Tips Lepas dari Toxic Relationship

Cinta Setara
Promote Healthy, Happy Relationship for Indonesia's Young Adult through online education, offline event, P3K Support via email, and research.
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2018 8:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta Setara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suami tidak bereaksi (Foto: Katarzyna Bialasiewicz)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami tidak bereaksi (Foto: Katarzyna Bialasiewicz)
ADVERTISEMENT
Semua manusia pasti menginginkan hubungan yang nyaman dan juga menyenangkan, baik dengan keluarga, teman, ataupun pasangan. Akan tetapi, tidak dapat dimungkiri bahwa dalam setiap hubungan pasti menemui konflik atau pertentangan antar-anggotanya.
ADVERTISEMENT
Permasalahannya adalah sejauh mana pertengkaran yang terkategori normal? Hubungan yang sehat dapat dinilai dari individu yang ada di dalamnya.
Jika individu tersebut memiliki ruang untuk bertumbuh dan menjadi versi diri yang terbaik, maka dapat dikatakan ia berada dalam hubungan yang sehat.
Tentunya agar kita dapat membuat pasangan bertumbuh, sesama anggota perlu ada rasa saling menyayangi, membangun rasa saling menghargai, menumbuhkan rasa nyaman untuk terbuka.
Dengan adanya hal- hal ini maka pasangannya merasa dimengerti dan diterima. Jika ada konflik maka antar individu mencari kesepakatan yang tidak merugikan satu sama lain.
Memiliki hubungan yang sehat itu penting lho, karena hal ini menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang kesehatan seseorang, baik fisik maupun psikologis. Untuk mengetahui apakah hubungan Anda sehat atau tidak, cobalah menjawab pertanyaan di bawah ini:
ADVERTISEMENT
1. Apakah kamu merasa pasanganmu menyayangimu?
2. Apakah pasanganmu membuatmu merasa aman dan nyaman?
3. Apakah kamu memiliki waktu untuk dirimu sendiri dan keluargamu?
4. Apakah kamu memiliki privasi yang tidak diganggu pasangan?
5. Apakah kamu nyaman untuk menolak atau menyatakan keberatan pada suatu hal?
6. Apakah kamu dapat menyelesaikan konflik yang muncul secara efektif?
7. Apakah kamu merasa adanya perkembangan diri ke arah yang lebih baik setelah menjalin hubungan dengan pasanganmu?
8. Apakah kamu merasa diri berarti?
Cinta dipengaruhi hormon feromon. (Foto: freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Cinta dipengaruhi hormon feromon. (Foto: freepik.com)
Jika jawaban kamu mayoritas “tidak”, kamu perlu waspada. Yuk kenali lebih lanjut bagaimana cara keluar dari hubungan tidak sehat. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih ingin berada dalam suatu hubungan, ataupun menyudahi hubungan tertentu.
ADVERTISEMENT
Memiliki keberanian untuk mengatakan “stop” adalah salah satu kunci penting untuk dapat keluar dari relasi yang tidak sehat.
Tips yang bisa dilakukan apabila kamu berada dalam hubungan yang tidak sehat:
1. Pahami mengenai hubungan yang sehat dan bertumbuh itu seperti apa.
2. Coba tuliskan hal-hal yang menjadi harapanmu dalam hubungan, lalu refleksikan apakah hal-hal tersebut sudah tercapai dalam hubunganmu saat ini.
3. Kenali gejala-gejala stres pada dirimu. Apakah kamu sering merasa lelah, jatuh sakit belakangan ini? Jika ya, tanyakan pada dirimu apakah kamu ingin tetap berada dalam hubungan yang seperti itu?
4. Terima dan akui jika memang kamu berada dalam hubungan yang tidak sehat. Menutupi atau berusaha membenarkan hubunganmu tidak akan membuat hubunganmu semakin menyenangkan. Kamu hanya menunda waktu.
ADVERTISEMENT
5. Dokumentasikan hal-hal yang bisa menjadi barang bukti, misalnya rekaman percakapan yang berisi caci maki, rekaman tulisan kasar, atau kalau ada bentuk kekerasan fisik, simpan foto dan pakaian yang dipakai
6. Kamu tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendiri. Ada banyak pihak yang dapat membantumu. Bicarakan tentang hubunganmu dengan orang yang dapat kamu percayai. Dengan cara ini kamu dapat mengetahui sudut pandang lain tentang hubunganmu. Jika kamu perlu bantuan ke psikolog, carilah psikolog untuk membantumu keluar dari hubungan tidak sehat tersebut.
7. Atur strategi untuk penyelamatan diri kamu, jika pasangan melakukan teror atau ancaman berlebih. Ajak sahabat atau keluarga untuk ikut membantumu dalam strategi ini.
8. Ingat bahwa bukan tugas dan kewajiban kamu untuk merubah dirinya. Seseorang akan mampu menghasilkan perubahan perilaku secara konsisten atas usaha dan niat dari diri sendiri. Menerima permintaan maaf dan memberikan kesempatan kedua tidak memberikan jaminan bahwa hubungan kamu pasti akan lebih baik.
Di 2017, banyak pasangan yang semakin berani mengumbar foto mesra mereka di media sosial. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Di 2017, banyak pasangan yang semakin berani mengumbar foto mesra mereka di media sosial. (Foto: Thinkstock)
Bagi mereka yang ingin meninggalkan hubungan yang tidak sehat memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, apabila jika sudah berada dalam hubungan tersebut cukup lama.
ADVERTISEMENT
Itu merupakan hal yang wajar kok. Hal ini bisa disebabkan karena mereka memiliki harapan dan keyakinan bahwa suatu hari pasangannya bisa berubah.
Lalu muncul perasaan bersalah jika tidak memberikan kesempatan dan menerima ungkapan maafnya. Namun, perlu diwaspadai jika terdapat pola berulang yaitu ketika masalah yang dihadapi tidak kunjung selesai dan terus menerus terjadi, maka bisa diprediksikan bahwa lama kelamaan pola tersebut akan menetap dan semakin sulit untuk dirubah. Sekarang saatnya kamu untuk berani bertindak dan memikirkan kesejahteraan dirimu. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Yuk sayangi diri sendiri!
----------------------
Ahastari Nataliza., B. A., M. Psi., Psikolog