Apa yang Terjadi pada Tubuh ketika Putus Cinta? Ini Penjelasannya

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
25 Februari 2021 21:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketika putus cinta, tubuh akan mengalami reaksi. Foto. dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ketika putus cinta, tubuh akan mengalami reaksi. Foto. dok: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tubuh merupakan terkadang menjadi refleksi apa yang kita rasakan. Bicara soal kondisi tubuh, beberapa waktu lalu kami pernah membahas mengenai hal yang terjadi pada tubuh ketika jatuh cinta. Ada cukup banyak yang terjadi ketika tubuh seseorang sedang merasakan jatuh cinta.
ADVERTISEMENT
Kali ini, yang dibahas adalah sebaliknya mengenai apa yang terjadi pada tubuh seseorang ketika putus cinta. Tentu putus cinta akan memiliki dampak buat psikis dan juga fisik. Putus cinta adalah hal yang menyedihkan sehingga akan menyebabkan tubuh mengalami reaksi.
Pasalnya, ketika seseorang putus cinta, otak secara langsung akan melepaskan hormone stress seperti kortisol dan epinefrin. Dalam dosis kecil, hal ini tidak berdampak signifikan, namun dalam dosis yang besar, hal itu akan mengacaukan tubuh.
Dikutip dari Heysigmund, situs yang membahas berbagai hal mengenai percintaan, ada sejumlah dampak yang langsung terjadi ketika seseorang mengalami putus cinta. Kira-kira apa saja? Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Masalah Perut, Kram, Diare, dan Hilang Nafsu Makan

Masalah perut akan dialami orang yang mengalami putus cinta jika tak bisa move on. Foto. dok: Pixabay
Terlalu banyak kortisol di otak akan membuat seseorang otomatis siap seperti menanggapi ancaman. Sayangnya, tubuh akan menanggapi hormone ini dengan tidak normal karena pada dasarnya tubuh tidak memiliki kebutuhan untuk melakukan respons fisik sehingga energi tidak bakal dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Walhasil, otot akan membengkak, menyebabkan sakit kepala, leher kaku, dan dada tertekan. Untuk memastikan otot memiliki suplai darah yang cukup, kortisol mengalihkan darah ke sistem pencernaam. Hal ini bisa menyebabkan masalah perut seperti kram, diare, atau kehilangan nafsu makan.

Rentan Terserang Penyakit dan Masalah Tidur

Orang yang putus cinta rentan terkena penyakit dan masalah tidur. Foto. dok: Pixabay
Ketika hormone stress merajalela, sistem kekebalan tubuh akan melawan. Hal ini membuat seseorang rentan terhadap penyakit. Selain itu, mereka juga bisa mengalami masalah tidur sehingga mengganggu aktivitas fisik pada akhirnya.
Masalah tidur ini disebabkan dilepaskannya kortisol secara konstan yang membuat rugi tubuh seseorang jika terjadi dalam jumlah banyak. Itulah sebabnya banyak orang yang putus cinta tidak bisa tidur dengan baik.

Kecanduan, Tak Bisa Lepas dari Pasangan

Ada efek kedanduan juga dari seseorang yang mengalami putus cinta. Foto. dok: Pixabay
Putus cinta akan mengaktifkan area otak untuk memproses keinginan dan kecanduan. Artinya, terkadang seseorang yang putus cinta akan tetap mendambakan mantannya dan susah untuk memalingkan pikirannya dari sang mantan.
ADVERTISEMENT
Mereka akan terlihat seperti orang yang kecanduan sesuatu. Meski begitu, seiring berjalannya waktu, tubuh akan menyesuaikan sehingga rasa kecanduan ini bakal berkurang nantinya. Satu yang pasti, putusnya sebuah hubungan cinta merupakan bagian dari proses fisik dan psikis.
Terus memikirkannya akan membuat tubuh dan pikiran lelah pada akhirnya.