Dinas ESDM Jabar Teliti Semburan Lumpur di Cipanas Cirebon

Konten Media Partner
2 Juni 2021 19:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dari Dinas ESDM Jabar dan DLH Kabupaten Cirebon mengambil sampel di lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, Rabu (2/6/2021). (Ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dari Dinas ESDM Jabar dan DLH Kabupaten Cirebon mengambil sampel di lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, Rabu (2/6/2021). (Ciremaitoday)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Wilayah VII Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon meninjau langsung ke lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Semburan lumpur yang terjadi sejak 4 bulan lalu itu dikeluhkan warga sekitar karena kerap tercium bau menyengat yang diduga mengandung belerang.
Petugas dari Dinas ESDM Jabar dan DLH Kabupaten Cirebon mengambil sampel berupa bebatuan, lumpur, suhu dan air yang berada di lokasi semburan untuk diteliti lebih lanjut.
Dari hasil tinjauan awal itu, petugas menemukan dugaan lain tentang kandungan kimia di semburan lumpur, yakni adanya energi panas bumi.
"Setelah data terkumpul nanti kita informasikan untuk kebijakan pimpinan. Memang dugaan awal bau belerang, kalau saat ini lebih ke minyak tanah bau menyengatnya," kata Plt Kasi Penambangan dan Air Tanah Dinas ESDM Provinsi Jabar Arip Budiman kepada awak media, Rabu (2/6/2021).
Arip mengatakan, sebelumnya lokasi semburan lumpur masuk dalam kawasan pemanfaatan energi panas bumi pada tahun 2012 yakni wilayah Gunung Kromong. Namun, hal itu tak diteruskan untuk dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
"Kebijakannya waktu itu lebih memilih mengambil panas bumi untuk energi listrik di kawasan Kuningan. Mungkin kurang potensial atau bagaimana. Perlu ada kajian lagi," kata Arip.
Arip mengaku telah memberikan rekomendasi kepada pihak desa untuk mengimbau masyarakat agar tak beraktivitas di lokasi semburan. Pihaknya akan meneliti terlebih dahulu kandungan kimia yang ada di lokasi semburan. "Hasilnya nanti 30 hari ke depan," kata Arip.
Lebih lanjut, Arip menjelaskan tentang penyebab adanya semburan lumpur di wilayah tersebut. Menurut Arip, awalnya hanya uap air yang keluar. Kemudian, terjadi letupan atau semburan lumpur karena adanya air hujan.
"Terjadi letupan akibat air hujan yang terjebak. Kemudian terkena uap hingga menimbulkan letupan. Kalau tidak ada air hujan hanya keluar uap," kata Arip.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya, termasuk kecamatan dan desa. "Memang ini sudah terjadi sejak lama. Lumpur ini berpindah-pindah. Bau belerang memang ada," kata Deni.
Deni tak menampik adanya dugaan energi panas bumi di lokasi semburan. "Ini perlu dikoordinasikan lebih lanjut," kata Deni.