Government Centrism Economics

Cipto Saptadji
Investment Consultancy and Advisory, Trade Finance Specialist Personal blog
Konten dari Pengguna
1 Mei 2020 1:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cipto Saptadji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mumpung saya lagi rajin, sekalian saya share ama teman-teman, tentang kebijakan ekonomi pemerintah kita... Please correction if I'm wrong...
Kawasan APL Central Park (Sumber: Koleksi pribadi)
Roda ekonomi yang dijalankan pemerintah sekarang ini adalah Government Centrism Economics.
ADVERTISEMENT
Well... Apakah ini? Perputaran ekonomi negara kita saat ini mayoritas ditopang oleh usaha-usaha korporasi yang dimiliki negara, which is BUMN.
Kita lihat bagaimana mega-mega proyek yang sedang berlangsung, pembangunan infrastruktur, perencanaan ibu kota baru, dan banyak mega proyek lainnya yang peranan pemerintah melalui anchors-nya begitu dominan di setiap perputaran ekonomi Indonesia.
Apakah ini salah? Tidak! Karena melihat background orang-orang yang menduduki eksekutif berangkat dari birokrasi, politikus dan militer, ya secara tidak langsung memang akan berjalan seperti itu.
Amerika, sebagai negara maju pun menjalankan hal yang sama ketika eksekutif dipegang oleh Partai Demokrat.
Indonesia saat ini adalah negara yang hidup hanya dari belanja nasional. Di sektor mikro, dibuatlah pilkada serentak agar perputaran ekonomi arus bawah bergerak.
ADVERTISEMENT
Tapi menjalankan ekonomi seperti ini bukanlah tanpa resiko.
Rasio perdagangan Indonesia terhadap PDB terendah di ASEAN. Dan ini baru pertama kalinya Indonesia menduduki peringkat paling buncit (sumber: katadata).
Untungnya Indonesia ini diuntungkan dengan populasi dan buying power-nya yang tertinggi di ASEAN sehingga belanja nesional bisa menopang roda ekonomi kita.
Tapi jika ini dibiarkan berlarut-larut, Indonesia benar-benar tidak memiliki ketahanan ekonomi.
Di sektor perdagangan dan industri, komoditas ditopang dengan impor. Elektronik, tekstil bahkan untuk menopang mega proyek seperti baja, mayoritas impor.
Padahal rupiah itu begitu rentan terhadap dollar.
Lantas bagaimana agar ekonomi indonesia bisa menjadi stabil?
Keseimbangan perlu dilakukan, pemerintah harus membenahi sektor mikro, dimana sektor mikro ini yang memiliki ratio profit terhadap belanja modal sangat tinggi, lebih tinggi dari sektor manapun.
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya pemerintah melalui bank-bank HIMBARA kembali membuka program lending usaha mikro, fokus disini. Usaha mikro memiliki rasio yang kecil akan resistensi global.
Ada lebih dari 55 juta usaha mikro dan tidak memiliki tata kelola yang baik oleh pemerintah.
Bayangkan jika 55 juta usaha mikro ini dibina dengan tata kelola yang baik dan didukung secara finansial oleh bank-bank Himbara, mereka akan jadi penopang dan pilar utama roda ekonomi negara ini.
Ratio pengangguran bisa tereduksi, kesenjangan ekonomi tidak akan melebar. Dan ini sesuai dengan amanat Pancasila sila ke-5.
Resiko bad debt di bank pun mereka relatif kecil.
Saya pernah berdiskusi dengan rekan saya di Permodalan Nasional Madani, dimana mereka lending ke usaha mikro, dan alangkah terkejutnya saya ketika melihat statistik NPL yang hanya 0.6%.
ADVERTISEMENT
Cara mereka ini tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi juga mendampingi krediturnya, dimana banyaknya adalah ibu-ibu yang menjalankan usaha mikro.
Pemerintah kita punya role model yang sukses dengan program salah satu BUMN-nya ini, mereka kekurangan capital untuk lebih banyak memberikan lending, dimana berdasarkan percakapan kami, mereka perlu setidaknya 20 Triliun Rupiah untuk lebih banyak memberikan lending kepada target kreditur mereka.
Pola seperti ini harusnya diikuti, atau setidaknya didukung oleh bank-bank HIMBARA yang memiliki likuiditas yang besar.
Tinggalkanlah memberikan kucuran kredit berbasis collateral asset, tapi fokus pada analisa bisnis kreditur, dan dampingi mereka.
Kalau istilah kami di perbankan internasional, "Follow the goods, follow the project, follow the money"
Pola seperti ini saya lakukan di institusi saya, dimana yang kami analisa adalah bisnis dan alur project si calon kreditur.
ADVERTISEMENT
Jika pemerintah mau fokus dengan membuat regulasi akan tata kelola sektor mikro, saya yakin... tidak perlu waktu lama Indonesia akan menjadi 4 besar negara ekonomi terkuat sebagaimana cita-cita founding father kita di bidang ekonomi, Bung Hatta yang selalu fokus akan koperasi.
Cipto Saptadji
Investment Consultancy & Advisory | Trade Finance Specialist
Euro Exim Bank Ltd | XL International Group Limited | BFS Construction