Kena Banjir, 15 Hektare Tanaman Bawang Merah di Cirebon Busuk

Konten Media Partner
9 Maret 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tanaman bawang merah. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tanaman bawang merah. Foto: Tarjoni/Ciremaitoday
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon-Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Cirebon telah menimbulkan kerugian besar pada sektor pertanian, terutama pada tanaman bawang merah.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, mengungkapkan bahwa lebih dari 15 hektare lahan pertanian terdampak, dengan bawang menjadi salah satu tanaman yang paling parah terkena dampak.
"Saat ini, kita sedang menghadapi dampak serius dari banjir ini, terutama pada sektor pertanian seperti tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan," ujar Alex kepada wartawan, Jumat (8/3).
Menurutnya, ada sekitar 15 hektare lebih tanaman bawang merah yang terkena dampak pembusukan akibat banjir, termasuk juga kerugian pada sektor peternakan dengan 3 sapi dan 26 domba yang menjadi korban.
"Walaupun yang terdampaknya cukup besar, kerbau 34 ekor, sapinya 495, domba 1090 ekor. Tapi yang mati sapi 3, domba 26 ekor," terangnya.
Kata dia, ada upaya pemulihan yang sedang dilakukan oleh pihaknya seperti berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memberikan bantuan dan pemulihan lahan yang terkena dampak banjir.
ADVERTISEMENT
"PPL kita sudah menyebar ke seluruh wilayah Kabupaten Cirebon untuk membantu masyarakat yang terkena dampak," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga sedang melakukan pendataan dan assessment untuk mengetahui kerugian yang terjadi. Kemudian, upaya pemulihan juga dilakukan melalui perbaikan jaringan irigasi dan penanaman ulang untuk lahan yang terkena dampak parah.
"Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan bantuan dan dukungan kepada petani dan peternak yang terdampak," katanya.
Untuk tanaman padi, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan. Sebab, ada dampak yang dikategorikan berat atau tinggi seperti tanaman yang langsung mati (membusuk). Namun, kata dia, ada juga dampak yang bersifat tergenang kemudian hilang.
"Tapi yang terendam itu pasti mati. Dan sampai saat ini kalau terfokus ke padi yang terdampak ringannya tadi, tapi kalau yang terdampak beratnya masih dalam proses pemulihan. Karena kalau padi itu busuknya setelah tiga hari terendam," katanya.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau masih satu hari, kita masih bisa coba antisipasi dengan berbagai macam treatment yang dilakukan," pungkasnya.
Seperti diketahui, banjir ini terjadi akibat curah hujan ekstrem yang terjadi pada Selasa lalu, menyebabkan meluapnya sungai di wilayah tersebut.
Sebagai informasi, banjir tersebut mengakibatkan sebanyak 20 ribu lebih rumah di 9 kecamatan dan jalur Pantura Cirebon terendam, serta otoritas setempat mencatat yang awalnya hanya ada 1 korban, kini ada 2 warga dilaporkan meninggal.
Adapun wilayah yang terdampak banjir, yakni meliputi Kecamatan Waled, Pasaleman, Pangenan, Gebang, Karangwareng, Babakan, Ciledug dan Pabedilan, serta yang terbaru dilaporkan adalah Kecamatan Losari.(*)