Inspirasi Shakespeare dalam Membuat Karya Tentang Cinta

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sosok William Shakespeare. Foto: WikiImages from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sosok William Shakespeare. Foto: WikiImages from Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernikahan adalah topik yang menarik oleh berbagai macam budaya sejak zaman dahulu. Berbagai macam faktor memicu seseorang untuk menikah dengan pilihannya sendiri, atau dijodohkan oleh orang tua. Selama zaman Elizabethan, William Shakespeare menyaksikan acara sosial ini sebagai keuntungan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari History Collection, karya Shakespeare mengungkapkan ide-ide yang berkaitan dengan pernikahan, romansa, dan cinta di seluruh Eropa pada era modern awal selama Renaisans. Karya-karyanya, seperti, Romeo dan Juliet, Much Ado About Nothing dan Taming of the Shrew menjadi sasaran analisis mendalam tentang kehidupan percintaan.
Pada awal abad ke-12 hingga ke-17, syarat pernikahan, baik itu Katolik dan Protestan relatif sama. Kedua mempelai harus menyetujui pernikahan. Selama ini, Tuhan adalah satu-satunya saksi yang dibutuhkan untuk mengikat pernikahan bersama secara legal.
Menjelang akhir masa pemerintahan Elizabeth, kitab suci Gereja Anglikan kembali diterbitkan. Dengan begitu, pernikahan dianggap legal sepenuhnya melalui upacara di gereja. Syarat pernikahan juga harus mencakup kehadiran pendeta, pembacaan larangan, lisensi yang diperbolehkan sebelumnya, dan persetujuan orang tua, jika pengantin masih di bawah umur.
Ilustrasi Romeo dan Juliet. Foto: Screen Youtube Greatest Audiobooks
Shakespeare menyaksikan perubahan ini dalam pernikahan saat dia menulis drama terkait itu. Seiring dengan tren sosial dan politik, Shakespeare mengambil beberapa ide untuk dramanya dari zaman klasik. Dia beralih ke zaman kuno untuk banyak karyanya, termasuk Julius Caesar dan The Rape of Lucrece. Bidang sastra utama lainnya yang ia ambil adalah fiksi Eropa dan Inggris, di mana sebagian besar ditulis dalam bentuk prosa atau syair.
ADVERTISEMENT
Romeo dan Juliet adalah kisah romantis yang menarik Shakespeare yang berasal dari Benua Eropa dan sampai ke Inggris. Dramanya berasal dari puisi panjang Inggris The Tragical History of Romeus and Juliet oleh Arthur Brooke yang pertama kali dicetak tiga dekade sebelum drama Shakespeare.
Foto: Dok. Wikimedia Commons
Romeo dan Juliet menunjukkan norma pernikahan tradisional kaum elite selama Renaisans. Pernikahan adalah tradisi formal bertujuan secara politik dan menaikkan kasta sosial. Cinta sejati bukanlah sebuah modal untuk pasangan menikah.
Disparitas gender dan status juga terjadi dalam kehidupan rumah tangga sejak zaman dahulu. Peran khas wanita dalam pernikahan adalah menjadi ibu, atau pekerjaan seorang istri dalam membesarkan anak-anak, serta melakukan pekerjaan rumah tangga. Wanita elite memiliki pelayan untuk membantu anak-anak dan tugas-tugas rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, laki-laki dipandang sebagai makhluk superior atas perempuan. Laki-laki dipercaya memiliki kekuatan fisik yang lebih besar, intelektual yang lebih tinggi, dan kemampuan untuk merasa lebih dominan daripada perempuan. Renaisans merupakan masa pergolakan, di mana nilai-nilai dari berbagai macam aspek kehidupan berubah dan bergeser, dan hasilnya adalah yang diterima saat ini.