Kisah Tukang Pijat asal Cirebon yang Naik Haji Usai Menabung 13 Tahun

Konten Media Partner
21 Juli 2019 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atun Jaratun (55) warga Dukuh Semar, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon bisa berangkat untuk beribadah haji berkat ketekunannya mengumpulkan pundi-pundi uang dari hasil kerja kerasnya menjadi tukang pijat keliling. (Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Atun Jaratun (55) warga Dukuh Semar, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon bisa berangkat untuk beribadah haji berkat ketekunannya mengumpulkan pundi-pundi uang dari hasil kerja kerasnya menjadi tukang pijat keliling. (Juan)
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Cirebon, - Jika niat atau keinginan mendapatkan sesuatu namun tidak memiliki usaha untuk meraihnya, maka akan sia-sia. Itu dibuktikan oleh Atun Jaratun (55 tahun), seorang tukang pijat asal Cirebon yang merealisasikan impiannya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci setelah 13 tahun menabung.
ADVERTISEMENT
Warga Dukuh Semar, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon ini bisa berangkat haji berkat ketekunannya mengumpulkan pundi-pundi uang dari hasil kerja kerasnya menjadi tukang pijat keliling. Atun mengaku, uang yang digunakan untuk ongkos naik haji sudah dikumpulkannya sejak 2005 lalu.
Atun yang bekerja sebagai tukang pijat keliling sejak 1978 ini, sudah daftar haji dari tahun 2012, dan dijadwalkan akan berangkat ke Tanah Suci dari kloter kedua pada Minggu (28/7).
Ia mengatakan, sebagai tukang pijat, Atun melayani pijat urut, pijat capek, pijat anak, pijat keseleo hingga pijat lulur, dengan tekun demi mengumpulkan uang untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. “Alhamdulillah, uang hasil memijat bisa untuk berangkat haji,” katanya saat ditemui Ciremaitoday, Minggu (21/7).
ADVERTISEMENT
Ia merasa senang, persiapan untuk berangkat ke tanah suci pun sudah disiapkan dengan baik, mulai dari pakaian, makanan, obat-obatan, dan lainnya. “Saya sudah siap lahir dan batin mengikuti ibadah haji di Makkah,” ujarnya.
Atun menceritakan perjuangannya untuk pergi ke tanah suci tidaklah mudah. Misalnya saja dalam satu hari, ia bisa memijat hingga delapan orang dewasa. Bahkan setelah memijat, ia pun berjualan jajanan pasar khas Cirebon keliling kampung.
“Saya dapat keahlian pijat dari nenek. Kalau selesai memijat, jualan kue keliling pakai sepeda,” ungkapnya.
Kepala Kemenag Kota Cirebon, Moch Mulyadi, mengatakan Kota Cirebon masuk dalam kloter 74. Sementara untuk satu kloter terdiri dari 410 jemaah.
“Untuk Kota Cirebon sendiri saja ada 331 jemaah haji, jadi nanti dapat tambahan 70 jemaah haji dari Bekasi dan 2 dari Kabupaten Cirebon. Proses keberangkatan tidak ada masalah, semua berjalan dengan baik,” katanya. (*)
ADVERTISEMENT
Penulis : Juan
Editor : Tomi Indra Priyanto