Empat Remaja asal Jawa Barat Jadi Korban Perdagangan Manusia di Papua

Konten Media Partner
15 Agustus 2021 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi human trafficking Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi human trafficking Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Indramayu, - Satuan Reskrim Polres Indramayu, Jawa Barat, memburu jaringan perdagangan manusia atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Petugas berhasil menyelamatkan empat anak baru gede (ABG) atau anak di bawah umur yang dipekerjakan di tempat karaoke.
ADVERTISEMENT
Kasa Reskrim Polres Indramayu AKP Luthfi Olot Gigantara mengatakan penyelamatan korban perdagangan manusia berawal dari laporan salah seorang keluarga. Petugas langsung menyelidiki dan mendapatkan informasi bahwa korban berada di wilayah hukum Polres Paniai Polda Papua.
"Kita koordinasi intens dengan Polres Paniai Polda Papua. Sehingga keempat anak di bawah umur bisa kita pulangkan dengan selamat," kata Lutfhi di Mapolres Indramayu, Minggu (15/8/2021).
Lebih laniut, Lutfhi mengatakan keempat korban perdagangan manusia ini berasal dari Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka. "Korban dari Indramayu ada dua anak di bawah umur," kata Luthfi.

Empat Remaja Dipulangkan ke Rumah Masing-masing

Hari ini, Polres Indramayu berhasil memulangkan keempat anak yang menjadi korban di bawah umur. Korban menjalani pemeriksaan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Petugas masih memburu jaringan perdagangan manusia yang mempekerjakan empat anak di bawah umur ke Papua. "Kita masih memintai keterangan empat anak di bawah umur. Kita akan ungkap jaringan TPPO ini," kata Luthfi.
Empat dari anak yang diselamatkan dari perdagangan manusia itu salah seorangnya berasal dari Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Korban masih berusia 14 tahun. Orang tua korban, M bersyukur anaknya bisa diselamatkan.
M (33 tahun) menceritakan kejadian awal anak perempuannya menjadi korban perdagangan manusia. Orang tua korban mengaku kaget saat mendengar kabar anaknya sudah berada di Papua. Awalnya, korban meminta izin ke orang tuanya untuk main bersama temannya.
"Sampai malam saya coba kontak anak saya ternyata susah. Kemudian bisa komunikasi, anak saya bilang katanya lagi di Surabaya dan mendapatkan kerjaan jadi pelayan di kedai kopi," kata M.
ADVERTISEMENT
M sempat meminta anaknya untuk pulang. Namun, korban tak bisa lantaran aktivitas terpantau oleh jaringan perdagangan manusia.
"Pada 21 Juli tiba-tiba saya mendapatkan kabar dari anak saya, anak saya sudah di Papua. Katanya dia kerja di tempat karaoke di Papua. Waktu ngabarin saya juga sembunyi-sembunyi," kata M.
Setelah mendapatkan laporan dari anaknya, M langsung melapor ke Polres Indramayu. Hingga akhirnya, korban bersama tiga anak lainnya berhasil diselamatkan. ***