Kata DPRD Cirebon dan Keraton Kanoman soal Jawa Barat Diubah Jadi Tatar Sunda

Konten Media Partner
15 Oktober 2020 17:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Keraton Kanoman Raja Ratu Arimbi Nurtina. (Ciremaitoday)
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Keraton Kanoman Raja Ratu Arimbi Nurtina. (Ciremaitoday)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Wacana pengubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Tatar Sunda yang diusulkan oleh sejumlah tokoh kesundaan mencuat. Wacana ini menuai pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati menolak usulan tersebut. Menurutnya Jabar merupakan daerah yang heterogen karena terdiri dari beragam suku, etnis dan budaya. Sehingga, lanjut dia, nama Provinsi Tatar Sunda kurang tepat.
"Jangan lah (diubah Provinsi Tatar Sunda), karena harus mencakup keseluruhan. Jabar kan berbagai macam suku, Sunda, Jawa dan lainnya," kata Affiati di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020).
Affiati menyarankan, nama provinsi sejatinya harus merangkul keberagaman. "Nama lain yang bisa mempersatukan dan membawa semua itu lebih bagus," kata politikus Partai Gerindra itu.
Sementara Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina menjelaskan sejarah Cirebon erat dengan Kerajaan Pajajaran. "Secara historis Cirebon memang masuk dalam Kerajaan Pajajaran. Masih keluarga," kata Arimbi.
ADVERTISEMENT

Perlu Kajian Sejarah

Kendati demikian, Arimbi menilai, pengubahan nama provinsi itu harus dikaji lebih dalam lagi terkait aspek sejarah dan budaya. Ia meminta sejarawan, budayawan dan lainnya harus dilibatkan. Saat disinggung mengenai budaya Jabar yang beragam, Arimbi pun membenarkan. Ia pun ta ingin pengubahan nama provinsi dapat memicu konflik.
"Ya makanya perlu kajian yang sangat mendalam. Apakah layak diganti atau dipertahankan (Jabar)," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis menolak adanya wacana tersebut. Sebab masyarakat Jawa Barat beragam suku. Ujung timur Jawa Barat, atau pantura Jawa Barat, seperti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Indramayu dihuni suku Jawa, Cirebon dan lainnya.
"Saya perlu sampaikan, kita ini Indonesia. Jadi jangan mengeluarkan istilah yang bakal memicu pemisahan. Jawa Barat tetap Jawa Barat. Kalau kemudian diganti Sunda, nanti ada sebuah pemikiran yang berbeda dari (masyarakat) pantura, yang merasa tidak dianggap," kata Azis kepada awak media di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020).
ADVERTISEMENT
Azis tak ingin masyarakat pantura merasa dikucilkan, ketika Jabar beubah menjadi Tatar Sunda. "Jadi saya tidak setuju. Nanti ada pengistimewaan terhadap kelompok tertentu yang ada di Jabar. Kemudian, Cirebon dan daerah lainnya yang berada di pantura tidak merasa sebagai orang Jabar (ketika berubah nama). Kalau Sunda, nanti kami yang di pantura apa?," Kata Azis.