Ketua MPR Sarankan Bandara Kertajati Lebih Dimaksimalkan Jadi 'Bengkel' Pesawat

Konten Media Partner
3 Desember 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo saat melakukan kunjungan kerja dan bertemu managemen BIJB Kertajati pada Kamis (2/12/2021). FOTO: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo saat melakukan kunjungan kerja dan bertemu managemen BIJB Kertajati pada Kamis (2/12/2021). FOTO: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Majalengka - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo optimistis Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, bakal ramai tahun depan.
ADVERTISEMENT
Sejak diresmikan, keberadaan BIJB atau dikenal juga Bandara Kertajati seperti mati suri karena penerbangan komersial di Bandara Kertajati tergolong sepi.
Keyakinan Bambang muncul dengan hadirnya fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) yang akan melengkapi fungsi dan layanan Bandara Kertajati.
Selain itu, kata Bambang, BIJB yang akan dikembangkan sebagai bandara khusus haji dan umrah juga sebagai Pusat Logistik Nasional, jadi alasan dirinya optimistis kebangkitan Bandara Kertajati.
Hal itu disampaikan ketua MPR RI yang akrab disapa Bamsoet itu, saat melakukan kunjungan kerja dan bertemu managemen BIJB Kertajati, pada Kamis (2/12/2021) kemarin.
"Data Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat mencatat 46 persen dari pesawat Indonesia masih melakukan MRO di luar negeri. Ini menunjukkan pasar kesempatan untuk mengembangkan fasilitas MRO sangat terbuka,"ujar Bamsoet dalam keterangan yang diterima, Jumat (3/12/2021).
ADVERTISEMENT
"Daripada pihak asing yang menikmati, lebih bagus BIJB dikembangkan sebagai pusat MRO Indonesia. Sehingga maskapai tidak perlu lagi melakukan MRO di luar negeri," sambungnya.
Bamsoet menjelaskan, BIJB tinggal membenahi dan menambah beberapa infrastruktur, antara lain membangun 10 hanggar, dengan 20 slot pesawat berbadan lebar, 16 slot pesawat berbadan sempit.
Pembangunannya bisa memanfaatkan lahan 84,2 Ha yang berada dalam kawasan BIJB. Terlebih kawasan bandara masih luas, dari total lahan 1.800 hektare, masih ada 700 hektare yang belum dimanfaatkan.
"Investasi yang diperlukan mencapai Rp 2,5 triliun, dengan payback period diperkirakan mencapai 11,1 tahun. Relatif tidak terlalu tinggi untuk ukuran bisnis MRO. Tidak hanya dimanfaatkan oleh maskapai, MRO di BIJB juga bisa dimanfaatkan untuk merawat pesawat dan helikopter milik TNI dan Polri," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Bamsoet juga meyakini akan banyak investor yang tertarik. Mengingat berdasarkan kajian Kementerian Perindustrian, memproyeksikan potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) di Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 1,95 miliar Euro, naik signifikan dibanding tahun 2016 sebesar 857,95 juta Euro.
Hal itu seiring upaya pemerintah yang memacu pengembangan industri jasa penerbangan dalam negeri sejak tahun 2000 sehingga kinerjanya tumbuh dalam satu dekade terakhir.
"Apalagi industri MRO kita semakin kompetitif. Saat ini sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, antara lain airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance," pungkasnya. ***