news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Pasien di RSHS Bandung yang Dinyatakan Sembuh dari Corona

Konten Media Partner
3 April 2020 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. (kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (kumparan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Yusuf Ridwansyah kini merasa semringah setelah diizinkan pulang oleh pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Hasan Sadikin atau lebih dikenal RSHS Bandung. Dia adalah satu dari sekian banyak warga Jawa Barat yang dinyatakan positif terpapar virus Corona (COVID-19) dan kini telah dinyatakan pulih.
ADVERTISEMENT
Bagaiman Yusuf bisa terjangkit dan terbebas dari COVID-19?
Yusuf bercerita, awalnya dia melakukan tes swab dan proses PCR (Polymerase Chain Reaction) sebanyak tiga kali di RSUP dr Hasan Sadikin. Hasil tes pertama adalah positif. Sedangkan, hasil tes kedua dan ketiga, negatif.
"Saya pernah jadi angka ke-11 di Jawa Barat, ke seratus tiga puluh sekian di Indonesia. Semoga tidak jadi sekadar angka, karena itu adalah manusia yang tengah berjuang melawan virus, bagaimanapun keadaannya," ucap Yusuf seperti dikutip Ciremaitoday dari rilis Humas Pemprov Jabar, Jumat (3/4/2020).
"Saya pun turut bahagia, bisa meningkatkan kualitas angka-angka dengan berkontribusi terhadap jumlah pasien yang dinyatakan sembuh. Ini berita bahagia, karena coronavirus tak hanya tentang kematian. Tapi ada kehidupan di dalamnya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum dinyatakan positif COVID-19, kata Yusuf, ia tak mengalami gejala-gejala terinfeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Virus (SARS-CoV-2), virus penyebab COVID-19.
Namun, Yusuf sadar bahwa dirinya memiliki interaksi sosial tinggi dan rentan terpapar virus. Dia kemudian memutuskan mengikuti proaktif tes yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar, Minggu (14/3/20).
"Saya pasien positif ke-11 di Jabar. Saya tidak langsung ke rumah sakit, bukan karena apa-apa, cuma kamar isolasinya penuh," ucapnya.
"Saya dijemput pakai ambulans lengkap (sehari setelah dinyatakan positif). Sopir dan pendamping semua pakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Saya masuk ambulans dan tidak berbicara apapun," imbuhnya.
Menurut Yusuf, tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 paham betul akan prosedur medis. Dari mulai proses penjemputan sampai perawatan. Selain itu, kata dia, dokter dan perawat rutin menginformasikan beberapa hal penting soal COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kemudian, dokter dan perawat, ngecek suhu, oksigen, itu dua kali satu hari. Cek darah dan macam-macam tiga hari sekali. Cek juga apakah ada pneumonia," katanya.
Bagi Yusuf, semua orang mesti bahu-membahu melawan COVID-19. Pasien positif dan tenaga medis berjibaku di rumah sakit. Sementara yang lain bertanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, rekan, dan lingkungan.
Bentuk tanggung jawab itu terwujud dalam physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Yusuf tak menganggap terpapar virus corona sebagai aib, dia pun tak khawatir mendapat hukuman sosial dari lingkungan tempat tinggalnya. Bagi dia, kesadaran dan tanggung jawab diri lebih jauh lebih penting.
"Kita punya potensi menularkan ke yang lain. Sebenarnya, penyakit ini bukan penyakitnya tapi penyebarannya. Jadi, kita bertanggung jawab dengan semua sikap kita. Bukan tentang kita, tapi orang sekeliling kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain Yusuf, 10 pasien positif COVID-19 di Jabar sudah dinyatakan sembuh. Adapun di Indonesia, hingga Jumat (3/4/2020), sudah lebih dari 100 pasien positif COVID-19 dinyatakan telah pulih.