Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Cerpen: Kekasihku Direbut Oleh Kakak Kandungku Sendiri
6 Mei 2020 15:50 WIB
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Disclaimer: Cerita ini hanyalah karangan semata. Bila ada kesamaan nama, waktu, tempat, profesi, dan cerita itu bukan merupakan kesengajaan.
ADVERTISEMENT
Aku adalah Sari. Aku memiliki tiga saudara laki-laki dan satu perempuan. Hanya ada dua saudara kami yang sudah menikah, abang dan kaka perempuanku. Kebetulan aku adalah anak ketiga, selama ini aku hanya fokus bekerja dan tidak mementingkan percintaan.
Beberapa bulan lalu, ada seorang laki-laki yang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Ia datang dan menyatakan cintanya padaku. Awalnya aku tidak suka karena usia kami yang terpaut sangat jauh, delapan tahun. Akan tetapi, ia sangat gigih untuk mendapatkan perhatianku.
Ia jadi sering datang ke rumah, tidak hanya untuk bertemu denganku tetapi juga adik-adikku. Ia sering bermain dan membelikan sesuatu untuk adik-adikku, setelah kepulangannya ibu selalu membicarakan lelaki itu. Memang ia pintar, sudah bekerja di perusahaan besar, memiliki mobil, dan terlihat sangat mapan. Wajahnya pun tidak buruk bagiku.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali datang ke rumahku, ia tidak pernah bertemu dengan kakak perempuanku. Kakakku selalu saja sedang berada di kantor atau pergi dengan teman-temannya. Ia hanya mendengar pembicaraan kami mengenai lelaki ini.
Meski tidak pernah melihat, tetapi kakakku tahu siapa lelaki yang kami maksud. Saat itu ia sudah menikah tetapi tetap tinggal bersama kami, alasannya karena ia enggan jauh dari ibu. Kenyataannya, ia selalu membuat ibu repot dengan tingkah lakunya.
Sudah jadi rahasia umum kalau ia selalu membawa masalah ke rumah kami. Mulai dari memakai uang sekolah selama enam bulan sampai menikah dengan seseorang yang ternyata sudah beristri. Suaminya datang ke rumah kami hanya dua kali dalam seminggu yang itu berarti ia memiliki banyak waktu sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketika ia menikah, ibu berpikir kalau tugasnya sudah selesai tetapi ternyata tidak. Ia masih sering menyulitkan ibu dengan beragam hal remeh, saat itu ia sudah bekerja di sebuah bursa komoditi. Teman ibu yang memberinya pekerjaan agar ia bisa memegang tanggung jawab.
Sudah hampir satu tahun lelaki itu selalu datang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku. Akhirnya, aku memutuskan untuk menerima cintanya. Mendengar jawabanku ia sangat senang, kami menjalin hubungan selayaknya muda-mudi lain.
Ia sering mengantar dan menjemputku di tempat kerja, terkadang kami juga pergi ke luar kota bersama teman-temanku menggunakan mobilnya. Saat itu aku senang sekali, selama ini semua lelaki yang mendekatiku selalu diambil oleh kakakku.
Aku berpikir kalau sudah menikah, ia tidak akan melakukannya lagi tetapi ternyata dugaanku salah. Saat pacarku datang ke rumah untuk mengajakku berkencan tiba-tiba kakak perempuanku datang dan sudah berganti pakaian “Yuk! Mas mau mengajak Sari jalan-jalankan? Aku ikut ya!” Rajuknya.
ADVERTISEMENT
Aku hanya menggelengkan kepala dan menolak ajakkannya untuk berkencan. Kemudian aku meninggalkan mereka dan masuk ke kamar, ibu segera menghampiriku “Ri kok jadi kakak kamu yang jalan sama si Mas?” Tanya ibu. “Mas mengajak aku tapi tiba-tiba dia datang dan sudah berganti pakaian, aku malas kalau pergi bersama dia,” jawabku.
Ibu sudah tahu kalau itu adalah akal-akalan kakak perempuanku agar bisa berdua dengan pacarku. Ia selalu tidak senang jika aku didekati oleh lelaki bermobil padahal suaminya memiliki mobil yang tak kalah bagus dari pacarku. Sepulangnya mereka, aku melihat kakakku membawa banyak cokelat kemudian langsung berlari masuk ke dalam kamar.
Aku yang melihat itu menatap bingung dan kecewa. Hati wanita mana yang tidak kecewa melihat kekasihnya memilih pergi dengan kakak kandung sendiri di saat aku tidak ingin pergi dengannya? Ketika kembali kakakku yang membawa banyak bingkisan sedangkan aku tidak dibawakan apa pun.
ADVERTISEMENT
“Cokelat itu buat kamu semua tapi kok malah dibawa masuk sama kakakmu,” katanya. Aku hanya menghela napas dan membiarkannya “Sudah tidak apa-apa, aku tidak suka cokelat,” jawabku singkat. Aku berkata seperti itu hanya ingin membuatnya tidak merasa bersalah dan memang ini semua salah kakakku.
Kami mengobrol sebentar di teras dan akhirnya ia pamit pulang karena besok harus bekerja. Ketika itu aku sedang cuti karena harus membantu adikku mengurus beberapa berkas untuk bekerja di sebuah maskapai penerbangan. Setelah melihatnya pergi melewati pagar rumahku, aku kembali masuk ke kamar.
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dan tak lama ibu masuk ke dalam kamarku. “Ri, hati-hati sama kakak kamu. Bisa-bisa dia selingkuh sama pacar kamu,” kata ibu, “Biarin aja Bu, dia mau selingkuh sama si Mas tinggal bilang sama si abang kalau istrinya nyeleweng,” jawabku.
ADVERTISEMENT
Sejak mereka pergi berdua aku memutuskan untuk tidak terlalu berharap. Aku berusaha menyiapkan mental kalau-kalau kakakku kembali mengambil pacarku. Sementara itu, aku tetap berkomunikasi baik dengan pacarku seolah-olah kejadian kemarin bukan masalah buatku.
Satu bulan dari mereka pergi bersama, aku tidak sengaja bertemu dengan mereka di depan rumah. Pacarku dan kakak perempuanku turun dari mobil yang sama, ketika melihatku mereka pun bingung harus bagaimana. “Kami satu gedung kantor, kebetulan pas turun ketemu yaudah pulang bareng sekalian dia mau ketemu kamu,” kata kakak perempuanku sambil berjalan melewatiku.
Aku melihat ke arah pacarku dan ia pun membenarkan hal itu. Ia kemudian merangkulku dan kami masuk ke dalam rumah, kami mengobrol lama sekali di teras tanpa diganggu oleh adik ataupun kakak perempuanku. Sebenarnya aku sangat nyaman dengan lelaki ini, tetapi aku tidak mau sakit hati untuk yang kesekian kali karena kakakku.
ADVERTISEMENT
Aku menahan semua perasaan agar tidak membesar sehingga aku lupa kenyataannya. Semakin lama ketika pacarku datang, kakakku yang selalu sigap membikinkan kopi untuknya. Sejak itu aku jadi semakin sering melihat mereka pulang bersama dan ketika aku menanyakan hal itu, jawabannya selalu sama.
Suatu sore, ada teman yang datang ke rumahku. Kami banyak bercerita dan bercanda, rupanya ia sedang jatuh cinta dengan atasannya. Banyak hal konyol yang ia lakukan untuk menarik perhatian atasannya itu, kami tertawa hingga tanpa sadar hari mulai gelap.
Ia pamit untuk pulang dan seperti biasa aku selalu mengantar teman-temanku sampai mereka masuk mobil. Saat di luar rumah, aku melihat mobil yang mirip dengan suami kakakku dan dengan santainya aku menghampiri mobil itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat ke dalam mobil dan menemukan kakakku sedang mencium pacarku. Baru kali ini aku tahu kalau ia memiliki mobil serupa dengan suami kakakku.
ADVERTISEMENT
Kami bertiga sangat terkejut, pacarku pun salah tingkah. Aku berlari dan masuk ke dalam mobil temanku. Saat itu aku tidak mengenakan alas kaki dan hanya memakai baju tidur “Cepet jalan, ada pemandangan yang bikin mata gue sepet,” ucapku. Temanku hanya menatapku bingung tetapi ia tetap menjalankan mobil, cukup lama ia mengajakku berjalan-jalan sambil aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Temanku sudah tidak asing dengan apa yang dilakukan oleh kakakku karena aku sudah sering menceritakan kisah serupa. Setelah satu jam aku berjalan-jalan dan bahkan sempat dibelikan makan malam, akhirnya aku kembali pulang. Saat aku masuk ke dalam rumah ibu menatapku heran “Kamu dari mana, Ri? Ibu kira kamu cuma antar sampai dia masuk mobil,” tanya ibu.
ADVERTISEMENT
Aku menarik ibu masuk ke dalam kamar dan menceritakan apa yang tadi aku lihat. Mendengar hal itu, ibu marah karena kakakku sudah memiliki suami tidak seharusnya ia seperti itu. Beberapa hari kemudian, suami dari kakakku (abang) datang dan ibu menceritakan apa yang terjadi padaku kemarin.
Abang sangat marah dan memanggil kakakku. Ia mengancam kalau sampai bertemu dengan mobil itu dan ada kakakku, ia akan menyuruh anak buahnya untuk membakarnya. Saat itu kakakku hanya diam dan berkata “Dia kaya gitu karena aku lebih cantik dari Sari makanya dia naksir aku.”
Perkataan kakakku membuat abang semakin marah dan mengancam banyak hal. Sejak kejadian itu, aku menemui pacarku di luar rumah dan meminta dia untuk tidak pernah bertemu denganku atau kakakku.
ADVERTISEMENT
“Tolong jangan temui kami lagi, aku sudah tidak mau denganmu dan suami kakakku sedang mencari kamu,” kataku “Aku memang salah tetapi sebenarnya yang memulai semua ini adalah kakakmu, itu pertama kalinya dia menciumku dan aku juga sama terkejutnya denganmu,” jawabnya. “Aku berniat untuk melamar kamu bulan depan, tapi tidak menyangka kalau kamu akan jadi seperti ini,” tambahnya.
Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi dan mendengar kabar kalau dia menikah dengan teman kantornya. Sedangkan kakakku, ia keluar dari kantor karena semua uang yang diinvestasikan hilang tidak bersisa. Ia kemudian dibawa ke rumah orang tua abang dan tinggal di sana.