LGP, Koalisi Tiga Partai Hanya Alat Bargaining Reshuffle Kabinet

Konten Media Partner
14 Mei 2022 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan (LGP), Mochtar Mohamad.(Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan (LGP), Mochtar Mohamad.(Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Koalisi Tiga Partai Golkar, PPP dan PAN yang dinamai dengan Koalisi Indonesia Bersatu dinilai banyak pihak bukanlah Koalisi soal Pilpres 2024. Sebaliknya, Koalisi tersebut dicurigai hanya alat bargaining Politik di tengah menguatnya isu reshuffle Kabinet Pemerintahan Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Pertemuan Ketum Tiga Partai sengaja diekspose agar ada kesan sebagai langkah awal Koalisi 2024. Padahal patut kita curigai, bukan itu tujuan terbentuknya Koalisi ini," kata Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan (LGP), Mochtar Mohamad melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14 Mei 2022).
Ia menduga bahwa, Koalisi ini lebih cenderung memburu jabatan pada saat Jokowi jadi melakukan reshuffle kabinet.
"Bisa jadi nanti formasi baru reshuffle Kabinet ada penambahan nama dari Koalisi tersebut," kata dia.
Kecurigaan Mochtar bukan tanpa dasar, sebab tiga Partai tersebut tidak punya jagoan mumpuni untuk ditandingkan pada Pilpres.2024. Dari hasil survey terakhir yang dirilis Charta Politika misalnya, elektabilitas ketiga Ketua Umum Partai Koalisi Indonesia Bersatu rata-rata di bawah 1 persen.
ADVERTISEMENT
“Dengan fakta tersebut, Koalisi Tiga Partai bukanlah Koalisi yang dipersiapkan untuk Pilpres 2024,” ujarnya.
Bahkan ia tidak tanggung-tanggung memprediksi kalau Koalisi tersebut hanya akan bertahan seumur jagung bila tidak ada kandidat Capres dari Ketiga Partai tersebut yang memiliki magnit atau perekat Koalisi.
"Koalisi semacam ini berpeluang tidak tahan lama dan bisa bubar di tengah jalan," tuturnya.
Yang lebih riskan, Koalisi ini bisa saja tidak lolos mana kalau di bawa ke mekanisme partai masing-masing lantaran berpotensi memberikan dampak negatif pada parliamentary threshold Partai bersangkutan.
Bahkan Ketua-Ketua Umum masing-masing Partai berpotensi dilengserkan sebelum pemilu, jika langkah-langkah yang mereka ambil membahayakan Partai.
"Risikonya masing-masing Ketua Umum Partai yang berkoalisi bisa dilengserkan sebelum Pilpres 2024, karena bisa merugikan perolehan suara Partai," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga menyinggung bahwa, Koalisi Tiga Partai semata-mata gerbong kosong, sebab para pemilihnya cenderung memilih nama lain di luar Partainya. Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan misalnya, jadi salah figur digemari pemilih Tiga Partai tersebut.
Survey Charta Politika menyebut, 26,8 persen pemilih Golkar, 16,7 persen pemilih PAN DAN 12 persen pemilih PPP memilih Ganjar Pranowo. Sementara 24,1 pesen pemilih Golkar, 38,9 persen pemilih PAN, 24,0 persen pemilih PPP memilih menjatuhkan pilihan politiknya ke Anies Baswedan.
"Kalau melihat data survei carta politika tanggal 10 sampai 17 April 2022, pereperensi pemilih Tiga Partai ini tergerus oleh dua kandidat capres Ganjar Pranowo dan Anis Baswedan," tandasnya.(Adv)