Dari Mulai Dandim Sampai Babinsa di Korem 063/SGJ Jadi Bapak Asuh Anak Stunting

Konten Media Partner
1 Agustus 2022 18:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat penanganan stunting di wilayah Korem 063/SGJ.(Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat penanganan stunting di wilayah Korem 063/SGJ.(Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Untuk menekan angka stunting di Indonesia termasuk di wilayah kerja Korem 063/Sunan Gunung Jati diadakan program bapak asuh bagi anak penderita stunting. Mulai Danrem, Dandim, Danramil, sampai Babinsa di Korem 063/SGj pun menjadi bapak asuh bagi anak penderita stunting.
ADVERTISEMENT
Danrem 063/SGJ Kolonel Inf. Dany Rakca mengatakan, Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan balita pada umumnya. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari Minus Dua Standar Deviasi Median Standar pertumbuhan anak dari WHO.
“Balita Stunting termasuk dalam golongan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal,” katanya, Senin (1/08/2022).
Oleh karena itu, pihaknya turut andil untuk menekan angka stunting dengan program bapak asuh bagi anak penderita stunting.
ADVERTISEMENT
“Dimana secara otomatis para Komandan Satuan Kewilayahan mulai dari Korem, Kodim, Koramil hingga Babinsa jadi Bapak Asuh Anak Stunting di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mengerahkan fasilitas Kesehatan militer untuk ikut menekan angka stunting.
“kami Juga memerintahkan dan mengerahkan Detasemen kesehatan RST Ciremai dengan memaksimalkan Dokter, Ahli Gizi dan Nakes lainnya, untuk membantu optimalisasi kinerja dalam rangka percepatan penanganan stunting dengan mendukung Pendistribusian Logistik, Pengerahan Personel dan sebagainya,” tuturnya.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Wahidin mengatakan, kesehatan dan percepatan penanganan Kesehatan di Indonesia setiap tahunnya berhasil menurunkan angka stunting sebesar 3 %. Kalau tidak dimaksimalkan, di tahun 2045 masalah stunting tidak akan selesai.
“Di Indonesia masih 44,4 %. Di Jawa Barat angka stunting ada di angka 25% (20% dari jumlah penduduk Nasional) termasuk 12 provinsi prioritas penanganan stunting,” pungkasnya.(Juan)
ADVERTISEMENT