Saat Aku Hampir Kehilangan Nyawa, Suami Malah Kembali ke Pelukan Selingkuhannya

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
2 November 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi
Kejadian ini terjadi sekitar satu tahun lalu, ketika itu aku memergoki suamiku tidur di ranjang yang sama dengan seorang wanita tak kukenal. Karena terlalu terkejut aku pun kehilangan kesadaran dan berakhir di rumah sakit. Aku tersadar dan diberitahu oleh dokter, yang tak lain adalah suamiku, kalau aku mengidap penyakit serius.
ADVERTISEMENT
Saat mengatakan itu, suamiku terlihat sangat lemas dan seakan mengasihani keadaanku. Mendengar itu hal pertama yang kupikirkan adalah ketiga anakku, "siapa yang akan mengurus mereka selama aku tidak ada?" Pikirku. Aku selalu mengurus anak dan rumah ketika suamiku mengambil semua pekerjaan di rumah sakit.
Suamiku selalu membanggakan profesinya dan merendahkan apa yang kulakukan di rumah. "Tidak ada yang sulit mengurus itu semua" ucapnya ketika aku mengeluh karena terlalu lelah. Namun saat aku berada di ICU, terpaksa dia mengambil alih semua pekerjaanku dan merawat anak-anak.
Satu bulan berada di ICU, dia datang tanpa jadwal kunjungan "sayang aku minta maaf atas semuanya, tak bisa aku bayangkan hidup tanpamu" ucapnya saat berada di sebelah ranjangku. Dia memelukku sangat erat, matanya terlihat berkaca-kaca seolah dia benar menyesali apa yang telah dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Suamiku berubah menjadi lebih perhatian karena dia terlalu takut kalau aku akan meninggal dunia. Dan aku memaafkan perselingkuhan sekaligus penghinaannya padaku selama 20 tahun pernikahan. "Tetapi kenapa aku harus meninggal hanya untuk merasa dicintai lagi?" Batinku.
Hari di mana aku melakukan operasi, suami terlihat sangat cemas dan takut. Ia mendatangi kamarku dengan wajah pucat pasi, ia memegangi tanganku sangat erat "sampai bertemu nanti sayang" ucapnya sebelum meninggalkan aku. Entah dia membutuhkan waktu berapa lama untuk mengoperasi tubuhku, tetapi semuanya berjalan dengan sangat baik.
Dia mengizinkan aku untuk pulang setelah berada satu bulan di ICU dan menjalani perawatan intensif dua bulan. Aku merasa sangat sehat dan suami mendapatkan hasil tes satu bulan kemudian. Hasil tes itu mengatakan kalau aku sudah sembuh dari penyakitku. Suami terlihat sangat senang hingga dia menciumku berulang kali.
ADVERTISEMENT
Aku merasa sangat bahagia hari itu, aku kembali sehat dan dia menjadi suami idamanku. Aku mengira kalau kami akan hidup dalam kebahagiaan tetapi ternyata semua itu tidak bertahan lama. Satu minggu kemudian, dia berhenti membantuku mengurus rumah dan anak-anak, ternyata suami memilih kembali ke pelukan selingkuhannya.
Seolah semua telah diatur oleh waktu, aku kembali melihat langsung bukti pengkhianatan suami yang kedua kali dengan wanita yang sama. Aku melihat wanita itu terus menghubungi suamiku saat ia sedang terlelap. Setelah aku sembuh, aku justru mendapatkan suami egoisku kembali.
Sangat kusadari kalau suamiku tidak akan pernah berubah, ia akan selalu egois dan mencari wanita yang lebih baik dariku. Aku harus sekarat agar dia bisa mencintaiku lagi. Namun aku tidak lagi mau mengikuti arus permainannya, aku memilih pergi dan mengajukan perceraian ke pengadilan. Akan lebih baik jika aku memulai kehidupan baru bersama anak-anakku tanpa suami yang egois.
ADVERTISEMENT