juga kehadiranku.