Kata Wali Kota Bandung soal Kebijakan Lepas Masker

Konten Media Partner
18 Mei 2022 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. FOTO: Humas Pemkot Bandung
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. FOTO: Humas Pemkot Bandung
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat terkait penggunaan masker di masa sekarang. Baginya, masker tetap menjadi salah satu upaya perlindungan diri terhindar dari paparan penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), mengumumkan masyarakat boleh melepas atau tidak menggunakan masker di areal outdoor. Tetapi untuk mereka yang sakit diminta menggunakannya.
"Saat ini, presiden mengatakan soal kegiatan outdoor bisa membuka masker. Kita serahkan lagi kepada keyakinan masyarakat," kata Yana di Gedung Generasi Muda, Kota Bandung, dalam keterangan yang diterima Ciremaitoday, Rabu (18/5/2022).
Kendati demikian, bagi Yana, yang pernah mengalami COVID-19, tetap memerlukan masker sebagai pelindung diri.
"Bagi orang yang pertama mengalami COVID-19, saya tetap menggunakan masker sebagai alat kesehatan saya," ujarnya.
"Tapi sekali lagi cukup yakin virus covid itu pastinya bermutasi, penyebarannya droplet. Mudah-mudahan penggunaan masker bisa menghindari COVID-19," ujarnya.
Di sisi lain, Yana yakin situasi pandemi COVID-19 di Kota Bandung relatif terkendali. Bahkan sudah masuk fase endemi, jika mengukur dari sejumlah indikator.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan indikator yang ada dan proses vaksinasi di Kota Bandung sangat luar biasa. (Vaksinasi) Dosis pertama, 113 persen, dosis kedua sudah 103 persen dan dosis ketiga itu 34 persen," tuturnya.
"Saya baca dari badan kesehatan dunia (WHO), kalau satu wilayah proses vaksinasinya 100 persen itu secara teori pandemi COVID-19 di wilayah itu beralih menjadi endemi," tutur Yana.
"Kelihatannya teori terbukti di Kota Bandung karena pada saat omicron, dari 100 persen kasus yang meninggal, 70 persen itu orang belum dapat vaksin dan 30 persennya komorbid," terangnya.***