Festival Jaga Jarak Jadi Ajang Berkreasi Para Seniman Belia di Majalengka

Konten Media Partner
28 November 2021 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Festival Jaga Jarak #5 yang dilaksanakan oleh Sanggar Gema Parachiyangan. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Festival Jaga Jarak #5 yang dilaksanakan oleh Sanggar Gema Parachiyangan. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - "Tetap kreatif meski terjepit" begitulah tema yang diusung dalam Festival Jaga Jarak ke-5 oleh Sanggar Gema Parachiyangan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Festival yang digelar di masa pandemi COVID-19 ini, selain bertujuan untuk menanamkan sisi kreativitas sejak dini. Protokol kesehatan (Prokes) COVID-19 juga dijunjung dalam perhelatan event tersebut.
Terlihat dalam pelaksanannya, mereka cukup memperhatikan space (ruang) duduk untuk para peserta. Uniknya, jaga jarak tersebut tidak sebatas imbauan sebagaimana dalam event lainnya, melainkan dilengkapi dengan 'alat.'
"Alat dari bambu yang dianyam membentuk lingkaran. Jadi, mereka ini duduk di dalam lingkaran anyaman bambu itu. Sehingga dipastikan ada jarak antara satu orang dengan orang lainnya," kata pimpinan Sanggar Gema Parachiyangan, Geri Sukirman, saat pagelaran event di Lapang Madrasah Al-Munawaroh, Blok Leuwimukti, Desa/Kecamatan Ligung, Minggu (28/11/2021).
Suasana Festival Jaga Jarak #5 yang dilaksanakan oleh Sanggar Gema Parachiyangan. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
Menurut pria yang akrab disapa Abah Geri, festival Jaga Jarak tersebut diharapkan sebagai wadah 'unjuk gigi' para seniman, khususnya seniman muda untuk tetap berkreasi di tengah keterbatasan aktivitas sebagai imbas dari pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin teman-teman tetap menjaga kreativitas di tengah keterbatasan ini," ujarnya.
Sementara, panitia festival, Oki Sandi menambahkan, melalui festival tersebut juga diharapkan bisa menumbuhkan jiwa gotong royong pada masyarakat secara umum, khususnya anak-anak.
Oleh karena itu, festival tersebut diisi dengan sejumlah pertunjukan, yang berkaitan dengan kebersamaan.
Suasana Festival Jaga Jarak #5 yang dilaksanakan oleh Sanggar Gema Parachiyangan. FOTO: Erick Disy/CIREMAITODAY
"Salah satunya ada kegiatan anak-anak merakit puzzle-puzzle. Dari sana diharapkan, sepulang dari festival ini akan tumbuh pada diri anak-anak betapa pentingnya kebersamaan," jelas dia.
"Ada juga kegiatan corat-coret. Mereka dibebaskan untuk membuat coretan apapun. Ini melambangkan bahwa kita yang memiliki latar belakang berbeda, tetapi bisa bersatu," lanjut Oki yang juga ketua Dewan Kesenian Majalengka (Dekma) itu.
Kasi Pembinaan Pengembangan Kesenian Dinas Pariwiisata dan Kebudayaan, Didin Aminudin mengatakan, festival ini menjadi salah satu media untuk menjaga sekaligus menumbuhkan potensi-potensi yang ada. Dengan demikian, diharapkan upaya tersebut bisa tetap menjaga regenerasi pegiat seni.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, di Majalengka sudah banyak festival yang digelar. Ini memiliki nilai penting untuk tetap terjaganya kesenian kita. Dan ternyata, banyak juga talenta-talenta muda yang muncul," jelas dia.
Sementara, dalam Festival Jaga Jarak 5, diisi sejumlah kesenian tradisional. Wayang Golek, silat, adalah beberapa kesenian yang dipertunjukkan dalam festival itu.***