Harga Gabah "Terjun Bebas", Petani Pantura Menjerit

Konten Media Partner
26 Maret 2019 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Harga jual gabah terus menurun di saat sejumlah petani di wilayah Kabupaten Indramayu tengah panen musim rendeng. Anjloknya harga gabah dikeluhkan petani di kawasan pantura Jawa Barat. (Nafis)
ciremaitoday.com, Indramayu, - Harga jual gabah terus menurun di saat sejumlah petani di wilayah Kabupaten Indramayu tengah panen musim rendeng.
ADVERTISEMENT
Padahal sebelum panen rendeng harga jual gabah di atas Rp500.000/kuintal. Tapi kini di saat panen harganya, justru hanya di kisaran Rp440.000/kuintal sampai Rp460.000/kuintal.
“Harga gabah saat ini dikisaran Rp440-460 ribu per kuintal, sebelum panen harganya di atas Rp500 ribu per kuintal,” ungkap Dalam, salah satu petani asal Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu.
Dalam awalnya sempat merasa senang saat harga jual gabah di atas Rp500.000/kuintal. Namun disaat petani tengah panen harganya malah turun. Tak pelak, kondisi tersebut sangat meresahkan para petani di Kecamatan Bongas.
Dirinya pun hanya berharap harga jual padi kembali merangkak naik, sehingga kesejahteraan petani bisa meningkat.
Sementara itu Bupati Indramayu, Supendi tidak menampik terkait terjadinya penurunan harga jual gabah, pihaknya pun meminta kepada para petani agar tidak terburu-buru menjual gabah hasil panennya secara keseluruhan. Untuk menutupi biaya produksi, petani bisa melakukan penjualan gabah secara bertahap.
ADVERTISEMENT
“Saat ini musim panen di Wilayah Indramayu bagian Selatan, dan akan terus terjadi sampai Bulan April mendatang di Wilayah Indramayu bagian Utara,” terang Bupati Indramayu, Supendi saat menghadiri panen perdana di Desa Loyang, beberapa waktu lalu.
Supendi menilai turunya harga jual gabah disebabkan oleh panen raya di Indramayu bagian Selatan, sehingga hukum pasar pun berlaku. Oleh karenanya, ia menenkankan kepada petani untuk menyimpan gabahnya sembali menunggu harga gabah kembali naik. (*)
Penulis : Nafis
Editor : Tomi Indra Priyanto