Kronologi Bentrok Petani di Indramayu Akibat Lahan Tebu yang Tewaskan 2 Orang

Konten Media Partner
5 Oktober 2021 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Insiden berdarah antara dua kelompok petani tebu terjadi pada Senin (04/10/2021) di area kebun tebu PG Jatitujuh petak 112 wilayah desa Kerticala Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. (Erick)
zoom-in-whitePerbesar
Insiden berdarah antara dua kelompok petani tebu terjadi pada Senin (04/10/2021) di area kebun tebu PG Jatitujuh petak 112 wilayah desa Kerticala Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. (Erick)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Indramayu. - Insiden berdarah antara dua kelompok petani tebu terjadi pada Senin (04/10/2021) sekitar pukul sekitar pukul 11.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Saat itu, kelompok petani tebu asal Majalengka berada di area kebun tebu PG Jatitujuh petak 112 wilayah desa Kerticala Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. Lahan tebu tersebut dimanfaatkan oleh kelompok petani tebu asal Majalengka dengan pola kemitraan dengan pabrik gula (PG) Jatitujuh.
Namun, saat tengah berada di lokasi area lahan tebu, tiba-tiba kelompok petani tebu yang menjadi mitra PG Jatitujuh tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang yang diketahui berasal dari forum komunikasi Indramayu Selatan (F-Kamis).
Di lokasi tersebut, terjadi adu fisik diantara kedua kelompok. Petani tebu yang menjadi mitra PG Jatitujuh mengklaim bahwa lahan yang tengah digarap merupakan lahan yang sah yang dapat digunakan oleh mereka berdasarkan kesepakatan dengan PG Jatitujuh melalui pola kemitraan.
ADVERTISEMENT
Namun di pihak lain, F-Kamis menilai bahwa lahan tebu PG Jatitujuh ini dulunya adalah kawasan hutan yang dikelola oleh PT Perhutani. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, PG Jatitujuh selaku pemegang hak guna usaha (HGU) wajib memberikan lahan pengganti. Tetapi lahan pengganti itu tidak pernah diberikan sampai dengan habisnya masa HGU. F-Kamis juga meminta agar lahan tebu kembali dijadikan lahan hutan yang bisa digunakan masyarakat untuk kegiatan pertanian.

Sengketa Lahan Tebu

Akibat sengketa tersebut, terjadi insiden berdarah di lokasi lahan tebu. Bentrokan pun tidak dapat dihindari. Dua orang dari kelompok petani tebu yang menjadi mitra PG Jatitujuh yakni Yayat yang berstatus ketua BUMDES Jatiraga, Jatitujuh dan Suhenda berstatus Ketua Padepokan Awaliah, Jatitujuh tewas di lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
"Pas diserang kita semua berlarian. Jadi si bos (Yayat) lari pas diserang tuh, terus jatuh ke parit, nah pas kondisi tengkurap (jatuh) itu dilakukan pembacokan oleh massa. Luka-lukanya pada bagian kepala belakang sampai tempurung kepala dan luka-luka pada bagian wajah juga," jelas Yaya Sunarya, salah satu saksi. (Erick)