Hari Santri Nasional: Bupati Majalengka Sebut Peran Besar Santri dan Kiai

Konten Media Partner
22 Oktober 2020 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hari Santri Nasional. (Ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari Santri Nasional. (Ciremaitoday)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday, Majalengka - Sejarah mencatat, santri dan para kiai memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Peran santri selama berabad-abad tidak pernah lelah mengusap peluh keringat dalam mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
ADVERTISEMENT
Bahkan konon, bambu runcing yang terkenal sebagai senjata para pejuang kemerdekaan adalah inisiatif dari Kiai Subeki atau lebih dikebal Mbah Subki. Kemudian bambu runcing diabadikan sebagai nama pesantren di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yakni Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing.
Perjalanan panjang santri dan kiai dalam mengusir penjajah tidak lepas dari peran kiai kharismatik ketika KH Hasyim Asy’ari bersama sahabatnya kiai Wahab Chasbullah.
Keduanya berhasil mengumpulkan berhasil mengumpulkan seluruh kiai untuk melaksanakan rapat darurat di Surabaya, Waja Timur pada 21 dan 22 Oktober 1945 untuk merumuskan perlawanan terhadap Belanda dan mendeklarasikan sebuah seruan jihad fisabilillah yang belakangan dikenal dengan istilah Resolusi Jihad.
Catatan sejarah itulah yang menjadi salah satu dasar bagi Presiden RI Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
ADVERTISEMENT

Peran Santri dan Kiai di Era Modern

Peran besar santri dan kiai bukan dalam melawan penjajahan. Namun lebih dari itu, santri dan kiai memiliki peran mulia melawan kebodohan sebagai 'guru bangsa' melalui kegiatan pembelajaran di pondok pesantren.
Tidak semata mengajarkan ilmu agama, juga aktif melakukan kajian dan analisa keilmuan serta aliran pemikiran dalam agama Islam dalam mencari solusi dari permasalahan keagamaan di Indonesia seperti dikatakan Bupati Majalengka, Jawa Barat, Karna Sobahi dalam sambutan Hari Santri Nasional tahun 2020.
"Kiai dapat menjadi kharismatik karena dalam proses pembelajaran tetesan ilmu mengalir dengan ikhlas, kajian dan analisa mewarnai perkembangan negara menjadi lebih baik," katanya.
Karna Sobahi mengaku, bangga kepada santri dan kiai karena perannya dulu, kekinian santri dan kiai dihadapkan kembali pada perjuangan melawan virus corona jenis baru yang kini sedang melanda seluruh wilayah Indonesia, bahkan belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Karna berharap, santri dan kiai dengan semangat gotong royong dan kharismanya bersama-sama membantu pemerintah mengkampanyekan protokol kesehatan ketat dalam upaya memutus penyebaran COVID-19.
"Santri dan kiai memiliki pengaruh besar di masyarakat, kata-katanya didengar, prilakunya ditiru semoga ikhtiar kita semua melawan COVID-19 membuahkan hasil dan pandemi segera berlalu agar kehidupan kembali berjalan normal, agar santri kembali tenang dalam menimba ilmu di pondok pesantren," tutupnya.