Jadi Biang Kemacetan, PKL di Majalengka Ditertibkan

Konten Media Partner
16 Juni 2019 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tim gabungan menertibkan para pedagang kaki lima yang biasa berjualan di sekitan alun-alun bahkan di depan pendopo kabupaten Majalengka, Minggu (16/6). (Oki)
ciremaitoday.com, Majalengka, - Aparat Kepolisian bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Majalengka, menertibkan para pedagang kaki lima yang biasa berjualan di sekitan alun-alun bahkan di depan pendopo kabupaten Majalengka atau sepanjang Jalan Siliwangi dan Jalan KH. Abdul Halim Majalengka, Minggu (16/6).
ADVERTISEMENT
Mereka ditertibkan karena hampir seluruhnya menggunakan trotoar dan bahu jalan sebagai lokasi melakukan transaksi jual beli. Akibatnya, selain mengganggu keindahan juga merampas hal pejalan kaki.
Kasat Lantas Polres Majalengka, AKP Atik Suswanti mengatakan, Satlantas bersama Satpol PP dan Dishub Majalengka melakukan penertiban dan himbauan terhadap para pedagang kaki lima yang mangkal menggunakan bahu jalan dan trotoar, lantaran seringkali menimbulkan kemacetan.
"Selain seringkali memicu kemacetan, para pedagang juga merampas hak para pejalan kaki," ungkapnya.
Dalam penertiban tersebut, para petugas secara langsung berikan larangan dan himbauan kepada para pedagang agar tidak menggunakan badan jalan untuk kegiatan berjualan. Karena hal tersebut dapat menimbulkan titik kemacetan dan mengganggu Kamseltibcar Lantas.
“Disamping itu, kita juga berikan penjelasan tentang bahayanya berjualan menggunakan badan jalan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Para pedagang makanan menggunakan gerobak/dorongan setiap harinya mangkal menjajakan dagangannya disekitar area alun-alun Pemkab Majalengka. (Oki)
Dari keterangan yang didapatkan dari petugas maupun masyarakat, jika di sekeliling alun-alun para pedagang kaki lima sudah bertahun-tahun berjualan menggunakan trotoar dan bahu jalan apalagi di car free day (CFD) setiap hari Minggu.
Di hari biasa, para pedagang makanan menggunakan gerobak/dorongan setiap harinya mangkal menjajakan dagangannya. Seakan dibebaskan oleh petugas penegak kebijakan, para pedagang bahkan memanfaatkan fasilitas publik seperti air dan listrik.
"Kita biasanya ke alun-alun cari makan, karena banyak pilihan baik makanan ringan maupun minuman," ujar Muhammad Jaenudin mahasiswa asal Universitas Majalengka. (*)
Penulis : Oki Kurniawan
Editor : Tomi Indra Priyanto